Meski

2.6K 279 27
                                    

Nana hampir terjatuh saat memundurkan tubuhnya karena terkejut dengan kehadiran Tata dan Jeje di rumahnya. Entah sudah berapa hari tepatnya mereka bertiga tidak saling bersama seperti biasanya. Tata dan Jeje masih menjalani aksi ngambeknya dan Nana sibuk dengan urusan 'Oksi'. Namun kedua gadis itu kini berdiri di ambang pintu rumahnya dengan tatapan kesal.

"Kenapa sih gak minta maaf? Kesel deh." Tata melipat kedua tangannya di depan dada.

"Buat apa?"

"Ya kan kita marah, minta maaf kek." Jeje ikut menyalahkan Nana. Sudah tau dengan tabiat sahabatnya berdua yang memang tidak bisa marah dengan Nana terlalu lama, akhirnya membuat Nana memutuskan sampai hari ini tiba. Sampai mereka yang menghampiri Nana dan meminta gadis itu untuk minta maaf.

"Yaudah maaf." Tata baru akan membuka mulut untuk mengucapkan sesuatu namun gerakannya kalah cepat dengan Nana yang tiba-tiba mengacungkan tangannya, "Tapi gue gak akan berubah pikiran. Gue akan tetep deketin Oksi dan bikin mereka putus."

Tata dan Jeje langsung menghela napas lemas. Memang sulit memberitahu kepala batu seperti Nana. Gadis itu dengan santainya menyelinap masuk ke dalam rumahnya membuat tubub Tata dan Jeje tergeser. Nana melemparkan tasnya kesembarang tempat sebelum menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.

"Yaudah, terserah lo aja." Ujar Tata akhirnya pasrah. Ia menduduki sofa single di hadapan Nana.

"Iya Na, lagian dari yang gue baca di wattpad lo. Oksi keliatannya udah mulai luluh." Nana langsung menegapkan tubuhnya ketika mendengar penuturan Jeje, "Masa sih?"

Jeje menganggukan kepalanya, "Kalo dari yang gue baca sih gitu, ya itupun kalo gak ada yang lo tambah-tambahin ya."

"Luluh gimana?"

Jeje mengerdikan bahunya acuh, "Ya dari yang gue baca ya. Dia tuh gimana ya, keliatan gak suka sama lo, tapi dia butuh lo. Maksudnya tuh gini, kaya pas di lapangan yang dia sakit, dia mau kan lo tolongin? Jadi dia semacem apa ya, udah terbuka sama lo dan secara gak sadar udah bergantung sama lo."

Tata menganggukan kepalanya setuju, "Terus terus Na, yang baru lo post tadi pagi juga. Yang di rumah sakit Bogor. Dia megang tangan lo terus minta judul lagunya. Buat apa coba?"

Nana mengangkat kedua tangannya di udara, "Ya.. mungkin dia suka nadanya."

"Ih Na! Dari judul aja ketauan itu lagu tuh lagu kode. Udah liriknya, apatuh, hmm itu, duh kok gue lupa."

"Gimme, gimme that love, I'll be waitin' for ya'" Jeje menyanyikan liriknya untuk membantu Tata.

"Nah itu. Ada juga apa tuh ya, 'let me in, let me get closer', kan itu kode banget Na. Terus dengan dia minta judul lagunya, itu artinya dia ngasih kesempatan buat lo, to let you in Na."

Nana sempat terdiam mendengar ucapan kedua sahabatnya, namun di detik berikutnya Nana langsung menggerakan tangannya di udara, "Ih apa sih, enggak! Enggak! Dia tuh baru sadar tadi pagi, buat denger itu lagu aja susah palingan. Masa ia dia sadar liriknya begitu?"

Tata menyandarkan punggungnya pada sofa, "Ya kali aja kan."

"Betewe Na. Kalo emang bener, artinya lo sukses." Celetuk Jeje yang membuat Nana kembali membaringkan tubuhnya di sofa, ia menatap langit-langit sambil merenung.

"Itu artinya sebentar lagi Wattpad lo tamat kan?"

Nana masih terdiam, tidak berniat menjawabnya. Karena di banding urusan Wattpadnya, ada hal lain yang Nana pikirkan.

Setelah semuanya selesai, apa lagi yang akan ia lakukan?

🌸🌸

Sudah sejak 15 menit yang lalu Mulan hanya terdiam di sofa yang berada di ruang rawat Gefari. Hari ini gadis itu sudah di izinkan untuk pulang, semuanya sudah beres, hanya tinggal menunggu Orang tua Gefari mengurus segala hal tentang kepulangan gadis itu.

O X Y G E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang