"Liora?"ucap Thea dengan suara serak, mimpi apa dia semalam? Bertemu pengkhianat? Oh Tuhan kebaikan apa yang belum dia lakukan, sehingga harus tertampar kuat-kaut oleh waktu yang mempertemukan dirinya dengan wanita itu? dia belum siap.
"hey Thea, how are you? Long time no see, bagaimana hubunganmu dan David, maafin kakak ya, lagi sibuk jadi belum sempet pulang kerumah, lagi pula dikos enak kok, suasananya gak monoton kaya dirumah"celoteh Liora
Thea menarik nafas dalam-dalam, dia berusaha untuk menahan airmatanya agar tak terlihat seperti seorang pecundang dihadapan pengkhianat itu, bagaimana mungkin gadis itu bersikap seolah-olah dia dan David tidak saling berhubungan? Sedangkan kemarin Thea melihat mereka saling berpeluk mesra, bahkan sebelum beranjak pergi Thea masih sempat melihat David mencium kening Liora, dan sekarang dia melihat Liora akan mencium bibir Galang?
"aku baik-baik saja"jawab Thea datar, jika saja Liora bukan saudara kandungnya, mungkin Thea akan mencakar wajah wanita itu.
"lalu kenapa kau ada disini?"tanya Liora lagi, Thea yang menatap gadis itu hanya diam saja, dia malas berlama-lama berbicara dengan Liora.
Disisi lain, Galang sudah tau perasaan Thea, perasaan gadis itu pasti kembali kacau, lihat saja ekspresi wajahnya, sungguh tak enak untuk dilihat.
"Liora, sebaiknya kau kembali keruanganmu. aku dan Thea ada urusan, dia sekretaris baruku"setelah lama bungkam, Galang akhirnya bersuara.
"sekretaris baru?"tanya Liora heran.
"ya, pergilah!"pinta Galang, tanpa aba-aba dia menarik tangan Liora menuntun gadis itu hingga keambang pintu, setelah yakin Galang menutup kembali pintu dan mengunci ruang kerjanya.
Dilihatnya Thea masih diam seperti patung, bukannya ingin ikut campur, tapi sebagai orang yang pernah merasakan pengkhianatan, Galang tau, seperti apa sakitnya perasaan Thea saat ini.
"menangislah, kau akan merasa lebih baik setelah itu"seru Galang, ditariknya tubuh Thea hingga kepelukannya.
Thea, gadis yang berada dipelukan Galang kini menangis sesengukan
"aku salah apa Lang?"tanya gadis itu disela tangisannya
"kau tidak salah apa-apa Thea, tenangkan dirimu dan berhentilah menangis"bujuk Galang, tangan kanannya mengelus puncak kepala Thea lembut
"aw-"tiba-tiba Galang meringis kesakitan, reflek dia melepaskan tubuh Thea
"kenapa dicubit?"tanya Galang heran
.
"kau tidak salah apa-apa Thea, tenangkan dirimu dan berhentilah menangis"mendengar ucapan Galang Thea terdiam sesaat, lalu dicubitnya pinggang Galang, bagaimana mungkin pria itu memintanya untuk menangis kemudian saat dirinya tengah menangis melepas perasaan kacaunya pria itu lantas memintanya berhenti menangis, aneh bukan? Maka dari itu Thea rasa Galang pantas mendapat cubitan kecil darinya.
"aw-"Galang meringis kesakitan, reflek dia melepaskan tubuh Thea
"kenapa dicubit?"tanya Galang heran, ditatapnya dalam mata Thea.
Namun yang ditatap malah terlihat kesal, wajah sedih itu berubah 360 derajat
"kau menyuruhku menangis tapi juga yang memintaku berhenti menangis?"tanya Thea spontan dengan raut wajah yang cukup konyol.
Galang terkekeh, dia memegang perutnya menahan tawanya
"kau-"
"hahaha"tawa Galang pecah, suara tawanya terdengar mengejek, ditatapnya wajah Thea sekali lagi namun bukannya berhenti tertawa Galang justru memperkeras suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Devil: Selir yang Terluka
General Fictionapa menyakitiku adalah pekerjaan terbaikmu? hingga kau lupa rasanya tersakiti? baiklah, jika memang seperti itu, sakiti saja aku!