slow update :)
Satu definisi cinta yang Galang ketahui dari Nayla 'Terkadang cinta lebih sering melibatkan pengorbanan, menguji sampai mana hatimu mampu mengikhlaskan antara meninggalkan atau ditinggalkan'
"Lang kenapa bengong?"
"eh-itu-anu"suara merdu Thea berhasil membuyarkan pikiran Galang
Sepertinya Galang terlalu lama bersama pikirannya sendiri sehingga dia terbelalak ketika melihat nasi goreng Thea habis tak bersisa
"udah selesai makannya?udah kenyang?"tanya Galang
Thea tersenyum ramah, baru hendak mengucapkan sepatah kata seseorang dari luar sana mengetuk pintu, ketukan demi ketukan terdengar tidak sabar untuk segera dibukakan pintu masuk untuknya
"aku saja"lanjut Thea mengabaikan pertanyaan Galang
.
Betapa terkejutnya Thea ketika dia melihat sesosok laki-laki menyebalkan menyembul dari balik pintu, memamerkan senyum tengil dengan tampang sok akrabnya itu
"ada urusan apa sampai kau datang kesini?"tanya Thea dengan nanya penuh penekanan yang menandakan dia tak suka kehadiran pria dihadapannya
"kenapa? Kau tidak suka? padahal aku hanya ingin memberimu ucapan selamat karna kau sudah menjadikanku sebagai seorang pecundang"
"apa maksudmu?"
"apa maksudku? Bukannya tadi kau-"ucapan pria itu, Exel. Tergantung, saat dilihatnya sosok lelaki tampan menampakkan dirinya dari balik punggung Thea, Exel tersenyum menang saat dilihatnya ekspresi wajah Galang berubah total.
...
Setelah kepergian Thea dengan alasan ingin menemui seseorang yang datang mengetuk pintu rumahnya, Galang tertegun, kejadian 7 tahun yang lalu kembali menyeruak kedalam hati dan pikirannya, terlebih tadi pagi dia diperlihatkan kembali sosok gadis pengkhianat itu, Liora. Meskipun Liora sudah mengkhianati dirinya, melukai hatinya, menjatuhkan harapannya tapi bagi Galang cinta pertama akan tetap menjadi cinta selamanya, selamanya tak akan tergantikan meski bertemu dengan Thea sekalipun dapat membuatnya kembali merasakan perasaan bodoh yang sempat dia dapatkan bersama Liora, namun saat itulah Galang tau dia harus menyangkal jauh perasaannya pada Thea, toh Thea sendiri hatinya sudah dimiliki oleh orang lain.
Terlalu lama berkutik pada kenangan menyakitkan itu justru membuat kepala Galang terasa sakit, dengan mata terpenjam ditambah lutut menyanggah kedua sikuk lengannya, kemudian kedua tangannya memegangi batang hidungnya, Galang mencoba memanfaatkan posisinya mencoba menghilangkan rasa sakit dikepalanya, untung saja beberapa menit kedepan rasa sakit itu sudah terasa sedikit berkurang.
Sedetik kemudian, Galang terjaga oleh suara gadu diluar sana.
Bukan!, bukan suara gadu tetapi lebih tepatnya suara dua orang yang saling melempar kalimat dengan intonasi penuh penekanan.
Pikir Galang siapa lagi kalau bukan Thea dan tamu tak tau aturan itu, menurutnya ada sesuatu yang tidak beres, dari pada penasaran lebih baik Galang menyusul Thea saja.
Dengan langkah santai Galang mendekat kearah Thea, benar saja tebakannya tadi, ada sesuatu yang tidak beres, dan Galang terkaget melihat sosok pria itu, wajahnya berubah menjadi tegang, warna pucat pasi menyebul sempurna dari wajah Galang saat mendengar perkataan pria itu
"apa maksudku? Bukannya tadi kau-"ucapan Exel Tergantung, saat dilihatnya sosok lelaki tampan menampakkan dirinya dari balik punggung Thea, Exel tersenyum menang saat dilihatnya ekspresi wajah Galang berubah total.
Baru saja menghembuskan nafas leganya, Galang lagi-lagi harus menahan nafas mendengar kelanjutan ucapan Exel
"tanya sana pada dia"lanjut Exel dengan pandangan mata lurus kearah Galang
"Thea, ayo masuk"ajak Galang menyambar perkataan Exel dengan lekas dia meraih tangan Thea membiarkan pria itu berdiri sendiri diambang pintu.
Thea, melihat tangannya ditarik dia menurut saja namun tak urung dia berhenti dan hal itu membuat Galang ikut terhenti
"kenapa?"tanya Galang
"aku yang harusnya bertanya kau kenapa?"
Mendengar pertanyaan Thea, Galang terdiam, tak lama kemudian saat Galang hendak menjawab, rupanya Thea telah merenggang pergi dan kembali menghampiri Exel.
Galang melihat punggung wanita itu telah jauh bahkan hanya terhitung beberapa langkah dia sudah kembali berhadapan dengan Exel
"Thea...."panggil Galang, berharap yang dipanggil berbalik menatapnya,
Benarsaja sesaat setelah Galang mengeluarkan suaranya, Thea langsung berhentiditempat, terlihat jelas kepalanya memutar kearah kanan dengan ekor matamenatap Galang lalu kemudian kembali melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Devil: Selir yang Terluka
General Fictionapa menyakitiku adalah pekerjaan terbaikmu? hingga kau lupa rasanya tersakiti? baiklah, jika memang seperti itu, sakiti saja aku!