~Kadang aku ingin tak terlihat. Agar tidak ada yang tau jika sayapku telah patah dan lenyap. Agar mereka tetap melihatku sebagai sosok yang kuat~
"Oppa.." seru yoona.
Reflek jongdae dan joonmyeon pun mengalihkan pandangannya pada yoona.
Joonmyeon mengerutkan dahinya, "Ada apa?"
yoona terdiam sejenak, menutup mata kemudian menghembuskan nafasnya perlahan.
"aku sudah melupakan semuanya.." yoona membuka matanya, menatap kedua oppanya penuh arti, lalu melukiskan seulas senyuman.
"aku sudah melupakan rasa sakitku.. Aku sudah melupakan rasa kecewaku.. Aku.. Aku sudah memaafkan ayah"
liquid bening mulai berkumpul dipelupuk mata yoona. Yoona berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh, tapi semakin yoona mencoba dada yoona terasa sesak.
Joonmyeon POV
Entah apa yang harus aku lakukan selain terdiam mendengar perkataan yoona. Ya, aku selalu berfikir dari sekian banyak wanita, kenapa harus yoona? Kenapa harus adikku yang selalu terluka? kenapa harus dia yang selalu disakiti? kenapa? Oh god, yoona tidak sekuat itu, yoona tidak setegar yang terlihat.
Jongdae tertawa hambar.
"apa maksudmu?" ujar jongdae datar.
namun terlihat bahwa jongdae begitu kecewa dengan apa yang sudah terjadi, jongdae kecewa dengan perbuatan ayah yang menjijikan itu.
Setelah kejadian itu, kejadian yang menimpa keluargaku. memang membuat kami hancur. Tapi disisi lain sangat terlihat bahwa jongdaelah yang sangat terpukul atas perceraian kedua orangtua kami.
Jongdae selalu mengunci diri dikamar selama satu bulan. Bahkan ia pernah tidak pulang kerumah selama dua minggu. Diantara kami jongdae lah yang paling ingin menghancurkan ayah.
Aku mengalihkan pandanganku dari kedua adikku.
"Oppa, kalian yang membuatku menjadi wanita yang sekuat ini, sampai aku tidak peduli sebesar apapun rasa sakitku, sehebat apapun rasa kecewaku, karena kalian, kalian yang membuatku menjadi tangguh. Karena kalian aku mampu melewati semuanya. Aku memutuskan untuk melupakan semua dan tidak mengungkitnya, karena aku berfikir untuk apa? Untuk apa aku terlalu hanyut dalam kesedihan! Semua tidak akan berubah meskipun aku terus mengungkitnya kan?"
air mataku jatuh begitu saja mendengar setiap kata yang dilontarkan oleh yoona. Entah kenapa kata-kata yoona terasa sangat menyakitkan.
Aku menatap yoona lembut, pipi yoona sudah basah. aku memaksakan segaris senyuman, lalu mengacak sayang rambut yoona.
"Hey, uljima! Kau bilang kau kuat, oh ayolah yoong, aku tidak kuat melihatmu menangis, itu melukaiku" ucap joonmyeon sambil menghapus air mata yoona.
Yoona langsung berhambur kepelukan jongdae dan joonmyeon. "Oppa.. Mianhae.." lirih yoona.
Jongdae yang tidak biasa dengan sikap yoona merasakan sakit yang sama seperti yang yoona rasakan, terbukti dengan menetesnya air mata jongdae, untuk yang pertama kalinya setelah kematian ibu kami. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Yoona kenapa saat ini kau begitu terlihat menyedihkan? Serapuh inikah sebenarnya dirimu?.
Joonmyeon POV end.
"Wah pemandangan seperti apa ini?"
kehadiran baekhyun dan member lainnya, membuat suasana kembali normal. apalagi dengan adanya celotehan baekhyun yang polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny?
FanficMenangislah seakan ini adalah terakhir kalinya dirimu dikecewakan seseorang.