Taeyeon membersihkan tangan setelah sebelumnya dia membasuh wajah. Helaan nafas kembali di keluarkan, entah sudah keberapa kali dia terus menghela nafas untuk hari ini.
5 menit waktu yang dia habiskan hanya untuk mematri diri di depan cermin, setelah dirasa cukup Taeyeon mulai melangkah keluar.
'Set'
'Bruk'
Seseorang menarik salah satu tangannya, mendorong tubuh mungil itu hingga punggung ringkih menyentuh cukup keras dinding di belakang.
Sepasang mata kecilnya membulat.
"Jiyong-ah.." Nama itu terucap, terkejut ketika Taeyeon menemukan Jiyong berada di hadapannya.
Jarak mereka yang sangat dekat mampu membuat keduanya saling merasakan hembusan masing-masing.
"Kenapa, kau disini?" Pelan dan lirih, Taeyeon merasa gugup berada di jarak yang sedekat ini terhadap Jiyong, apa lagi dengan timing yang begitu tiba-tiba.
"Siapa laki-laki itu?" Jiyong sudah di butakan oleh kekesalan. Dia begitu cemburu. Tidak memikirkan lagi gengsi dan egonya.
Taeyeon mengedip dengan ekspresi polos. Memahami kemana arah pembicaraan mereka. Beberapa detik berikutnya, Taeyeon mengulas sebuah senyum, perasaan senang perlahan muncul menenangkan hatinya.
"Dia salah satu model yang di pasangkan oleh ku tadi." Jiyong masih terdiam, pandangan dan ekspresi yang memang dari awal datar tak berubah sedikit pun.
"Jiyong-ah.." Taeyeon kembali memanggil Jiyong saat dia rasa laki-laki itu tak akan berbicara. Helaan nafas kini terdengar dari arah Jiyong, beberapa detik kemudian dia menjauhkan diri. Melepaskan Taeyeon dari kukungan lengan kokohnya.
"Ayo." Tanpa meminta persetujuan Taeyeon, Jiyong begitu saja menarik salah satu lengan wanita itu.
Mereka keluar tanpa adanya protes dari Taeyeon, dia hanya melangkahkan sepasang kaki mungilnya dibelakang Jiyong, mengikuti dengan pasrah kemana langkah laki-laki itu membawanya.
****
Lagi-lagi Jiyong melakukan hal yang membuat Taeyeon terkejut. Tanpa di duga, dia membawa kembali Taeyeon pada meja dimana terdapat Saen, Sun Ah dan Rob Evans.
"Permisi, maaf tapi bisakah aku mengambil kekasih ku? Aku tak menyangka kita akan bertemu disini, kebetulan aku sangat merindukannya." Jiyong berbicara dengan nada ramah yang entah mengapa terdengar begitu mengintimidasi.
"Ah begitukah?" Ini adalah pertanyaan yang diajukan oleh Sean. Kedua laki-laki itu tampak saling melempar pandangan. Entah apa yang sedang mereka komunikasikan di dalam kontak mata tersebut. Yang jelas setelah waktu berlalu Taeyeon menyentuh salah satu lengan Jiyong membuat fokus Jiyong beralih.
Seulas senyum diberikan Jiyong untuk menenangkan Taeyeon.
"Maaf nona tapi bisakah aku mengambil tas itu?" Jiyong berujar sambil salah satu tangannya menunjuk tas kecil milik Taeyeon. Sun Ah satu-satu wanita yang duduk di satu meja bersamaan dengan Sean dan Rob hanya bisa tersenyum kaku. Pancaran kekaguman jelas sekali terlihat. Dengan cepat tangan kurusnya memberikan tas milik Taeyeon kepada Jiyong sesuai permintaan laki-laki itu beberapa detik lalu.
"Terima kasih." Ucap Jiyong, yang kemudian pergi mengikutsertakan Taeyeon tanpa perduli tatapan protes yang Sean layangkan untuknya.
Mereka berjalan dalam kesunyian. Genggaman yang tak lepas membuat Taeyeon terus mengekor di belakang Jiyong, menatap punggung tegak itu pada jangkauan pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend with Benefit
RomanceIni adalah kisah kedua anak manusia yang telah jatuh begitu dalam pada lubang hitam yang tak berdasar. Kisah ini dimulai karena keterpurukan si lelaki dan kecintaan si wanita. Ketika Jiyong merasa begitu frustasi karena sang pujaan yang mencampakann...