6

2.1K 153 8
                                    

"Ya! Kang Seung Hyun! Ada apa dengan mu hari ini?" Jiyong berteriak, sedikit membentak Juniornya yang sedang rekaman. Kang Seung Hyun meminta maaf dan mencoba sekali lagi.

Proses rekaman kali ini berlangsung sangat lama, hal itu dikarenakan Jiyong yang terus menerus mengatakan bahwa ada begitu banyak kesalahan.

"Ada apa dengannya?" Tanya Song Mino kepada Kang Jin Woo. Jinwoo hanya bisa mengangkat bahu singkat, memberikan jawaban bahwa dia juga tidak tahu kenapa Seniornya menjadi sangat sensitif akhir-akhir ini.

Benar, Jiyong menjadi sangat sensitif akhir-akhir ini. Dia menjadi sering uring-uringan tanpa sebab yang jelas, membuat beberapa orang yang didekatnya menjadi kebingungan.

"Cukup, hari ini kita sudahi sampai disini."

Para member Winner melongo tidak percaya. Bagaimana bisa Jiyong mengakatan hal itu? Ini bahkan sudah hari ketiga mereka rekaman namun masih belum juga membuahkan hasil yang baik?

"Apa ini artinya kita tidak mendapat hasil yang baik lagi?" Jinwoo memberanikan diri membuka suara.

"Hem."

"Kenapa Hyung?" Lee Seung Hoon ikut menimbrung dengan menambahkan sebuah pertanyaan.

"Keluar dan jangan banyak bertanya atau aku akan merubah fikiran ku. Kalian ingin rekaman terus sampai suara kalian habis demi mendapatkan hasil yang baik?"

Semua terdiam, menimbulkan suasana hening yang luar biasa mencekik.

"Pulanglah dan istirahat." Ucap Jiyong mengakhiri. Setelah mendengar perintah tersebut, ke 4 member Winner mulai melangkah dengan teratur meninggalkan Jiyong.

Jiyong mulai menyenderkan punggungnya ke belakang dengan kasar. Hembusan nafas di keluarkan secara paksa.

Kepalanya begitu pening ketika satu pemikiran yang sama terus menghantui. Sudah hampir satu minggu Jiyong dan Taeyeon tidak lagi saling bertemu. Jiyong tidak tau apakah Taeyeon menyadari jika dirinya sedang menghindar dari wanita itu, atau dia memang benar-benar sibuk.

Jiyong termasuk kedalam kategori laki-laki yang selalu berhati-hati jika ingin melakukan sesuatu. Tapi sialnya kenapa saat bersama dengan Taeyeon dia justru bertindak lepas dan semaunya.

Tidak bukan seperti itu. Yang benar adalah Jiyong laki-laki yang selalu bersikap hati-hati sehingga dia menekan keinginan hati dan mencoba mengontrol dengan akal fikirannya.


****


"Eonnie kau tidak makan?" Sena berteriak dari arah dapur.

"Ya! Tidak bisakah kau bertanya dengan tenang? Tidak perlu berteriak seperti itu. Terimakasih untuk tawarannya, aku tidak makan." Taeyeon yang sedang membaca sebuah majalah berucap dingin merespon pertanyaan yang diajukan oleh sang adik.

Sebagai balasan atas perkataan dingin Taeyeon, Sena mendengus.

"Akhir-akhir ini kau mengambil banyak Job." Kembali Sena berbicara, kali ini wanita itu datang menghampiri Taeyeon dengan semangkuk salad buah di tangannya.

Taeyeon terdiam, membiarkan perkataan sang adik mengalun lembut bagai angin lalu.

Keheningan mengisi untuk beberapa saat, sampai Sena iseng, kembali bertanya hal yang sensitif di telinga Taeyeon. "Bagaimana kabar Jiyong Oppa? Sudah lama aku tidak melihatnya."

Pergerakan Taeyeon terhenti. Dia mengalihkan fokusnya kearah sang adik, dalam diam memandang Sena, membuat wanita itu merasa tak nyaman ketika dia menerima tatapan intens dari sang kakak.

"Ada apa? Apa aku salah bicara?"

Taeyeon mendengus ketika mendengar pertanyaan konyol dari Sena.

"Dia baik seperti biasanya, namun akhir-akhir ini aku tidak begitu tau karena kami sama-sama sibuk."

"Ahh begitu."

Tak ada lagi topik yang dapat mengembangkan suasana mereka menjadi lebih baik. Sena merasa dirinya salah karena bertanya suatu hal yang sensitif bagi sang kakak. Namun jauh didalam diri, Sena juga merasa amat kesal karena tingkah keduanya.

Sedangkan Taeyeon, wanita itu bukannya tidak ingin membahas, hanya saja, dia masih membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Menenangkan diri dari kerinduan, kekalutan dan kebimbangan yang selalu dia rasakan setiap kali ketidak jelasan muncul dan menjadi masalah diantara dirinya dan Jiyong.


****


Berpose Sexy dengan pakaian minim yang mampu membuat mata tertuju pada tubuh indah itu. Jiyong perlahan meremas majalah tebal yang memajang potret seorang wanita cantik dengan pose menggoda.

Perasaan marah dan tak rela masuk dengan cepat memenuhi diri Jiyong. Dengan kasar dia membanting majalah tersebut hingga menimbulkan bunyi debuman yang amat keras.

"Woah Jiyong-ah ada apa dengan mu?" Choi Seung Hyun masuk dengan ekspresi panik. Dia memandang Jiyong dengan keterkejutan yang tak bisa di sembunyikan. Fokusnya dengan cepat beralih pada seogok majalah yang tergeletak begitu saja di lantai.

Seunghyun melangkah, mengambil majalah tersebut dan memperhatikannya. Dia mendengus ketika tahu penyebab suara keras tadi berbunyi.

"Ya, lihatlah bukankah dia Kim Taeyeon? Satu-satunya wanita yang mampu bertahan menjadi teman baik mu?"

Keheningan menjadi jawaban atas pertanyaan yang diajukan Seunghyun pada Jiyong.

"Dia terlihat cantik dan Sexy. Tidak bisa di percaya dia mempunyai sisi yang seperti ini." Seunghyun mendadak berubah menjadi laki-laki bodoh yang tak bisa membaca suasana.

Tapi sepertinya dia sengaja melakukan hal itu, membuat Jiyong semakin tersulut amarah agar laki-laki itu tau betapa dia mempunyai perasaan lebih kepada Kim Taeyeon.

"Apa dia masih lajang? Aah sayang sekali aku sudah lebih dulu jatuh cinta pada Tiffany, apakah aku harus menjodohkan dia pada salah satu teman kita?"

Jiyong mendadak berdiri, memandang Seunghyun dengan dingin, secara kasar dia mengambil majalah yang menyebabkan masalah dan melangkah cepat keluar.

Di tempatnya Seunghyun mendengus geli ketika mendapatkan perlakuan kekanakan Jiyong.

"Dia cemburu hu?"


****

.

.

.

.


Ehem (batuk)...

(siing.....) Hening..

uhm anu, maafkan yaa aku yang labil ini, terkadang aku update cepat tapi kadang juga lama. Sebenarnya aku sudah menyelesaikan beberapa bagian kedepan, tapi tetep aja ada beberapa yang harus di rombak sana-sini. 

btw, aku mau sampaikan berita buruk :( laptop ku rusak, jadi kemungkinan untuk chap depan updatenya agak lama lagi... 

(ah laptop ga rusak juga tetep aja update lama :'( .. ) 

oke, aku ga mau sedih lama-lama nanti puasa ku batal. Oh iya mumpung sekarang bulan puasa aku mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan . Dan mohon maaf lahir batin juga yaa, hoho lebaran udah tinggal menghitung hari loh, ah senangnya. Akhirnya diri ini bisa dapet libur panjang juga.. kekek cuti bersama tahun ini bener-bener panjang, emezing, ku merasa bangga dengan pak presiden xD

Okeoke, ehem. kalo udah curcol pasti bakal terus nyerocos, dasar wanita. 

Akhir kata, 

"Selamat membaca, semoga semakin suka :) Sampai ketemu di Chap depan!"

Friend with BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang