Paginya, setelah melamar Thea akhirnya diterima sebagai sekretaris Galang, menggantikan posisi Liora, nenek sihir yang kapan saja bisa berbuat apa saja yang dia diinginkan.
Liora, gadis itu tak bisa berkata apa-apa setelah tau bahwa ada karyawan baru yang menggantikan posisinya, karna ya hal itu adalah keinginan dari atasannya, Galang. Thea cukup puas melihat sikap tegas Galang, walau dia merasa sedikit berlebihan melihat Galang yang tetap keukeuh memintanya untuk menjadi sekretarisnya, tapi yasudahlah selama jabatannya tidak merugikan dirinya sendiri.
Saat ini Thea berjalan kearah ruang kerja Galang membawa beberapa map yang harus ditanda tangani oleh Galang, ini hari pertama semoga tidak mengecewakan, gumam Thea
Thea berada tepat didepan ruang kerja Galang, dilihatnya daun pintu ruangan itu sedikit terbuka, disana suaranya hening, apa tidak ada orang, lanjut Thea bermonolog. Perlahan-lahan dia mulai melangkahkan kakinya mendekati ambang pintu.
Thea menarik kepalanya menatap isi ruang kerja tersebut, rapi dan wangi. Tidak lama setelah itu, matanya menangkap dua objek tak asing, Thea menajamkan tatapannya, disaat yang sama dia terkaget sehingga gerakan tubuhnya tanpa sengaja menghasilkan bunyi yang kemudian menyadarkan dua orang yang hampir saja berciuman, Galang dan Liora.
Galang memalingkan wajahnya kesumber suara
"Thea..."gumamnya, setelah sadar Galang segera mendorong tubuh Liora agar menjauh.
.
Pagi tadi, Galang sengaja datang kekantor lebih awal, tujuannya adalah agar bisa lebih cepat bertemu dengan Thea, pasalnya gadis itu mengatakan akan datang lebih pagi dari pada siapapun, tapi sayang yang terlihat bukannya Thea justru Liora. Karna itu pula Galang buru-buru memasuki ruang kerjanya tanpa menutup pintu.
Setelah merasa aman, Galang memilih berdiri didekat jendela, menatap hamparan jalan, pandangannya memang menuju keluar jendela namun pikirannya masih saja terus tertuju pada Liora, sejak bertemu dengan gadis itu ntah mengapa Galang merasa harus lebih sigap terhadap apapun yang akan terjadi termasuk masalah hati, firasatnya mengatakan cepat atau lambat masalah akan menghantui dirinya.
Ketika Galang masih sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba seseorang dari belakang memeluk Galang erat
"I miss you...Gali"kata-kata itu menggema digendang telinga Galang. Suara itu, membuat perasaannya kacau, jantungnya berdegup tak karuan.
Gali? Tidak jangan dia, aku lelah berurusan dangannya, katakanlah ini mimpi, buatlah aku bangun karna aku tak sanggup dengan mimpi buruk ini, aku benci 1 kata itu. Gali, kata itu sudah kukubur dalam-dalam. Aku memang tak konsisten, disatu sisi aku mempertahankan rasa itu, tapi disisi lain aku benci rasa itu, ya aku membenci rasa itu setelah kemunculan Thea. Gumam Galang dalam hati
"aku merindukan segalanya yang ada pada dirimu"suara itu terdengar lagi
"aku merindukan tatapan lembutmu, aku merindukan pelukan hangatmu..."belum selesai orang itu berbicara, Galang berbalik dan menepis tangannya
"lalu apa lagi yang kau rindukan?"tanya Galang datar
"aku merindukan bibirmu, aku merindukan ciumanmu"gadis itu berucap dengan mata terpejam, perlahan-lahan dia mendekatkan wajahnya pada wajah Galang.
"apa yang akan kau lakukan Liora?"tanya Galang, namun Liora tak menggubris, dia mencengkram erat tubuh Galang lalu semakin memperdekat wajahnya, sebelum akhirnya semuanya berakhir karna suara dari seseorang yang tengah menatap mereka kaget.
Galang memalingkan wajahnya kesumber suara,
"Thea..."gumamnya, setelah sadar Galang segera mendorong tubuh Liora agar menjauh.
Perlahan Galang mendekati Thea, gadis itu masih terdiam dan merasa bersalah
"untung kau datang tepat waktu"Thea mengernyit heran menanggapi ucapan Galang, dia tepat waktu? Bukannya secara tidak langsung dia sudah mengganggunya, meskipun tidak sengaja?.
"maaf hari pertama kau bekerja tapi aku sebagai atasanmu sudah menyajikan tontonan tak sedap"lanjut Galang.
Thea semakin heran dengan apa yang dikatakan Galang barusan, apa jangan-jangan yang tadi dia lihat adalah keinginan sepihak saja?
"Galang kenapa kau menjatuh tubuhku, harusnya kau tidak melakukan itu"Liora akhirnya bersuara, matanya tetap terfokus pada Galang
"Liora?"ucap Thea dengan suara serak....
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Devil: Selir yang Terluka
General Fictionapa menyakitiku adalah pekerjaan terbaikmu? hingga kau lupa rasanya tersakiti? baiklah, jika memang seperti itu, sakiti saja aku!