gimana ya agar terkesan bawel? wkwkkw asli aku gak bisa :(
selamat menikmati yak, tenang ini belum klimaks, ibaratnya masih ancang-ancang lah
Thea memeluk erat tubuh Galang, sangat erat hingga Galang tak bisa bergerak sedikit pun. Galang pun sadar jantungnya sedang berdebar, "ini pasti karna suasananya saja, hatiku hanya milik dia, Liora"gumam Galang.
Yang ingin Galang lakukan sekarang adalah menenangkan diri agar detak jantungnya kembali normal, namun jauh yang diperkirakannya, ternyata Thea seusai melepas pelukannya, justru mencium Galang, mencium bibirnya, terus menciumnya membuat jantungnya semakin berdebar, sangat berdebar padahal dalam posisinya saat ini Galang hanya bisa terdiam atas apa yang diperlakukan oleh Thea padanya. Galang hanya mengingat gadis kasar dan cuek yang dikenalnya semalam bisa seagresif ini, Galang tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini. Melihat Thea memperlakukannya seperti itu, Galang sedikit menampakan senyumnya kemudian membalas apa yang dilakukan Thea selama ini. Mereka berciuman mesra, bukan hanya mesra, mereka terlihat liar dan terlihat begitu menikmati, dari cela kenikmatannya Galang sadar, semua yang mereka lakukan salah, Galang langsung menjauhkan diri dan menunduk
"apa yang kau lakukan Thea?"tanya Galang
"apa yang kau lakukan lang?"bukannya menjawab Thea melontarkan pertanyaan yang sama sesekali mengulum senyum, dia mendongakkan wajah Galang. Thea kemudian tertawa melihat wajah Galang.
Bagian atas bibirnya ada bercak darah yang terlihat menyebar hingga ujung hidungnya, Thea terus tertawa kemudian diikuti oleh Galang, ternyata Thea juga sama sepertinya, ada bercak darah yang menyebar. Kemudian Galang mengambil sapu tangan untuk membersihkan wajah Thea, begitu juga Thea, dia mengambil tisu dari sakunya untuk membersihkan wajah Galang. Mereka sama-sama melakukan hal yang sama dan berhenti diwaktu yang sama. Mereka terdiam sesaat kemudian Galang kembali menghapus darah yang kembali mengalir dari hidung Thea, kali ini tidak dengan sapu tangan melainkan menggunakan tangan kosongnya
"kau mimisan Thea"kata Galang, tiba-tiba saja dia memejamkan matanya kuat
"RUMAH SAKIT"lanjut Galang dengan menekankan kalimat 'rumah sakit' seolah sesuatu seperti akan terjadi, setelah itu Galang kembali membuka matanya
"apa maksudmu? Jangan bicara sembarangan, aku tidak suka dibaca"timpal Thea tak terima lalu pergi meninggalkan Galang
"apa yang kulihat itu salah?"gumam Galang, dia kembali menenguk cokelat yang tak hangat itu lagi, dilihatnya anak tangga namun tak terdengar suara langkah kaki dari atas sana, Galang berbalik lagi menatap derasnya hujan dari balik kaca besar yang letaknya mendiantarakan pintu bercat putih, cukup lama Galang berdiam diri rasanya Thea tak akan kembali
"apa sebaiknya aku pergi"gumam Galang, tidak berpikir panjang, Galang beranjak pergi tanpa meninggalkan sedikit jejak pun.
Ditengah lebatnya hujan, Galang terus berjalan diiringi petir yang bersahutan, dia tak lagi peduli dengan cara jalannya yang tak normal, pastinya dia harus segera sampai dirumah sebelum petir menyambar dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Devil: Selir yang Terluka
General Fictionapa menyakitiku adalah pekerjaan terbaikmu? hingga kau lupa rasanya tersakiti? baiklah, jika memang seperti itu, sakiti saja aku!