"Lo ngerasa ada yang aneh nggak dengan hubungan Conan dan Gain?"
"Aneh gimana maksud lo?"
"Gimana, ya? Ya, mereka itu pacaran, tapi kayak orang nggak pacaran."
"Kalo ngomong yang bener, ntar kalau ada yang denger bisa salah paham."
"Gue nggak tahu ini beneran atau tidak, tapi Gain nggak pernah cerita soal hubungannya sama Conan. Ya, gue pikir awalnya dia memang nggak pengen gembar-gembor, secara sejak awal memang tidak ada yang tahu hubungan mereka sebelum lihat postingan Conan di instagramnya. Hanya saja, gue merasa ada yang janggal. Mereka tuh kayak nyembunyiin sesuatu gitu."
"Nyembunyiin apa?"
"Gue juga belum tahu. No, lo orang yang sering jadi tempat curhatnya Conan, kan? Apa dia pernah cerita sesuatu tentang hubungan mereka?" Reno termenung. Dia teringat dengan percakapannya tempo hari bersama Conan. Sahabatnya itu tidak menjawab dengan pasti tentang perasaannya saat Reno menanyakan itu. Conan malah membalasnya dengan pertanyaan lain. Dia juga tidak pernah menceritakan bagaimana awalnya Conan dan Gain kenal karena setahu Reno mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.
"Nggak. Conan nggak pernah cerita apa-apa sama gue, tapi mungkin saja Arga tahu. Gue lihat beberapa kali Arga ngomong serius sama dia, tapi gue nggak tahu mereka ngomongin apa. Tiap kali gue tanya, keduanya nggak ada yang mau ngasih tahu."
"Iya. Kalau ada orang yang tahu sesuatu tentang Gain pasti itu Arga. Gimana kalau kita tanya dia saja?"
"Gue nggak yakin soal itu, Man. Udah deh, Man, jangan kepo. Lo tahu Arga bagaimana kalau sudah menyangkut Gain, kan? Jangan sampai lo nyinggung dia."
"Iya juga sih. Ah, tahu lah. Gue jadi pusing sendiri."
"Makanya, Man, jangan suka ikut campur sama masalah pribadi orang. Biarkan saja, nanti juga bakal ada kejelasan kok soal hubungan mereka. Mungkin saat ini mereka masih saling berusaha buat melupakan masa lalu. Lo tahu kan kalau Gain dan Conan punya masalalu yang sama menyakitkannya, jadi maklumi saja sikap mereka saat ini."
"Iya deh."
***
Gain duduk di bangku panjang pinggir lapangan. Baru saja beberapa menit yang lalu dia keluar dari aula. Tidak terasa kalau hari ini hari terakhirnya latihan bersama Robin. Gain jadi gugup sendiri mengingat besok akan bernyanyi bersama Robin untuk yang pertama kalinya, apalagi dia akan ditonton oleh banyak orang.
Kursi yang Gain duduki sedikit bergerak. Ia menoleh untuk melihat siapakah gerangan yang menduduki kursi itu. Gain agak terkejut karena Conanlah yang ada di sana.
"Gue nggak ganggu kan?" tanya Conan. Gain menggeleng lalu kembali menatap ke arah depan.Gain memasang headset pada kedua telinganya dan mulai memutar lagu sambil menunggu pertandingan selesai. Gain bukannya ingin mengacuhkan Conan, tapi dia bingung saja harus bagaimana.
Conan memperhatikan Gain. Cewek itu sedang serius mendengarkan lagu sambil menggerak-gerakkan kepala mengikuti alunan musik. Conan tersenyum sendiri melihatnya. Gain terlihat begitu cantik. Conan bahkan enggan memalingkan pandangannya dari cewek itu.
Conan tersentak karena secara tiba-tiba Gain menoleh padanya. Dia menggaruk pelipisnya yang tidak gatal lalu menunduk. Malu karena telah tertangkap basah sedang memperhatikan Gain.
Gain tersenyum kecil melihat tingkah Conan. Dia sengaja menoleh karena tahu sedang diperhatikan. Gain penasaran saja dengan reaksi Conan kalau dia menoleh dan ternyata reaksi cowok itu sama seperti yang ia kira.
Gain mendongak karena merasakan sesuatu menempel di kepalanya. Gain mengerjap. Saat ini Neal dengan tanpa permisi memakaikan topinya di kepala Gain.
"Panas," kata Neal ketika Gain membuka mulut ingin menanyakan alasan dari sikap Neal saat ini. Setelahnya dengan sesuka hati Neal pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa lagi. Gain menggigit bibir bawahnya. Perlahan ia menoleh untuk melihat reaksi Conan. Sungguh. Demi apapun. Gain takut kalau Conan akan marah. Neal melakukannya di depan umum dan saat ini di sampingnya ada Conan. Apa yang akan dipikirkan orang-orang itu saat melihatnya? Mereka pasti berpikir yang bukan-bukan tentang Gain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ssstt Pacar Pura Pura
Teen FictionConan seorang most wanted di SMA Nasional setuju dengan usulan salah seorang sahabatnya untuk mencari pacar pura-pura hanya karena ingin menghindar dari kejaran fans dan segala macam pertanyaan membosankan dari para sahabatnya mendadak terbiasa deng...