*kebahagiaan dan kesedihan. Aku tidak pernah meminta kebahagiaan, tidak juga mengharapkan kesedihan. Aku tidak tau mana diantara keduanya yang baik untukku.
Karena,
Kebahagiaan tidak selalu digambarkan oleh tawa, dan kesedihanpun tidak selalu tentang air mata*Yoona tensentak. Tidak menyangka jika dirinya akan bertemu lagi dengan chanyeol. Dalam hati ia merutuki kebodohannya, ini rumah soohyun, tentu saja dengan mudah ia bisa bertemu dengan pria itu.
Yoona perlahan bangkit. Tanpa mengatakan apapun ia berjalan keluar. Chanyeol yang melihat itu sempat ragu. Apakah ia harus diam saja dengan kesalahpahaman? Atau mengejar yoona lalu menjelaskan semuanya?
Persetan dengan keraguannya! Yang pasti ia harus mengejar yoona dan menjelaskan semuanya.
Dengan yakin ia mengikuti langkah gadis itu.
Langkah yoona terhenti saat merasa seseorang mengikutinya. Ia berbalik dan mendapati chanyeol sedang menatapnya.
Yoona menghela nafas. Mungkin sudah saatnya ia mendengar penjelasan chanyeol dan tidak menghindarinya lagi.
Yoona menatap chanyeol lekat. Pria itu, sama kacau dengannya. Chanyeol semakin mendekat kearah yoona. "Hai" sapanya canggung.
"Hai" yoona sendiri tidak tau kenapa keadaannya begitu canggung seperti ini. Karena yang ada difikirannya saat itu adalah jika ia bertemu dengan chanyeol ia akan memaki habis-habisan pria itu, tapi kenyataannya? Mengucapkan satu katapun yoona merasa suaranya tercekat.
"Bagaimana?" tanya chanyeol tenang.
Yoona mendongkak menatap hazel itu. Dahinya mengernyit. Tentu saja ia bingung dengan ucapan chanyeol. Bagaimana? Bagaim__
"Bagaimana hidupmu setelah memilih melepasku?" yoona terhenyak. Merasa ada sesuatu yang menghujam hatinya.
Bagaimana dirinya setelah melepas chanyeol? Tentu saja ia tidak baik-baik saja ataupun merasa lebih baik. Karena nyatanya tanpa chanyeol ia tidak pernah baik-baik saja.
Yoona mengabaikan rasa sakit itu, dengan sedikit keberanian ia bergumam. "Setelah melepasmu, aku merasa lebih tegar dan juga menjadi lebih baik" cicitnya pelan.
Yoona mungkin tidak tau, selain dirinya ada hati yang diam-diam terluka.
Yoona sudah lebih baik tanpanya, lantas apa perlu ia menjelaskan semuanya? Rasanya tidak perlu, percuma saja bukan?
Chanyeol tersenyum miris. Dirinya sudah kalah. Apakah dirinya harus tetap bersikukuh mempertahankan yoona disaat yoona bahkan bisa lebih bahagia setelah melepasnya.
Jika ia tidak bisa membahagiakan yoona, setidaknya ia tidak ingin membuat yoona menangis. Benar, mungkin lebih baik ia mundur.
Chanyeol mengerti. Jika ia tidak bisa menjadi pensil untuk menuliskan kebahagiaan yoona, mungkin ia harus menjadi penghapus untuk menghapus kesedihan yoona. Ya, setidaknya yoona tidak akan bersedih lagi setelah pergi darinya.
Belajarlah dari kopi, karena sesuatu yang pahitpun masih bisa dinikmati.
"Kau bisa lebih baik tanpaku?"
Yoona mengangguk. Setidaknya ia tidak akan memakan hati lagi bukan?
"Kau lebih bahagia tanpaku"
Yoona mengangguk. Setidaknya walaupun ia tidak bahagia, ia tidak harus terluka lagi bukan?
"Berani Berjanji jika kau tidak akan terluka lagi setelah aku pergi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny?
FanfictionMenangislah seakan ini adalah terakhir kalinya dirimu dikecewakan seseorang.