Sesampainya mereka disekolah. Mou langsung turun dengan cepat dari motor Elang, sampai sampai Elang harus memperingatkan Mou turun dengan pelan pelan supaya tidak jatuh.
"Pelan pelan Mou!" Ucap Elang memperingati Mou yang turun dengan terburu buru.
"Iya iya" jawab Mou pelan.
Mou pun berhasil turun dari motor Elang, Mou langsung berjalan dengan cepat menuju ke dalam gedung sekolah. Tapi tiba tiba ada suara yang mengintrupsikan nya untuk berhenti.
"MOU TUNGGUIN ELANG DONG!" Teriak Elang dari kejauhan sambil berlari menuju Mou.
Sedangkan Mou hanya menutup mukanya malu dan tetap berjalan dengan keadaan mata tertutup tangan nya sendiri.DEG..
Tiba tiba Mou merasa badannya menabrak sesuatu. Mou pun membuka mukanya lalu mendongak ke atas untuk melihat siapa yang dia tabrak.
"Nantha?" Ucap Mou sambil seraya mundur beberapa langkah.
"Lo gak punya mata atau gimana sih?! Jalan yang bener dong. Kalo punya mata tuh dipake, jangan ditutup kaya gitu. Emang semua orang bakal minggir kalo lo lewat ngga kan?!" Bentak Nantha kepada Mou, sampai sampai mereka menjadi tontonan di koridor sekolah. Tiba tiba ada yang merangkul Mou dari belakang.🍂🍂🍂🍂
"Eh lo pada ngapain nontonin gitu sana bubar!" Ucap Elang dengan keras kepada siswa siswi yang menontoni pembicaraan Nantha - Mou.
"Mou gapapa?" Tanya Elang lembut. Pandangan Elang berpindah pada Nantha, Elang meneliti Nantha dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sedangkan Nantha tampak risih dengan tatapan menilai dari Elang.
"Maksud lo apa bentak Mou?" Tanya Elang dengan tenang, tapi tatapan Elang mengintimidasi Nantha.
"Gue ga bentak dia, gue cuma kasih tau dia yang bener itu gimana" jawab Nantha dengan tegas.
"Tapi ga pake bentak juga dong. Lo kan tau cewe ga bisa dibentak" suara Elang naik satu oktaf.
"Tapi cewe kaya dia ga bisa dibilangin dengan lembut. Dia tuh harus dikerasin." Jawab Nantha dengan nada menyentak.
"Lo siapanya dia? Orang tua? Sodara? Oh atau lo pa--" ucapan Elang terpotong saat Mou memegang lengan Elang.
"Udah Lang udah, gue gapapa kok" jawab Mou sambil tersenyum lalu mengisyaratkan Elang untuk pergi.
"Gue minta maaf ya Nanth" ucap Mou sambil tersenyum.
"Ayo Lang gue anter ke ruang kepsek" ajak Mou kepada Elang yang masih memandang Nantha dengan pandangan sinis.Mou menarik lengan Elang lalu menepuk pipi Elang supaya tidak terus melihat Nantha dengan pandangan sinis. Sebelum Elang. Mengalihkan pandangannya ke Mou, Elang memberikan tatapan 'awas aja lo kalo macem macem sama Mou lagi' lalu Elang mengalihkan pandangannya ke Mou.
"Itu Mou cowo yang lu ceritain kemaren? Yang lu perjuangin itu?" Tanya Elang berderet
"Iya" jawab Mou singkat.****
Mereka pun sampai di depan ruang kepsek.
"Dah sana lu masuk terus tanya lu dikelas mana" ucap Mou menyuruh Elang untuk masuk kedalam ruang kepsek.
"Lu gaikut masuk?" Tanya Elang.
"Ngga , udah sana" usir Mou dengan halus.
"Yaudah tapi tungguin gw ya disini. Jangan kemana mana." Ucap Elang tegas
"Iya Elang iyaa" jawab Mou dengan nada jengah.
Elang pun akhirnya masuk kedalam ruang kepsek. Sedangkan Mou duduk di kursi yang terdapat di samping pintu ruang kepsek.Mou menundukkan kepalanya. Lama lama Mou terisak, 'kaya nya Nantha emang benci sama gue. Gue harus tetep berjuang atau harus belajar merelakan? Apakah Nantha bakal jadi milik gue kalo gue perjuangin dia? Atau dia malah lebih jauh dari sekarang? Tolong Mou ya allah' pikiran Mou berkecamuk kemana mana,
kembali berjuang atau belajar merelakan?
Pikiran itu terus muncul di kepala Mou. Apakah Nantha membencinya? Apakah Nantha akan peduli dengannya? Harus kan ia melanjutkan perjuangannya? Atau dia harus belajar merelakan? Apakah Nantha akan jadi miliknya? Apakah-- . Pikiran Mou berhenti saat sebuah suara memanggil manggil namanya.
"Mou?" Mou menghapus air matanya lalu menatap siapa yang membuyarkan lamunannya.
"Kenapa Lang?" Tanya Mou kepada Elang. Ya, orang itu adalah Elang.
"Lo kenapa nangis? Cerita sini sama gue" ucap Elang sambil duduk disamping Mou.
"Gue gapapa" jawab Mou berbohong.
"Bohong Mou lo bohong, gue tau kalo cewe bilang gue gapapa itu pasti ada apa apa nya" ucap Elang sambil menatap Mou. Pertahanan Mou untuk tidak nangis runtuh, Mou menatap balik mata Elang. Mou mencari sebuah perhatian palsu dari tatapan Elang, tapi nihil. Yang Mou temukan adalah tatapan khawatir dan perhatian yang tulus. Mata Mou sudah berkaca kaca.Tes..
Satu tetes air mata Mou jatuh dari pelupuk matanya. Elang yang melihat itu langsung menghapus air mata Mou dan langsung memeluknya sambil mengelua elus punggung Mou.
"Nangis aja Mou, gausah ditahan" ucap Elang lembut. Mou pun menangis dalam diam. Tangan Mou masih belum terulur untuk membalas pelukan Elang. Air matanya terus mengalir, sampai nafas Mou terdengar sesegukan.
"Cerita ya sama gue kalo udah siap" ucap Elang. Mou hanya mengangguk dalam pelukan Elang. Lama - lama nafas Mou terdengar teratur. Elang pun melepaskan pelukannya lalu melihat Mou, dan ternyata Mou tertidur. 'Kebo banget najis, padahal masih pagi, untung sayang' ucap Elang sambil tersenyum.Elang langsung menggendong Mou seperti bayi menuju uks. Dan untungnya Elang tadi sempat menanyakan beberapa lokasi di sekolah ini kepada kepsek.
🍂🍂🍂🍂
Elang membaringkan tubuh Mou pada salah satu kasur yang terdapat di uks, lalu Elang mengambil satu kursi untuk dia duduki. Elang menatap Mou yang sedang tertidur pulas, lalu ia tersenyum. Elang pun menggenggam tangan kiri Mou, lalu mencium tangan Mou beberapa kali. Sampai akhirnya Elang tertidur dengan tangan Mou sebagai bantalnya.
👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻
Haii guyss, semoga kalian suka sama chap inii jangan lupa vote & comments
Thanks!!
👆🏻👆🏻👆🏻👆🏻Bonus pict Nanthaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Him.
Teen FictionIni tentang bagaimana rasanya cinta bertepuk sebelah tangan. Bagaimana rasanya berjuang sendirian. Bagaimana rasanya perjuangan mu sangat amat tidak dihargai. Bagaimana rasanya merelakan orang yang sangat amat kamu sayangi. Ini tentang seseorang yan...