Bertemu

2K 243 3
                                    

Gadis berprawakan kecil yang sudah di tunggunya sejak tadi akhirnya tertangkap juga oleh kedua matanya. Mulan mendorong pintu kaca itu dengan menenteng sebuah plastik transparant berisi sebuah dus kecokelatan dan kemudian berjalan sedikit tergesa-gesa menuju mobilnya, tempat Gefari menunggunya.

Meski baru keluar dari rumah sakit, namun gadis itu seolah begitu sehat ketika mempersiapkan kejutan untuk Oksi yang sedang berulang tahun. Ia sengaja tak mengucapkannya tepat jam 12 malam, karena Gefari berencana untuk memberinya kejutan secara langsung.

Semua skenario sudah Gefari susun. Ia akan menghubungi Oksi, menanyakan apa Mamanya ada di rumah atau tidak. Kalau Oksi berkata tidak, maka Gefari akan mengendap-endap masuk kedalam rumah lelaki itu. Namun jika iya, maka Gefari akan memerintahkan Oksi untuk keluar dari balkon kamarnya, dan gadis itu akan berdiri di samping mobilnya sambil membawa kue, dengan begitu Oksi akan turun dan menemuinya.

Mereka akan sama-sama meniup lilin dan mengucapkan permohonan.

Membayangkannya saja Gefari susah senyum-senyum sendiri.

"Nih." Mulan mengerahkan plastik yang di bawanya kepada Gefari. Gadis itu langsung mengambilnya dan membukanya perlahan. Terlihat jelas kue ulang tahun yang terbuat dari cokelat dengan tulisan 'Happy birthday baby' di atasnya.

"Lilinnya juga di beli kan?" Gefari mendongakan kepalanya kearah Mulan.

Sambil memasang seatbeltnya, Mulan pun berucap, "Ada kok itu di samping boxnya."

"Gak magic kan?" Tanyanya lagi.

"Enggak kok. Lagi abis juga kata mbanya." Perlahan-lahan Mulan pun menjalankan mobilnya keluar dari area parkir toko kue itu.

Kebetulan sekali tempat mereka membeli kue itu cukup dekat dengan rumah Oksi, tak perlu waktu lama, mereka pun segera sampai ke rumah berlantai dua dengan nuansa putih gading itu. Kebetulan juga jalanan tidak seramai biasanya. Sepertinya alam semesta memang mendukung Gefari untuk hal yang satu ini.

Mereka memarkirkan mobil di bawah pohon dan sedikit agak jauh dari pagar rumah Oksi, tak ingin jika keberadaan mereka terlihat. Sementara Gefari sibuk memasang lilin-lilin kecil itu di atas kue. Pandangan Mulan memperhatikan sekitar, memastikan kalau tak ada yang mengetahui kehadiran mereka.

Hingga matanya menangkap sebuah mobil yang cukup di kenalinya berhenti di depan pagar hitam itu. Hingga pupilnya membesar begitu melihat siapa yang keluar dari dalam mobil itu.

Buru-buru Mulan menoleh kesampingnya, ingin memastikan kalau Gefari tak melihatnya, namun niatnya itu harus tumbang karena nyatanya Gefari menangkap kedua sosok itu. Oksi dan seorang gadis di sampingnya, berjalan masuk kedalam rumah itu.

Sekujur tubuh Gefari terasa lemas, terlebih ketika tak lama kemudian kedua orang itu kembali keluar dari rumah, beraama dengan wanita yang selama ini Gefari harap dapat merestui hubungan mereka, Mama Oksi.

Senyuman di wajah mereka yang terpampang jelas membuat hati Gefari semakin hancur.

"Pulang yuk Lan." Ujar gadis itu dengan suara gemetar, matanya masih belum berpaling meski mobil itu sudah melaju dan pergi meninggalkan tempatnya semula.

"Lo gak apa-apa?" Tanya Mulan hati-hati.

Sebuah tawa kecil terdengar dari bibir Gefari namun membuat hati Mulan menjadi miris, "Haha lo masih nanya Lan, hmm?"

"Oke kita pulang." Mulan langsung menekan gas mobilnya dan berjalan cepat pergi dari tempat itu. Sesekali ia melirik Gefari yang masih terdiam di tempatnya, bersandar lemas di jok mobil. Hingga sesaat kemudian air matanya tumpah, tanpa suara.

🌸🌸

Nana masih merasa bersalah, meski Oksi belum mengatakan sepatah katapun sejak mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Tadinya Nana ingin pulang sendiri saja, karena suasananya benar-benar dingin setelah ia mengatakan hal itu. Namun Oksi memaksa untuk mengantar Nana sampai rumah.

Sekarang mereka sudah berada di depan rumah Nana. Namun masing-masing dari mereka masih terdiam di dalam mobil. Nana ingin sekali meminta maaf atau paling tidak mengucapkan terimakasih karena Oksi sudah mengantarnya, namun lidahnya terasa kelu.

"Na." Panggilan dari Oksi langsung membuat Nana menegapkan tubuhnya seketika, "Oke gue turun."

Tangan Nana bergerak menekan pengunci pintu di sampingnya, namun Oksi tiba-tiba menekan lock otomatis dari tempatnya. "Jangan turun." Ucapnya dingin.

"Temenin gue mau gak?" Oksi menolehkan kepalanya kearah Nana, kini gadis itu dapat melihat raut frustasi di wajah Oksi. Matanya sayu seolah ia benar-benar tidak bersemangat.

Nana baru akan membuka mulut namun niatnya sudah di dahului oleh Oksi yang berucap, "Gak usah nanya-nanya dulu ya."

Gadis di sampingnya itupun langsung menganggukan kepalanya dan melingkarkan seatbelt kembali di tubuhnya, menandakan kalau ia ingin ada di sana. Menemani Oksi tanpa banyak bertanya. Dan tak berapa lama kemudian, Oksipun kembali melajukan mobilnya.

Plang hijau penunjuk jalan yang baru saja mereka lewati membuat Nana sadar satu hal. Bahwa Oksi membawanya menuju Bogor. Dan itu artinya, Oksi membawa Nana untuk bertemu dengan kekasihnya. Gefari.

O X Y G E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang