Taeyeon sama sekali tidak tau apa yang tengah kekasih tampannya itu rencanakan. Dia bahkan sempat tak menyadari adanya cincin cantik yang bersemayam di salah satu jari manisnya hingga Kwon Jiyong yang terkenal sangat tenang dan tak pandai merangkai kata romantis menjadi berubah 180 derajat ketika kini mereka berada di sebuah menara tinggi Namsha Tower.
Dia bersimpuh, menggenggam kedua tangan Taeyeon, memandang penuh binar harap dengan mengucap sederat kata untuk melamar sang kekasih.
Taeyeon membeku, menatap penuh haru pada sosok Jiyong didepannya.
"Ini adalah bentuk sederhana yang dapat ku berikan. Tapi aku berharap kau menyukainya dan menyetujui lamaran ku." Ujar Jiyong kemudian.
Beberapa tetes air mata terjatuh membasahi sepasang pipi porselen milik Taeyeon. Dia memberikan sebuah respon berupa anggukan kecil sebagai jawaban. Tenggorokannya tercekat, kata yang ingin dia ucapkan tertelan begitu saja saking bahagia membuncah di hatinya.
Jiyong tersenyum, penuh binar kebahagiaan. Tubuhnya berdiri, menjulang melindungi tubuh mungil Taeyeon dari pandangan-pandangan beberapa orang di belakangnya.
"Terima kasih." Ucap Jiyong diakhiri dengan sebuah dekapan hangat pada tubuh mungil sang kekasih. Taeyeon tersenyum senang dengan rasa haru yang memenuhi dirinya. Tangan-tangan kecil itu membalas, ikut mendekap erat tubuh besar Jiyong. Membawanya pada kehangatan yang luar biasa.
****
Taeyeon sungguh tidak menyangka bahwa hubungan mereka akan berlanjut hingga jenjang tinggi dengan sebuah ikatan tak terbantahkan bernama pernikahan.
Dia tidak pernah berharap lebih, karena sebelumnya memang seperti itu. Taeyeon hanya ingin Jiyong-nya berbahagia, walau sekalipun dia tak akan berada disamping pria tersebut dalam jangka waktu yang lama.
Sebuah dekapan hangat kembali Taeyeon dapatkan, kali ini berasal dari belakang tubuhnya. Kepala bersender nyaman kebelakang, memejamkan sejenak sepasang mata kecil nan indah itu untuk menikmati rasa aman dan nyaman yang tengah dia rasakan.
Taeyeon dapat merasakan sebuah nafas halus menyapa salah satu sisi lehernya. Dia tahu Jiyong tengah menelusupkan wajah, menghirup perlahan bau yang menguar dari dalam tubuhnya.
"Kenapa kau ingin mempercepat pernikahan kita?"
Dalam kegiatannya Jiyong tersenyum, dia mengecup singkat ceruk leher Taeyeon sebelum menjawab. "Aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu kita. Selagi bisa di percepat kenapa tidak?"
Taeyeon tak dapat menahan senyum ketika kelimat itu terucap dari sepasang bibir Jiyong. Bola mata berwarna cokelat miliknya mulai terlihat. Tangan-tengan kecil bergerak mengelus lembut sepasang tangan Jiyong yang saling bertaut memeluknya di atas perut.
"Lagi pula..." Jiyong kembali berbicara yang membuat Taeyeon sedikit merasa tertarik.
Sepasang mata tajam itu beralih manatap Taeyeon dengan sebuah senyum. "...Aku ingin segera mempunyai Baby... Disini." Kembali melanjutkan dengan salah satu tangan besarnya mengelus lembut perut rata Taeyeon.
Blush.
Wajahnya memerah, terlihat jelas jika Taeyeon tengah tersipu saat ini. Dia tidak dapat menyembunyikan kekehan kecilnya yang terdengar merdu di telinga Jiyong.
****
Acara meriah dengan tamu-tamu yang terlihat ramai mengisi gereja di kawasan Gangnam. Seorang wanita cantik dengan perawakan tubuh mungil terlihat duduk nyaman di sebuah kursi salah satu ruang tunggu khusus pengantin wanita. Wajahnya memancarkan binar kebahagiaan, namun juga ketegangan yang tak dapat dia sembunyikan. Beberapa kali helaan nafas terdengar dari arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend with Benefit
RomanceIni adalah kisah kedua anak manusia yang telah jatuh begitu dalam pada lubang hitam yang tak berdasar. Kisah ini dimulai karena keterpurukan si lelaki dan kecintaan si wanita. Ketika Jiyong merasa begitu frustasi karena sang pujaan yang mencampakann...