4

2.2K 141 3
                                    

WARNING! Untuk bahasa dan agedan.


Jiyong terpaku, melihat siluet tubuh mungil seorang wanita sedang berdiri membelakanginya. Wanita itu terlihat sedang sibuk mengola beberapa bahan makanan.

Ada suatu rasa yang membuncah dalam dirinya ketika sepasang manik cokelat itu berhasil menangkap tubuh si wanita. Langkah perlahan namun pasti membawa laki-laki itu mendekat pada tubuh mungilnya. Ilusi yang terasa begitu nyata, dia benar-benar merindukan si wanita sehingga ilusi itu datang menyapa.

"Taeng."

Pelukannya terasa begitu hangat dan menyenangkan.

"Kau terlalu banyak minum Ji." Ucap Taeyeon ketika wanita itu sudah berhasil mengembalikan kesadarannya dari keterkejutan yang dibuat oleh Jiyong.

"Aku benar-benar merindukan mu, sehingga aku mengalami sebuah ilusi."

Kikikan geli tak bisa Taeyeon sembunyikan ketika dia berhasil menengar kalimat ngawur yang dikatakan Jiyong.

"Ahh kalau kau mengatakan itu aku akan jatuh cinta pada mu Jiyong-ah."

"Aku sudah mengatakannya Taeng."

"Kalau begitu aku pasti sudah jatuh cinta pada mu."

Mereka sama-sama terdiam, keheningan sudah menguasai begitu banyak ruang diantara mereka.

Jiyong mulai tersadar jika yang sedang dia dekap adalah tubuh asli, suara yang dia dengar adalah suara yang sangat dia kenal, harum tubuhnya adalah harum yang akhir-akhir ini dia rindukan.

Gerakan yang cepat, Jiyong mengurai pelukannya. Dia menatap tidak percaya pada wanita di depannya yang sedang tersenyum dengan begitu cantik.

"Pagi Ji."

Sapaan pertama yang begitu terlambat. Jiyong mengedip dua kali dengan lucu.

"Kau bisa tersambat ji-"

Jiyong memberikan sebuah ciuman mendadak, menghentikan pergerakan bibir Taeyeon yang sedang berbicara.

Astaga bibir penuh ini, dia begitu merindukannya. Rasanya sudah lama sekali dia tidak melumatnya. Ciuman mereka semakin terasa panas ketika Taeyeon memutuskan untuk membalas dan mengimbangi ciuman Jiyong yang lama-kelamaan menjadi sangat menggebu. Decakan-decakan hasil dari gelungan adu lidah keduanya terdengar, saliva mulai terlihat turun lewat sudut-sudut bibir Taeyeon.

"Mmh."

Taeyeon kehabisan stok pernafasan. Dan Jiyong tau akan hal itu. Dia memutuskan untuk menarik diri, memberikan ruang pada Taeyeon untuk menghirup banyak oksigen.

Oh sial lihatlah, bahkan hanya sekedar berciuman saja nafsu Jiyong sudah meningkat secara drastis.

"Kau pergi terlalu lama, dan tidak menghubungi ku. Kau juga meninggalkan ku begitu saja tanpa bertanggung jawab atas junior ku beberapa hari lalu."

Wah apakah Jiyong sekarang sedang merajuk?

"Kau harus menerima hukuman mu Taeng."

****

Jiyong sangat lapar, benar-benar lapar. Dia sudah menahan diri untuk tak menyusul Taeyeon ke LA, alhasil seperti inilah jadinya. Dia sangat enggan melepaskan diri dari Taeyeon, beberapa kali mereka berciuman lalu berhenti sejenak hanya untuk memasok kembali oksigen, tangan laki-laki itu bahkan sudah menjelajah di tubuh mungil Taeyeon.

Ciuman mereka terurai, bibir itu beralih memainkan salah satu cuping telingan Taeyeon, hingga membuat desahan

mengalun lembut. Tangan besar Jiyong meremas lembut salah satu dada Taeyeon yang masih terbungkus pakaian. Ah sepertinya dada ini agak membesar dari terakhir dia pegang.

Friend with BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang