BAB 9

88 6 0
                                    

18th.

Hari yang terus bergantian tidak menunjukkan dimana Barra berada. Setiap detik yang berlalu, aku selalu berdoa kepada Tuhan, agar bisa bertemu kembali dengan Barra. Walaupun aku sadar, itu sulit untuk terjadi.

Terkadang ada sedikit rasa lelah, aku ingin saja menyerah untuk tidak mencari dan memikirkan Barra. Tetapi aku ingat pesan ibuku, kita tidak boleh menyerah, mau sesulit apapun masalah itu.

Aku tidak bisa lagi berkata-kata mengenai Barra, karena jika aku menceritakan semua keluh kesah ku, kalian akan berfikiran kalau Barra adalah penjahat. Tidak, aku tidak ingin kalian berfikir seperti itu.

Barra adalah laki-laki yang belum aku ketahui sifat nya, yang belum bisa aku simpulkan satu persatu jati dirinya. Walaupun aku sadar aku sudah beberapa kali sering bersama nya.

Long time no see

Saat ini aku sudah berumur 18 th. Sudah berulang tahun beberapa kali setelah Barra pergi. Ucapan selamat ulang tahun saja tidak ada aku dengar dari nya, apalagi kejutan itu. Berbeda dari ulang tahun ku waktu itu, yang sangat di rancang special oleh Barra. Tidak tau kenapa rasanya ingin sekali Barra hadir lagi disini.

Sudah lama menunggu Barra pulang. Barra, aku tidak akan menuntut kamu untuk jatuh cinta dengan ku. Tidak Bar, tidak akan pernah.
Tapi kamu harus kembali, bukan menghilang seperti ini.

Mungkin, Seli adalah wanita special dihidup nya. Tapi aku ingin tau, siapa dia? aku ingin Barra bercerita banyak hal. Bukan diam, lalu pergi.
**

Saat ini aku sudah duduk di bangku SMA Negeri 5 Surabaya, tepatnya aku sudah kelas 12 dan aku akan lulus tahun ini.
Aku tidak tau, Barra lanjut di SMA mana.
Pasti kalian sedikit bingung kenapa tiba-tiba aku sudah berada di Surabaya, kota kelahiran ku.

Jujur saja, awal mula aku berfikir ingin ke Surabaya adalah untuk mengatur pola fikir ku yang semakin hari semakin buruk. Aku ingin istirahat dahulu. Karena itu aku memutuskan untuk pindah ke Surabaya tetapi tidak bersama orang tua ku. Aku tinggal bersama Eyang.

Sekolah baru ku di Surabaya ini berbeda sekali dengan sekolah ku di Batam dulu. Aku memiliki 3 orang sahabat yang tau betul bagaimana seorang Carra itu. Tetapi mereka pasti paham betul kenapa aku memutuskan untuk pindah.

Dan sekarang di Surabaya aku hanya memiliki seorang teman yang bernama Fifi. Dia tidak kalah jauh dengan 3 sahabat ku di Batam. Dia juga sekarang sudah menjadi tempat bercerita nya seorang Carra.
**

Kringg,,,Kring,,,

"Car kamu balik sama siapa?"
"Aku jalan sendiri aja gapapa kok Fi, soalnya aku ingin membeli sesuatu."
"Okey hati-hati Car."

Sebenarnya aku sedang ingin mencari orang yang menjual bunga origami. Ada tidak ya?karena dulu ketika ulang tahun yang sangat special itu Barra memberikan bunga origami yang berbeda dari yang pernah aku lihat. Bunga nya sangat cantik, aku saja tidak bisa membuatnya.

Jarak sekolah dari rumah Eyang lumayan jauh, menghabiskan waktu yang lama juga jika aku berjalan. Tetapi tidak apa-apa aku ingin mencari suasana baru saja.

Bruk...!!

"Maaf, maaf banget aku gak lihat ada kamu."
"Iya tidak apa-apa."

Sebenarnya aku yang harus minta maaf, karena beberapa barang yang di bawa wanita itu berantakan karena aku yang jalan sambil melamun.

"Aku Seli", sambil mengulurkan tangan nya untuk berkenalan.
"Aku Caramel panggil saja Carra."

Seli? mengingat kembali nama itu.
Apa ini Seli yang di maksud Barra? haha ya tidak lah, pasti tidak karena Seli itukan orang Bandung, kan Barra sendiri yang mengatakan kalau dia ingin ke Bandung dan untuk bertemu Seli.

"Oiya Car, aku mau nanya itu dimana ya SMA 5 Surabaya aku udah keliling tapi gak jumpa."

Hm, iya dia bukan orang Bandung dari cara berbicara nya saja sudah tidak ada unsur Bandung nya.

"Car halooo.."
"Eh maaf-maaf Sel iya kenapa tadi?."

Kan aku melamun lagi sampai tidak sadar Seli sedang mengajak ku berbicara.

"Iya Car SMA 5 Surabaya dimanaya? katanya di daerah sini."
"Ohh, iya-iya setelah ini kamu kan lurus lalu belok ke kiri nanti pasti kamu temui sekolahnya."
"Makasih ya kamu baik banget, aku boleh gak nitip ini ke kamu."

Tiba-tiba saja Seli menitipkan sebuah paperbag yang aku tidak tau apa isinya.

"Ini apa? tapi aku ingin pergi Sel."
"Yauda gak apa-apa nanti kan kita juga ketemu lagi, kamu bawa aja itu soalnya aku udah bawa barang yang banyak dan ribet kalo aku bawa semuanya. Aku titip ya Car bye."

Belum sempat aku berbicara, Seli sudah meninggalkan aku saja.

Yasudah lah aku sebaiknya pulang, lagian ini isi paperbag nya apaya aku jadi penasaran. Sebegitu tidak pentingnya ya sampai dia titipkan ke orang yang baru dia kenal.

**

20.00

Eyang selalu membuat kan ku teh hangat jam segini, karena di daerah rumah Eyang ini udaranya sangat sejuk. Beda dengan di Batam, sudah lah panas, banyak polusi. Tapi di Batam aku menemukan Barra. Mendapat beberapa kebahagiaan yang pasti semua wanita inginkan. Hm, sudah-sudah jangan Barra lagi.

"Rara habisin teh nya setelah itu kamu tidur."
"Iya Eyang ku sayang."

Iya Rara, nama panggilan kesayangan ku dari Eyang hehe. Eyang memang ada-ada saja. Dia tidak mau kalah gaul sama cucu nya.

Brukhh!!......

"Ha? yaampun berantakan deh."

Aku tidak sengaja menyenggol paperbag milik Seli tadi dan saat isi nya keluar yang aku lihat adalah beraneka macam warna bunga origami.

Iya ini bunga origami seperti milik Barra, iya tidak salah lagi bentuk nya persis tidak ada yang lebih dan kurang. Tapi kenapa bisa? lalu Seli tadi?

Semesta, aku ingin sekali cepat-cepat mengetahui sebenarnya apa yang akan terjadi. Aku tidak ingin mendahului namun tidak ada salah nya bukan? aku ingin tau dan benar-benar tau.

BarraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang