.
.
.
.
.
.
Malam ini seperti biasa, adel selalu menunggu suaminya pulang kerja, menunggunya diruang tamu, membukakan pintu, menyapanya dan menemani suaminya sampai didepan pintu kamarnya, walaupun tiap malam dia harus menelan pil pahit tapi dia tetap melakukan itu sampai dia sudah tidak mampu untuk mengerjakan itu
“selamat malam” sapanya kesuaminya yang sudah berjalan didepannya
Tetap tersenyum adalah hal yang selalu dia berikan kepadanya, tidak ada kesedihan disetiap pertanyaan yang tak dijawab
“stop melakukan hal yang tidak berguna ini” ucap seseorang yang begitu dingin menatap atau pun meliriknya
Adel tertenguk dengan ucapannya, perasaan sedih terasa begitu keras menghantamnya, rasa ditolak dan tak diinginkan masih terus dia ucapkan
“maaf, tapi setidaknya aku bisa melihatmu” kata adel jujur dengan melemparkan senyum
Jangan ditanya dia tersenyum untuk menutupi sakitnya
Alvin tidak menjawab lagi, dia terus berjalan menapakki satu persatu anak tangga
“dasar wanita bodoh”gumanya dalam hati
Brakk....
Suara bantingan pintu tetap menghiasi disetiap penyambutan adel
“apakah mencintai mu itu sampai sesulit ini dan menyakitkan begini” kata adel sedih, dan berjalan meninggalkan kamar suaminya
Dia menggempaskan badannya ditempat tidur, memejamkan matanya membiarkan airmatanya jatuh kepipi mulusnya, mengeluarkan setiap kesedihannya yang dia pendam selama ini
Kadang takdir memang sangat kejam, membiarkan kita merasakan sakit begitu dalam, membuat kita untuk terpuruk tapi setidaknya kita bisa merasakan mencintai walaupun cinta ini tak terbalaskan.
Drtt...drrtt...drtt..
Suara deringan ponselnya, membuatnya untuk membuka matanya dan mencari ponselnya berada
Menatap siapa yang memanggil membuatnya melukiskan sebuah senyum tipis, tanpa buang waktu adel langsung mengangkatnya
“hallo” sapa adel
“apa saya menganggu mu dengan suami mu?” tanyanya dari sana
Ada perasaan sakit disaat orang tersebut menanyakan mengenai suaminya
“ah nggak sama sekali, ada apa petter?” katanya jujur, memang dia tidak menggangu karena memang dia tidak bersama alvin
“saya kira kalian tengah menikmati rasanya jadi penganting baru” goda petter
“maksudnya” kata adel bingung
Dari seberang sana terdengar suara tawa “heii apa ada yang lucu” kata adel protes
“saya kira kamu tinggal lama diparis mengerti dengan kata itu tapi ternyata kamu sangat polos” kata petter
Adel ikut tertawa dengan ucapan petter, bukan karena tertawa dengan lucu sikap polosnya tapi menertawakan nasibnya “kamu baru tau ya, walaupun aku tinggal dinegara yang memiliki pergaulan bebas tapi aku tidak akan terjerumus dengan hal begitu, bisa mati aku dipenggal oleh daddy dan mommy” kata adel percaya diri
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me
RomancePerjuangan seorang yang berusaha mencairkan hati seseorang yang sedingin es tapi perjuangan itu tidaklah mudah, mesti ada hal yang dikorbankan dengan besar pula, sampai saat dimana perkataan membuatnya untuk mundur dan menyerah dengan semua yang tel...