Hurt Me - 11

292 24 5
                                    

part ini ada 911 kata, lumayankan panjang?

"perkenalkan nama saya Liora Joana Poland, saya disini berjabat sebagai sekretaris bapak"ucap gadis itu lantang, senyum lebar pun sengaja gadis itu tunjukan.

Dengan berat hati Galang meraih tangan itu, dilihatnya mata cokelat milik Liora

"Galang Pratama Harun"jawabnya singkat, lalu berusaha melepas tangan Liora yang memegangnya erat

"senang berkenalan dengan anda, semoga anda senang dengan hasil kerja saya"ujar Liora santai tanpa berniat melepaskan tangan Galang, padahal sudah terlihat jelas Galang enggan berlama-lama bersalaman dengannya, jika bukan karna kehadiran ayahnya Galang mungkin sudah menghempaskan tangan kotor itu jauh-jauh.

"ehm... lama amat"sindir Puguh yang terdengar menggoda

Dengan cekatan, Galang melepas tangan gadis itu, dia berjalan selangkah, tepat berada disamping Liora, Galang memberikan tatapan dingin. Namun dibalas acuh tak acuh oleh gadis itu.

Galang menghela nafas berat, ini bencana untuknya.

.

Sinar matahari menyeruak masuk membangunkan tidur Thea yang terasa singkat, gadis itu hanya tidur 3 jam setelah menangis semalaman, karna kegalauannya itu dia merasa malas sekali untuk bangun, padahal pagi ini dia berniat mencari pekerjaan, sekaligus membuka lembaran baru, tidak ada kata patah hati lagi, itu sangat menjijikan baginya.

Semoga saja dia dapat menemukan pekerjaan yang layak, sudah setahun wisuda masa masih menjadi pengangguran, apa kata orang nanti? Ayahnya saja pengusaha sukses, kalau anaknya menjadi seorang pengangguran yang malu dirinya sendiri.

Jangan tanya kenapa Thea tak ingin bekerja dikantor ayahnya, gadis itu cukup berbeda, bekerja diperusahaan ayahnya menurutnya kurang main stream, ya Thea ingin sesuatu yang menantang.

Thea melirik jam waker diatas nakas

"masih jam 8, tidur lagi"gumam Thea sendiri, kembali dia memejamkan mata, seakan lupa dengan niat awalnya.

.

Dering ponsel Thea terlantun dipenjuru ruangan kamar serba putih miliknya, ya sebuah panggilan dari seseorang, namun yang mendapat panggilan itu tak kunjung mengangkat ponselnya. Thea, gadis itu tertidur cukup nyenyak setelah tadi terbangun dan kembali tidur, padahal ponselnya berulang-ulang kali berdering, ntah untuk keberapa kalinya lagu Ed Sheeran - Shape Of You mengalun indah menemaninya yang tak kunjung bangun, namun setelah itu terdengar ketukan demi ketukan dari luar kamar yang sepertinya mampu membuat Thea tersadar dari alam mimpi, benar saja gadis itu akan mengutuk siapa pun yang sudah mengacaukan tidur indahnya, ya gadis itu pasti akan mengutuknya, dengan langkah terburu-buru Thea menuruni tempat tidurnya, sangat terburu-buru hingga tanpa sadar selimut yang membaluti hangat tubuhnya kini menjadi salah satu objek menyebalkan karna sudah membuatnya jatuh hingga teriak kesakitan. Pekikan Thea tertahan ketika dilihatnya knop pintu kamarnya dibuka oleh seseorang dari luar, yang lebih mengagetkan lagi, orang yang sedari tadi hadir dimimpinya kini sudah berada dihadapannya, terlihat raut khawatir dari seseorang itu.

"kau? Kau tidak apa-apa? Ceroboh sekali kau ini?"tanya orang itu sembari mengecek keadaan tubuh Thea

"aku tidak apa-apa, Ga-Galang kenapa kau ada disini?"tanya Thea tak percaya sekaligus bingung melihat penampilan Galang begitu formal, berbeda dengan biasanya.

.

Galang sejak jam istirahat tiba, dia memilih untuk segera keluar kantor, bagaimana pun masa lalunya itu masih menghantui sebagian hatinya, dia tidak ingin terjebak oleh wanita itu lagi, tidak ingin dan sampai kapanpun tidak akan. Karna itulah, jalan terbaik adalah meninggalkan bekal dari gadis itu dan meletakannya diatas meja kerjanya lalu memilih keluar mencari makanan sendiri. Diperjalanan pikiran Galang terus saja tertuju pada Thea, gadis yang semalaman membuat Galang tak bisa tidur barang semenit pun, gadis itu pasti belum makan, pikir Galang.

Maka dari itu dia membungkus 2 makanan favoritnya, 1 untuknya dan 1 lagi untuk gadis itu, Thea.

Setelah sampai dikediaman rumah Thea, Galang melihat sekeliling, sepi. Rumah itu memang selalu sepi, jadi tidak perlu heran.

Langkah awal yang Galang lakukan adalah menelpon gadis itu, sekedar untuk mengganggu gadis itu saja. Namun bukannya membuat kesal Thea justru Galang yang merasa kesal, bagaimana tidak, gadis yang ditelpon tak kunjung mengangkat panggilannya.

Dengan sangat terpaksa Galang masuk dan pergi menuju kamar Thea, bukannya lancang tapi jika situasinya seperti ini semua orang akan melakukan hal yang sama, berpikiran bahwa gadis itu akan bunuh diri setelah dibuat patah hati, ternyata cerita dari Nayla menjadi trauma tersendiri bagi Galang.

Setelah cukup lama mengetuk pintu, tak sengaja Galang mendengar pekikan seseorang dari dalam, suara itu sangat familiar, ya Galang tau itu pasti Thea, dengan segera Galang meraih knop pintu, dibukanya perlahan kemudian terlihatlah sosok gadis dengan tubuh tinggi berbalut selimut terjungkal dari atas kasur, wajah gadis itu terlihat begitu konyol, Galang sendiri sampai harus menahan tawanya sembari mendekati gadis itu dengan menampilkan raut wajah khawatirnya

"kau? Kau tidak apa-apa? Ceroboh sekali kau ini?"tanya Galang sembari mengecek keadaan tubuh Thea

"aku tidak apa-apa, Ga-Galang kenapa kau ada disini?"tanya Thea tak percaya sekaligus bingung melihat penampilan Galang begitu formal, berbeda dengan biasanya.

Tanpa menjawab, Galang meraih tubuh Thea, memapahnya dan menduduki gadis itu diatas ranjang empuk.

"kau lancang sekali masuk kekamarku"

"aku sudah menelponmu tapi kau sama sekali tak mengangkatnya, aku khawatir Thea"

Mendengar pengakuan Galang, Thea langsung terkekeh"kau menelponku? Kapan?"tanya Thea.

Galang mengernyit heran"kapan?"lalu berbalik tanya seakan-akan menuntut jawaban dari Thea.

Thea memasang wajah datar, namun tak lama dia meraih ponsel yang terletak diatas nakas disamping tempat tidur, untung ponsel itu terletak dekat dengan jarak dia berada jadi Thea tak perlu berdiri untuk meraih ponsel itu karna kakinya terkilir saat jatuh tadi.

Mata Thea terbelalak setelah menatap layar ponselnya.

"APA??? 33 panggilan tak terjawab"ucap Thea nyaring

"33 panggilan dan kau masih mengatakan aku tidak menelponmu?"

"maaf, tadi aku tidur"lanjut Thea

"jam 12 siang"Galang melirik jam tangannya."selama ini? Kau tidur apa mati? Apa aku sedang berbicara dengan arwahmu"celetuk Galang

Thea berdecak kesal"ada apa kau kesini?"

"mengajakmu makan siang"

"makan siang?"Thea kembali terkekeh"lalu pakaianmu? Kenapa menjadi formal seperti ini?"

"ya... sekarang aku ceo diperusahaan ayah, itu pun aku terpaksa melakukannya"

"kenapa?"

"dia pemaksa"jawab Galang singkat

"kau? Kenapa tidak mencari pekerjaan?"pertanyaan Galang sukses membuat Thea seperti orang kesetanan

"astaga, aku lupa hari ini aku akan mencari pekerjaan"

"bagaimana kalo kerja diperusahaanku?"tanya Galang

Thea terdiam, namun tak urung dia tersenyum"baiklah, kayanya seru"lanjutnya.

Passionate Devil: Selir yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang