~Terkadang orang yang telihat paling bahagia adalah orang yang banyak menyimpan luka~
HAPPY READING!❤
Tok..tok..tok..Ketukan pintu sedikit menganggu aktivitas yoona dari tidurnya, yoona sedikit mengerjapkan matanya lucu saat sinar matahari masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka menyorot kearahnya, tak mau ambil pusing iapun kembali menutup matanya.
"yoona bangun ini sudah siang..." teriak seorang pria.
Bukan bangun, yoona justru malah menarik selimut tebalnya hingga menutupi seluruh badannya. Sungguh, sebenarnya yoona bukan anak pemalas. Namun entah kenapa yoona selalu sulit jika bangun pagi, entah aktivitas apa yang ia lakukan saat malam, hingga membuatnya sulit untuk bangun pagi.
Merasa tidak mendapat respon dari dalam kamar yoona, membuat pria yang masih setia berdiri didepan kamar yoona mendengus sebal.
"Ya! Im Yoona Cepatlah bangun! Ini sudah siang.. Apa Kau tidak sekolah?" bentak seorang pria yang ternyata adalah im joonmyeon -kakak yoona-
Yoona menggeliatkan badannya, agar mendapat posisi yang lebih nyaman, kemudian ia membuka selimut yang menutupinya hingga leher.
"Yayaya.. 5 menit" jawab yoona malas masih dengan mata yang tertutup sempurna.
"Yak.. Terserah kau saja jangan salahkan aku jika aku meninggalkanmu" celoteh joonmyeon, sambil sesekali mengumpat.
Yoona? Jangan tanyakan dia, karena nyatanya yoona masih tidak bergeming , ia masih asyik dengan dunia mimpinya.
Merasa diabaikan , akhirnya joonmyeon meninggalkan kamar tidur yoona, ia mengumpat sambil berjalan menuju meja makan.
"Hyung mana yoona?" tanya jongdae -kakak kedua yoona- sambil mengambil selembar roti tawar kemudian melahapnya.
"Molla" tukas joonmyeon singkat.
jongdae menaikkan sebelah alisnya melihat kelakuan hyungnya. Apakah? Ah! Benar. Pasti karena yoona. Karena memang pada dasarnya mood joonmyeon akan buruk setelah menghadapi adik perempuan, yang sialnya sangat mereka sayangi.
"Yoona sulit dibangungkan lagi?" tebak jongdae santai sambil meminum segelas air putih, joonmyeon yang awalnya sibuk menikmati sarapannya, kemudian menatap jongdae lalu mengangkat bahu acuh.
"Ah, sudah kuduga" gumam jongdae sambil melipat tangannya diatas meja, lalu memperhatikan joonmyeon yang kelihatannya sudah tidak berselera memakan sarapannya.
"Aku bingung, apa benar dia adik kandung kita?" tanya joonmyeon, kemudian sedikit mencondongkan badannya kedepan.
Jongdae mengerutkan dahinya bingung "maksudmu hyung?" tanya jongdae penasaran, membuat joonmyeon mengumpat. Ia kesal, kenapa jongdae sangat bodoh dalam hal menyimpulkan sesuatu. Joonmyeon pun bingung Kenapa dia harus memiliki adik yang menyebalkan. Tidak yoona, tidak jongdae, keduanya sangat menyebalkan.
Sebelum ia menjawab pertanyaan jongdae, joonmyeon membenarkan posisi duduknya. "Begini, apa kau pernah berfikir jika sifat ataupun wajah yoona tidak mirip dengan ayah maupun ibu" jongdae mencerna dengan baik penjelasan joonmyeon sambil sesekali mengangguk faham, ia mulai mengerti apa maksud dan tujuan perkataan joonmyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny?
FanfictionMenangislah seakan ini adalah terakhir kalinya dirimu dikecewakan seseorang.