Gain melangkah mantap menyusuri halaman sekolah sambil sesekali bersenandung riang. Hari ini lagi-lagi ia harus berpisah dengan Arga di gerbang dikarenakan cowok itu harus mengurusi kegiatan OSIS. Akhir-akhir ini Arga terlalu sibuk dengan OSISnya. Bahkan sekarang mereka jarang berangkat bersama.
Gain baru menginjakkan kakinya di koridor sekolah saat ia menyadari hal aneh yang terjadi hari ini. Dari pertama masuk gerbang semua orang memandangnya. Entah apa arti dari pandangan itu, Gain tidak paham. Sekarang di koridor pun orang-orang melihatnya dengan tatapan yang sama.
Gain mengangkat bahu acuh. Dia tidak memedulikan tatapan-tatapan itu.
Mungkin saja mereka salah makan, pikirnya.
Gain terus melangkahkan kakinya menuju kelas tercinta.
"Pagi semuanyaaaaaa," sapa Gain pada teman-temannya begitu ia sampai di depan pintu.
Senyum lebar yang tadi tersungging di bibirnya menghilang digantikan expresi kikuk karena seisi kelas juga melihatnya dengan tatapan yang sama. Biasanya kalau dia menyapa seperti itu selalu mendapat jawaban yang antusias dari teman-temannya, tapi ada apa dengan semua orang pagi ini? Mereka bahkan tidak menjawab sapaannya.
"Ada apa sih?" Ia bertanya pada siapa saja yang berada di kelas. Hening. Tak ada satupun dari mereka berniat menjawab.
"Gain... Gain... Gaiiiiiiin."
Teriakan itu mengalihkan perhatian Gain. Ifo berlari dengan rusuh menghampirinya. Dia kemudian menyeret Gain masuk ke dalam kelas. Ifo mendudukan Gain di bangku paling depan dekat pintu. Keningnya semakin mengkerut saat Ifo dan teman-teman sekelas mengerubunginya.
"Ada apaan sih? Kenapa kalian ngeliatin gue kayak gitu?"
"Kok lo nggak bilang sama gue sih? Jahat banget. Lo anggap gue apa selama ini?" tanya Ifo dengan gaya yang dibuat-buat seperti sinetron.
"Iya, Mut. Biasanya lo selalu cerita kalau ada sesuatu." Kali ini Yudhi si ketua kelas yang bicara.
"Mut, setidaknya kalo lo bilang gue nggak bakal sekaget ini," tambah Nina sang bendahara kelas.
"Mut, lo nyakitin hati gue," celetuk Aldo dari samping Irma.
"Gue masih nggak percaya, Mut, sama hal ini." Bima ikutan nimbrung.
"Jawab dong, Mut. Masa lo mau diem aja." Reva berbicara. Dari nada suaranya, sepertinya dia sangat penasaran.
"Kalian ngomongin apaan sih?" Gain semakin bingung mendapat pertanyaan-pertanyaan yang tidak ia mengerti dari teman-temannya.
"Ngomongin ini." Ifo meletakkan ponselnya di depan Gain. Cewek itu memandang Ifo ragu lalu mengalihkan pandangannya ke arah ponsel Ifo. Dia melihat fotonya di sana.
"Apa yang salah sama foto Gue?"
"Nggak ada yang salah sih, tapi coba lo liat caption sama orang yang ngupload foto lo."
Gain kembali memusatkan pandangannya pada ponsel Ifo yang sedang menampakkan fotonya di akun instagram.
Sebelum melihat captionnya, Gain mengamati fotonya. Dia tidak merasa pernah menyimpan foto ini di ponselnya. Penglihatannya mengarah ke caption yang tertulis di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ssstt Pacar Pura Pura
Fiksi RemajaConan seorang most wanted di SMA Nasional setuju dengan usulan salah seorang sahabatnya untuk mencari pacar pura-pura hanya karena ingin menghindar dari kejaran fans dan segala macam pertanyaan membosankan dari para sahabatnya mendadak terbiasa deng...