Tak akan

2.6K 310 20
                                    

Seolah terkena serangan jantung di siang hari, mulut Nana memangga lebar saat Oksi meneleponnya dan mengajak Nana untuk ikut makan malam dengan Mamanya. Bahkan tanpa menanyakan kenapa dan bagaimana hal itu bisa sampai terjadi. Nana langsung mengiyakan.

Setelah sambungan telepon itu berhenti, Nana langsung melonjat-lonjat kegirangan, sampai kakaknya, Nada memandanginya dengan bingung.

"Kenapa dah lu Na?" Tanya kakak perempuanna itu yang sedang berbaring di tempat tidur Nana sambil membaca novel baru Nana. Bahkan Nana tak menyadari kalau Nada memindahkan pembatas buku yang Nana gunakan untuk menandai sampai mana ia membaca. Berganti menjadi sampai mana Nada sudah membacanya.

"Kenapa sih yang dosa itu malah nyenengin Nad?" Nada dan Nana memang hanya berbeda 2 tahun, di keluarga mereka juga tak ada komitmen untuk memanggil dengan sebutan Kakak-adik.

"Lu bikin dosa apaan anjir? Gue bilangin Mama lu." Ucapan Nada melunturkan segala kebahagian Nana. Wajah gadis itu yang tadinya ceria, kini berubah masam. "Ember banget tuh mulut."

"Ya apaan dulu emangnya?"

"Baca wattpad gue makanya." Mendengar Nana bicara begitu, Nada pun langsung membuka aplikasi wattpadnya, "Emang lu bikin cerita?"

Nana menganggukan kepalanya, ia duduk di pinggir ranjang persis di samping kepala Nada.

"Gak ada. Username lu apaan? Nanabanana kan?" Nada mendongak mentap Adiknya.

"Udah ganti."

"Jadi apa?" Nada memegang ponselnya dengan kedua tangan sambil bersiap untuk mengetik nama yang akan Nana sebutkan di kolom search. Mereka memang sudah follow-followan, namun Nada malas jika harus mencari dari followersnya.

"PiscokMbakSum."

Seketika Nada pun mendongakan kepalanya dengan wajah tak enak, "Username apaan anjir begitu."

"Lucu-lucuan aja. Biar gampang di inget. Lagian piscok Mbak Sum enak kan."

"Sakarepmu lah Na." Tangan Nada pun mengetik username yang Nana sebutkan. Hingga keluarlah sebuah work yang berada di posisi paling atas pencariannya. Berjuduk 'OXYGEN(Nana Project)'

Nada mengklik work itu tanpa membaca sinopsisnya, ia langsung beralih pada Part satu, "Ini tentang apaan?"

"Baca aja."

Nana bangkit dari tempatnya, mangambil handuk yang masih berada di atas tempat tidur, tadi pagi sebelum berangkat sekolah, Nana lupa meletakannya kembali ke jemuran yang berada di balkon kamarnya. Itupun atas perintah Mamanya. Katanya handuk harus kena matahari. Alasannya? Nana tidak mendengar, karena langsung pergi. setiap kali diceramahi.

"Gue mau mandi. Di vomment jangan lupa. Gak usah sok-sokan jadi sider, gue pecat lo entar jadi kakak gue."

"Kalo bagus mah gue vote, kalo kagak ya gue block paling account lu." Canda Nada di akhiri cengiran.

"Ye, lucuk, orang gak bisa." Nana menggerakan tangannya mencabut jedai yang menjepit rambut kakaknya hingga rambut hitam itu terurai kebawah.

"Tangannya dong tolong jangan iseng." Nana hanya menyengir sambil melempar asal jedai kakaknya di atas kasur sebelum ia berjalan ke kamar mandi.

"Ini fiksi? Kok pake nama lo." Tanya Nada tepat setelah Nana menutup pintu kamar mandinya. Nana langsung berteriak dari dalam kamar mandi tanpa membuka pintunya.

"Liat aja genrenya sih."

"Nonfic—LO UDAH GILA YA!!"

🌸🌸

O X Y G E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang