Ragu

2.7K 307 19
                                    

And I'm findin' out that all I know is right at home
But I'm tellin' the man my plan to never feel alone

Semalam Nana tidak bisa tidur. Ia mengumpat berkali-kali dengan tisu yang menyumpal hidung setelah membaca cerita Wattpad berjudul Maschera. Bisa di bilang Nana terkelabuhi oleh si penulis hingga ia merasa tidak terima. Mendadak Nana menyesal karena tidak membaca comment-comment dari orang lain.

Baru saja Nana ingin mengetik di kolom komentar namun niatnya harus menguap begitu saja ketika tiba-tiba layar ponselnya berubah menjadi sebuah panggilan masuk dengan nama 'Peta' di atasnya. Memuat Nana lagi-lagi mengumpat.

Dengan cepat ia langsung menekan lingkaran hijau di layar ponselnya dan mendekatkan ponsel ketelinga, "BISA GAK SIH AT, NELPON GUENYA GAK PAS GUE MAU COMMENT WATTPAD? DAN GAK JAM 2 PAGI! LO GANGGU BANGET TAU GAK?" Teriak Nana bahkan sebelum si penelpon berucap salam.

Nana baru ingin memutuskan sambungan telepon itu ketika ucapan Atlas membuatnya urung, "Na, gue gak tau harus nelpon siapa lagi. Jadi please, dengerin gue dulu." Ujarnya dengan napas terengah-engah.

"Lo gak apa-apa?" Nana memajukan tubuhnya yang semula bersandar pada punggung kasur. Perasaan Nana langsung berubah tidak enak, atau ini hanya efek setelah membaca cerita sedih? Entahlah.

"Gue kecelakaan, gak parah cuma Oksi gak sadarin diri hampir 5 jam. Gue mau nelpon keluarganya tapi gue gak punya nomernya. Gue nelpon Rick—"

"Oksi?" Sela Nana memastikan kalau ia tidak salah dengar.

"Iya Na, kita lagi on the way bogor,  gak lama keluar tol tiba-tiba di depan mobil gue ada tabrakan beruntun, gue liat, tapi gak sempet ngerem akhirnya gue banting stir, nabrak pohon."

Nana langsung turun dari kasurnya dan berjalan mondar-mandir. Ia sendiri tidak tau harus bereaksi dan mengatakan apa. Karena Atlas, lelaki yang menelponnya itu belum menjelaskan apa yang harus Nana bantu.

"Jadi bisa gak Na, lo kerumah Oksi, bilangin sama orang tuanya buat hubungin gue, nanti biar gue yang jelasin ke nyokapnya. Gue telepon Aries hpnya mati, Domino gak bisa keluar."

Langkah Nana pun terhenti tepat di depan cermin. Ia menatap cermin tersebut namun pikirannya melayang kemana-mana, ia baru ingat kalau tadi siang Mama Oksi memberinya secarik kertas berisi nomor telepon. Masalahnya adalah, Nana lupa dimana ia meletakan kertas itu.

"Wait." Nana langsung menekan speaker di ponselnya dan melemparnya ke atas tempat tidur. Dengan cepat Nana membuka tasnya dan memeriksa seluruh kantung tasnya. Dan setelah seluruh isi tasnya berserakan keluar dari dalam sana, Nana akhirnya menemukan kertas itu.

Buru-buru ia mengambil ponselnya, meletakannya di dekat mulut tanpa mematikan mode speaker di ponselnya, "Gue ada nomer nyokapnya Oksi. Nanti gue line-in ke lo."

"Bagus. Thanks banget Na." Mendengar ucapan Atlas Nana pun merasa lebih lega, ia pun melemparkan ponselnya ke atas kasur dan meluruhkan tubuhnya, setidaknya ia tidak harus keluar malam-malam begini.

"Oiya Na." Suara Atlas kembali terdengar, padahal selama beberapa detik sebelumnya Nana kira sambungan itu sudah terputus. Berkat mode speaker yang belum mati itu, Nana pun akhirnya tau kalau Atlas masih berada di seberang telepon. "Navy, Navy juga ada di mobil itu. Gue rasa lo perlu tau."

O X Y G E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang