14

2K 114 9
                                    

WARNING! Untuk bahasa dan adegan.
.
.
.

Jiyong memperhatikan. Memandang penuh damba pada tubuh mungil yang tengah sibuk mengolah bahan makanan di conter dapurnya. Ah betapa dia ingin sekali memeluk tubuh itu.

"Ji?" Taeyeon menyapa. Jiyong terlonjak. Tanpa sadar laki-laki itu telah melangkah dan memeluk Taeyeon dari arah belakang. Menyadari kebodohan yang telah dilakukannya, membuat sebuah tawa kecil terdengar menyapa halus salah satu telinga Taeyeon.

Wajahnya menunjukan ekspresi bingung.

"Apa ada yang lucu?" Tangan-tangan kecil berhenti mengolah bahan makanan setengah jadi didepannya.

"Hem." Jiyong bergumam, sepasang mata kini terpejam, hidungnya mulai menikmati wewangian harum buah-buahan segar dari per-potongan leher Taeyeon.

"Apa yang lucu?"

"Aku.."

"Kau? Kenapa?"

Merasa gemas dengan segala pertanyaan yang di ajukan sang kekasih, Jiyong memutuskan untuk membungkam sepasang bibir mungil itu dengan sebuah kuluman lembut di lehernya. Tentu hal ini berdampak sangat sukses pada Taeyeon. Jiyong sudah hatam dimana letak titik-titik sensitif Taeyeon-nya.

"Jiyong-ah.." Panggilan lirih Taeyeon menjadi notice tersendiri untuk Jiyong. Dalam kegiatannya laki-laki itu tersenyum. Semakin bersemangat meneruskan apa yang tengah dia lakukan.

"Ji stop aku sedang memasak."

"1 menit, biarkan aku mencicipi leher mu Taeng. Aku begitu menginginkannya."

"Akh!"

Taeyeon memekik. Segera setelah pekikan itu keluar, dia menggigit kuat bagian bawah bibirnya. Menahan agar dia tak lagi mengeluarkan suara-suara aneh seperti itu.

Jiyong terus melakukan kegiatannya. Mengecup, mengulum dan mengigit leher tersebut hingga meninggalkan bercak merah ranum sebagai tanda.

Hingga 30 detik berlalu, Jiyong merasa dirinya tak bisa berhenti. Dia sudah terlanjur mencicip, terlena, hingga ketagihan lagi dan lagi. Tangannya yang semula berdiam diri mulai bergerak mengelus lembut perut rata Taeyeon.

"Ha.."

Pelan Taeyeon terlonjak. Sepasang mata kecil yang semula terpejam kini terbuka.

"Jih." Sapaannya mulai diselipkan nada desahan. Tangan-tangan kecil Taeyeon masih bertahan menggenggam satu wortel dan pinggiran conter dapur masing-masingnya.

"Hemph." Dia masih berusaha untuk menahan desahan, dengan Jiyong yang masih tetap bertahan pada kegiatannya.

Salah satu tangan kembali bergerak, ketika tangan yang lain tetap berada di perut rata Taeyeon, tangan itu bergerak menuju kearah dimana salah satu payudara Taeyeon berada.

"Ugh." Sepasang bibir Jiyong masih bertahan memberikan tanda di seluruh cela leher jenjang wanitanya. Terus memberikan suatu bentuk rasa kenikmatan pada wanita tersebut.

"Ahh.." Semakin tak terkontrol, desahan Taeyeon berhasil lolos ketika elusan lembut di payudara kanannya berubah menjadi remasan ringan.

"Hemphhh, ahh.. Jih.."

Okay, Jiyong semakin bertindak di luar perjanjian, dia menginginkannya, dengan sangat. Tak bisa lagi menahan, tak bisa lagi membiarkan hasratnya menggantung tak terpuaskan.

"Aku menginginkan mu Taeng.." Setelah Jiyong mengatakan hal itu, tangannya kembali berbuat ulah dengan mencubit pelan puting kecil Taeyeon yang sudah bereaksi. Ah ternyata dia juga sudah terangsang.

Friend with BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang