LM 5

194 11 0
                                    

.

   

.

   

.

  
.

  

  

"Bi ini yang dimasukin apa dulu" kata adel yang kewalahan dengan kegiatannya

Bi maryam melihat nyonya kerepotan hanya geleng-geleng "biar saya yang kerjakan nyonya" saran bi maryam

Dengan cepat adel menggelengkan kepalanya "tidak bi, cukup ajarkan aku saja" katanya menolak

Bi maryam tersenyum "baiklah nyonya, pertama masukan bumbu-bumbu ini kedalam air panas itu , habis itu masukan sayurannya dan sudah itu masukan gula aren dan asamnya 5 sendok" kata bi marya menjelaskan cara masak sayur asam kesukaan alvin

Adel mangut-mangut "baiklah bi" kata adel dan drngan cekatan dia mengerjakan dan melakuka arahan dari bi maryam

"Awww" adel meringis karena tangannya terciprat air panas

Bi maryam dan art panik mendengar adel menringis kesakitan "ya ampun nyonya, sini nyonya disiram air agar lukaya tidak makin parah

Adel mengikuti perintahnya artnya "aww, pelan pelan bi" katanya

"Ini salepnya bi" kata artnya seraya memberikan salep ke bi maryam dan mengoleskan ke tangan adel.

Sudah 2 jam adel bergelut dengan masakan malam yang dia buat khusus untuk alvin yang kata bi maryam alvin biasanya akan makan rumah disaat malam sabtu dan senin, karena kalau malam minggu alvin biasanya kumpul dengan ketiga sahabatnya menghabiska waktu dibar kesukaannya.

"Finish" kata adel dengan mata berbinar-binar dengan hasil masakannya yang dia buatannya

Adel menata masakannya diatas meja makan dan bantu oleh artnya

Dia menatap jam dinding yang berada diruang makannya "masih ada waktu untuk mandi sebelum al datang" batin adel

Dikamar adel yang telah selesai mandi, kini tengah menatap wajahnya dicermin

"Masih cantik" pujinya menatap pantulan wajahnya dicermin dengan senyum mengembang menghiasi wajah cantiknya

Setelah puas memandangi wajahnya sendiri dia berjalan keluar dari kamarnya menuju kerumah tamu untuk menunggu suaminya pulang.

Tidak membutuhkan waktu yang lama suara mobil memasuki halaman rumah

Adel berdiri dari posisi duduknya, berjalan kearah pintu dan menyambut alvin yang sudah 2 minggu ini menjadi suaminya dan sudah menjadi kebiasaannya menunggu dan membukakkan pintu rumah untuk alvin

"Selamat malam" kata adel menyambut suaminya dengan senyum khasnya

Seperti hari-hari sebelumnya adel terus menelan pil pahit karena tetap alvin tidak menjawab ucapannya, janganka senyum menatap pun tidak

Adel tau kalau dia akan tetap menelan pil pahit tapi dia akan tetap melakukan itu karena dengan cara itu dia bisa melihat wajah alvin, cinta memang sakit , iya kan?

Adel mengikuti alvin dari belakang "mandilah aku akan menyiapkan makan malam" katanya dengan lembut

Tak ada jawaban, hanya suara decitan pintu terbuka dan Brakk , bantingan pintu yang menjawabnya

Adel terdiam karena kaget mendengar suara pintu itu, penolakan lagi dan lagi dia dapatkan dari sang suami

Hanya airmata yang bisa dia keluarkan sebagai tanda kalau dia sedih dengan sikap suaminya

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang