BAB 4

120 10 0
                                    

Masih 15 th

Tidakkkkkk
Aduh Cara kenapa jadi seperti ini?
Semesta, sudah pukul 5 sore, aku tertidur saat menonton tv tadi.
Bagaimana dengan Barra? Pasti dia akan marah. Sebaiknya aku harus cepat ke taman sekarang juga.

Mencari angkutan umum sulit sekali sih jam segini. Semua sudah penuh diisi dengan orang-orang yang baru pulang kerja. Kesal sekali rasanya, tapi aku tidak boleh menyerah. Ini demi Barra. Baik sepertinya aku harus lari saja.
**
"Barra?? Barra, apa kamu masih disini?"
"Baraa aku mohon jawab!"
"Barra maaf aku tertidur,hanya telat satu jam Barra."

Aku kecewa, aku menyesal kenapa aku harus tidur sih,kenapa? Barra jadi pergi kan?
Ah bodoh sekali aku ini.
Aku tidak bisa apa-apa lagi kecuali diam, duduk di taman tempat dimana Barra duduk waktu itu.

"Baik, aku akan menunggu Barra, pasti dia akan kesini dia akan kembali."

Jam tidak aku pakai, Handphone? tidak aku bawa. Bagaimana aku bisa melihat jam? Di taman sudah tidak ada lagi manusia penghuni bumi ini. Tapi tidak apa-apa pasti Barra akan menjemputku.

"Pulang sudah malam! tidak baik perempuan maghrib-maghrib di luar seperti ini."

Ya Tuhan.
Ternyata aku sempat tertidur di taman.

Barra kah itu? Iya pasti, tuhkan Barra pasti menjemputku.
"Iya Barra, aku disini nungguin kamu, kamu marah ya dengan ku?", setelah aku melihatnya.

"Nama ku Aldi bukan Barra."

Tidakkk...Ternyata bukan Barra sepertinya Barra benar-benar marah, aku sudah membuat nya kecewa.

"Maaf Aldi aku salah orang, aku kira kamu laki-laki yang aku tunggu."
"Tidak apa-apa mari aku antar kamu pulang, sepertinya kamu tidak bawa kendaraan."
"Tidak usah, rumah ku tidak terlalu jauh dari sini kok."
"Mau jauh atau dekat sekalipun mari aku antar, jangan takut aku orang baik."

Yasudah,mau menolak bagaimana lagi bukan? dia langsung menyuruh ku masuk ke mobil hitam nya itu. Sebenarnya aku takut di culik tapi yasudahlah kalau dia menculik aku nanti aku bakal ingat selalu wajahnya. Dan aku akan segera lapor polisi.

"Setelah ini belok kiri ya, sebentar lagi sampai."
"Yang warna biru itu bukan?"
"Iya benar."

"Terimakasih ya maaf merepotkan."
"Sama-sama, oiya nama kamu siapa?"
"Aku Caramel, aku masuk dulu ya."

Lelah sekali hari ini rasanya. Padahal aku tidak bekerja, yang sangat lelah itu sebenarnya hatiku. Semesta...
Bagaimana dengan Barra? Pasti dia marah. Itu pasti, tapi aku sama sekali tidak merencanakan hal ini bukan? dan sama sekali tidak menginginkan nya terjadi.

"Caraa, sudah ibu bilang pulang itu jangan saat maghrib seperti ini."
"Maaf bu Cara tidak ulangin lagi deh."
"Yasudah, kamu mending maghriban dulu, lalu kamu makan malam ya."

Hanya makan beberapa suap nasi saja aku malam ini. Tidak ada nafsu sama sekali. Hanya memikirkan Barra dan Barra, lagi dan lagi.
Malam ini berbeda dari malam yang sebelumnya. Malam ini benar-benar malam yang tidak aku inginkan. Kenapa tiba-tiba air mata itu jatuh, apa yang Cara rasakan saat ini?

Tuhan,
Jika saja aku tahu dimana tempat Barra berada, aku pasti menghampirinya saat ini juga.
Aku mau Barra.
Aku belum sempat menanyakan soal buku ini. Kenapa dia selalu datang dengan tiba-tiba? kenapa juga saat kami sudah janjian dia tidak menungguku? padahal aku hanya telat 1 jam. Lagi-lagi aku belum bisa menyelesaikan misteri ini. Dia lebih pantas di panggil pria misterius, iya ini sungguh.

**
Siang ini aku akan reunian dengan teman-teman SMP ku, semenjak selesai UN kami jarang bertemu. Iya pastinya sangat rindu dengan mereka kan? Tapi aku belum sempat cerita soal Barra dengan mereka. Apa aku harus cerita ya? Nanti deh kalau ada waktu untuk cerita pasti akan aku ceritakan.

Apa? Menceritakan seorang laki-laki?

Sejak kapan Caramel Liora suka menceritakan laki-laki? Sejak dulu dia pernah gagal dalam urusan cinta dengan laki-laki yang bisa dibilang brengsek dia tidak mau membahas laki-laki. Sudah, hapus cerita itu! Cara tidak mau lagi mengungkitnya.
Tapi ini benar, aku ingin menceritakan soal Barra, iya akan aku ceritakan.

Siang-siang begini kok tidak ada angkot lewat? atau bus gitu disini? lelah sekali menunggu,sudahlah panas. Tempat untuk reuni an pun lumayan jauh dari rumah. Mana sanggup untuk berjalan.

"Caramel.."
"Eh hai."
"Caramel mau kemana?"
"Sudah jangan panggil aku caramel,panggil saja Cara,aku tidak terbiasa."
"Oh begitu baik."

Iya dia Aldi,laki-laki yang membangunkan aku di taman kemarin,saat aku menunggu Barra,lelaki yang sedikit memiliki badan berisi,tinggi,putih dan gayanya lumayan berpenampilan.

"Aku mau reunian sama teman SMP."
"Yasudah aku antar ajaa."
"Tidak usah,aku tidak mau merepotkan mu."
"Sudah cepat masuk dari pada telat nanti teman kamu marah lagi."

Yasudahdeh,tanpa basa-basi lagi aku segera masuk,walaupun tidak enak si akan merepotkannya lagi.
Ternyata Aldi lelaki yang baik,tidak sombong,dan mungkin penyabar,prasangka ku terhadap dia kemarin salah.

"Cara kelas berapa?"
"Baru aja lulus SMP.Kalo kamu?"
"Aku sudah kelas 2 SMA."
"Haa?maaf ya kak,Caraa tidak tahu."
"Minta maaf karena apa?karena memanggilku dengan nama aja?dan tidak dengan kakak?"
"Iya."
"Tidak apa-apa anggap saja aku ini teman sebaya mu,kan biar kita makin akrab juga."
"Ohh gitu ya."
"Udah berhenti disini aja tuh cafe nya yang di depan itu."
"Yasudah hati-hati turusn nya."
"Makasih ya kak,eh Aldi maksudnya."

Karena sudah tidak sabar bertemu dengan teman-teman ku yang super berisiki,aku menyegerakan langkahku menuju cafe itu.

"Carraamellooowwwww yaaampun dateng jugaaa."sambut Via karena sangking kangennya hehe.
"Carameloooooo,makin cantik aja sihh,tapi kenapa lo masi jomblo?",Ketusnya Bella.
"Cara,,gue kangen bangett baru beberapa minggu padahal."Mila pun tak mau kalah.

"Shuttt sudah-sudah yuk kita ngobrol disana aja malu diliatin orang."

"Jadi lo beneran masi jomblo car?"
"Yaiyalaa belum mau buat pacaran gitu,tapi aku ingin menceritakan tentang satu laki-laki nih."
"Whatttttt...???????",mila kaget sepertinya.
"Jadi gini........"
**
"Sumpah demi apapun sweet bangetttttt Car."
"Sweet apanya sih,udah deh,aku bingung tau samaa semuanya."
"Eh mending kita pulang udah jam 5 entar kesorean lagi."
"Yaudadeh kapan-kapan lagi kita ceritaa."

Sore ini sulit sekali mencari angkutan umum.Semua nya sudah penuh terisi orang yang baru pulang kerja.Yasudah deh aku pulang jalan kaki saja.

"Ternyata perempuan ini yang hobby nya tidur."
"Barraa?kamu kok disini?"
"Ini kan jalanan umum."
"Hmm."
"Canggung sekali sih."
"Siapa?"
"Itu mobil nya canggung sekali ingin menerobos lampu lalulintas."
"Ohh gitu,Barra soal buku itu?"
"Sekarang sudah tidak kesal lagi bukan?"
"Hehe iya aku senang sekali malah,aku minta maaf kemarin aku.."
"Sshuut,sudah tidak apa-apa."

Tidak lama pun sampai dirumah ku,tidak terasa jika jalan kaki bersama Barra bahkan aku ingin sekali berlama-lama.

"Sudah sampai aku pulang dulu ya."
"Makasi ya Bar."

Aku bergegas masuk ke dalam rumah sangat bersemangat nya aku sore ini dan....
****

"Aduh pusing sekali."
"Akhirnya bangun juga,kamu itu teledor sekali sih."
"Carra kenapa buk?"
"Kamu baru saja pulang,lari-lari,menabrak tembok dan tidar sadar lagi."
"Apaa?yaampun."

Karena Barra kah aku seperti ini?ini sudah gila.Sejak kapan aku di buat terbang ke angkasa seperti ini?sejak ketemu Barra saja bukan?.
Oh tidak aku sudah terjebak di ruangan ini.
Kenapa semua tentang Barra.
Tapi aku tidak pernah bosan mendengar namanya.

Sangat pusing kepala ini,lebih  aik aku istirahat saja,semoga fikiran ku sedikit sembuh.
***

BarraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang