Bab10

50 5 0
                                    

18th.

Terkadang apa yang kita harapkan tidak bisa kita dapatkan. Bukan karena kita gagal, pada dasarnya kita memang tidak pantas.

Bisa di simpulkan hidup ku rasanya hambar. Malah lebih tepatnya sih tidak ada rasanya sama sekali.
Apalagi memikirkan isi paperbag milik Seli. Tidak tau kenapa dari awal fikiran ku selalu saja tertuju padanya.

Semesta,
Aku sedang tidak ingin bermain teka-teki. Apalagi soalnya sesulit ini. Sangat sulit bahkan melebihi soal-soal ulangan harian ku.
Kenapa harus serumit ini sih? sebenarnya cinta itu salah atau tidak? kata Eyang, cinta itu memang telah ada muncul dihati seseorang. Tapi kenapa untukku berbeda?Salahkah aku mencintai seseorang Tuhan?
**

Kring...kring....kring..

Tepat pukul 7.15 bel masuk di bunyikan. Semua murid pun bergegas menuju kelas, termasuk aku dan Fifi. Tidak lama di susul oleh guru Bahasa Indonesia, Bu Dewi. Ia baru saja datang lalu memberi tahu kami bahwa kelas ini akan kedatangan murid baru.

Tidak di sangka lagi, memang benar Seli lah sebagai murid baru nya, namun dia tidak sendiri. Nyatanya dia bersama laki-laki yang memakai kacamata dan lebih tinggi darinya. Kelihatan nya dia juga murid di kelas ini. Setelah sedikit berbincang dengan Bu Dewi mereka pun memperkenalkan diri.

Seli? Aku sih sudah mengetahuinya, lagi-lagi membuat ku bingung dan terus bertanya soal isi paperbag miliknya. Beruntung sekali aku satu kelas dan segera bertemu dengannya. Aku sudah tidak sabar lagi mendengar penjelasan mengenai paperbag nya itu.

Farhan, nama lelaki berkacamata itu. Kelihatan lugu namun memasang muka sok-sok an. Sedikit ilfeel melihat sikap aneh nya itu.
Sialnya Farhan duduk di depan ku.

"Farhan Aditya", bersamaan dengan mengulurkan tangan nya untuk berkenalan.

Aku sempat terdiam dan sedikit merasa aneh kepada pria berkacamata ini.

"Carramel Liora", aku tidak menyambut tangan nya itu. Bukan bermaksud sombong, namun dari raut wajah nya dia terlihat belagu.
"Sombong amat lo."

Malas sekali rasanya meladeni pria nyelebin seperti dia. Terserah saja deh mau bilang apa, mau ngapain aja yang penting seneng.
**

Aku segera menghampiri Seli, saat istirahat seperti ini dari pada aku ke kantin lebih baik aku menyakan soal isi paperbag nya itu.

"Seli, aku ingin berbicara sebentar, boleh?"
"Ada apa Car?"

Aku langsung saja memberi paperbag miliknya itu.

"Ohh yaampun maaf ya car aku ngerepotin, aku lupa ada barang yang aku titipin ke kamu."
"Tidak apa-apa, kalau boleh tau penting tidak isi nya?"
"Penting banget dong Car, ini pemberian dari pangeran ku hehe."

Pangeran?

"Oh pacar kamu ya."
"Pokoknya orang special Car, yaudah aku mau ke kantin dulu ya."

Mendengar jawaban dari sosok wanita tadi, terasa muncul bom yang meledak sangat kuat. Tidak salah lagi, dia Seli yang dimaksud Barra.

Semesta, apa benar teka-teki selama ini akan terjawab? Jujur saja sudah mulai resah untuk menerima akhir dari permainan ini.
Permainan? benarkah ini permainan yang tidak akan pernah ada orang yang
menginginkannya.

BarraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang