~Bahagia? Seperti pernah merasakan. Tapi entah kapan~
HAPPY READING ❤
---
Sesampainya didepan kelas, yoona menarik panjang nafasnya untuk mengurangi beban yang ada difikirannya.
entah kenapa pertemuan singkat dengan ayahnya, sangat berefek luar biasa bagi yoona.Alasannya selama ini selalu membuat masalah adalah agar ia dikeluarkan dari sekolah itu. tapi sampai saat ini, senakal apapun yoona, tetap saja pihak sekolah kekeuh mempertahankannya.
Yoona ingin pergi dari sini. melihat ayahnya hanya akan mengingatkan yoona pada masalalu nya. Masa yang paling menyakitkan, masa yang paling ingin ia hapus dalam sejarah hidupnya.
Tok..tok..tok.. ,
yoona mengetuk pintu kelasnya dengan lesu. guru yang sedang mengajar pun menoleh kearah pintu. Sedetik kemudian ia menghela nafasnya -lelah- . sudah bukan sekali dua kali yoona terlambat saat jam pelajarannya, guru itu juga selalu memberi hukuman untuk yoona. Tapi tetap saja, yoona tidak pernah jera dan selalu mengulangi kesalahannya.
"Im Yoona! Kau terlambat lagi? Kau sudah tau ini jam berapa?" tegur guru jung sakartis, yoona mengangguk lemah.
Yoona bahkan tidak mempunyai tenaga lebih untuk menanggapi guru jung. kadang Ia juga kesal pada guru jung, kenapa guru itu begitu senang memarahi ataupun mencari-cari kesalahan yoona. Yoona bahkan merasa jika guru itu sangat tidak menyukainya.
"Sebenarnya kapan kau akan berubah yoona, perlu ibu panggilkan orangtuamu?" ancam guru jung.
Raut wajah yoona berubah seketika. Yoona menatap lurus guru itu. "Panggil saja. Aku sudah tidak punya orangtua. Siapa yang akan peduli?" ucap yoona dingin.
Guru jung mendesah pelan. "Baiklah. Sekarang pelajaran pertama sudah hampir selesai berhubung kau baru datang! Berdiri dilapangan sampai pelajaran kedua selesai!" perintah guru jung tegas.
Yoona tidak menjawab. Ia hanya berbalik kemudian melangkah pergi.
yoona saat ini sedang tidak baik-baik saja, sungguh mood yoona sedang buruk, dia malas berdebat apalagi meladeni guru yang sangat gencar membuat masalah dengannya, yoona sebenarnya tidak tau apa kesalahannya pada guru itu.
Merasa muak melihat guru jung lebih lama, yoona pun langsung melesat kelapangan. "Untuk sekarang, ini yang terbaik. Daripada bertatap muka dengan guru sok cantik" batin yoona.
Hal ini membuat guru jung menautkan kedua alisnya -heran- "ada apa dengan anak itu?, kenapa dia tidak menentangku samasekali??" gumam guru jung.
Tentu saja hal ini membuat guru jung bertanya-tanya karena setiap yoona akan dihukum yoona selalu melontarkan kalimat pembelaan panjang lebar yang membuat guru jung selalu gagal untuk menghukum yoona, tapi kali ini? Yoona terlihat menyeramkan ketika menjadi wanita yang tidak banyak bicara seperti ini, guru jung lebih baik mendengar wanita itu mengeluarkan kalimat-kalimat yang membuat kupingnya panas daripada seperti ini.
Taeyeon, jiyeon dan sohyun -sahabat yoona- pun merasakan hal yang sama, mereka menganga saat melihat yoona hanya diam dan menuruti perintah guru jung.
"Ada apa dengannya? Kenapa dia datang terlambat? Kenapa dia terlihat murung? hari ini dia tidak terlihat seperti yoona yang biasanya, pasti ada yang salah dengan anak itu." ucap taeyeon pada kedua sahabatnya.
Jiyeon mengangguk setuju.
"ne, kenapa dia pasrah saja saat dia dihukum? Apa dia kehabisan kalimat pembelaan? pasti dia sedang ada masalah" sahut sohyun sambil menopang dagu oleh tangan kirinya untuk berfikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny?
FanfictionMenangislah seakan ini adalah terakhir kalinya dirimu dikecewakan seseorang.