Mou pagi ini sudah siap, ia turun ke bawah untuk sarapan bersama bundanya. Tapi langkah Mou melambat saat melihat sosok ayah nya sedang duduk sambil meminum kopi dengan santai di meja makan. Ayah nya yang melihat ke arah Mou itu tersenyum.
"Pagi Mou" sapa Ayahnya pagi ini. Mou hanya mengangkat satu alis nya lalu tersenyum kecil.
"Pagi Mou..." sapa Bunda nya yang sedang menyiapkan sarapan mereka. Mou menghampiri bundanya lalu mencium pelan pipi bundanya
"Pagi juga bund " sapa Mou balik lalu kembali duduk bersama ayahnya di meja makan. Ayahnya menatap Mou tidak terima karna sapaan nya tidak di balas oleh Mou sedangkan saat sang bunda menyapa nya di balas balik oleh Mou. Mou meminum susu nya dengan gaya formal, lalu Mou berdeham sedikit."Bunda, Mou sarapannya di sekolah aja" ucap Mou yang langsung menghampiri bundanya dan menyalimi nya. Mou sama sekali tidak menganggap bahwa ayahnya itu ada, karna ayah nya sudah kesal melihat kelakuan anak perempuannya tersebut.
"Mou" panggil Ayahnya penuh dengan nada mengintimidasi. Mou menoleh lalu menganggkat satu alisnya.
"Kamu ga salim sama ayah?" Tanya ayahnya. Mou menyeringai lalu berjalan menuju ayah nya dengan langkah pelan.
"Salim? Dengan anda? Tangan saya terlalu suci untuk itu" ucap Mou tajam. Bunda nya langsung melotot ke arah Mou.
"Mou!" Ucap bundanya memperingati.
"Iya bund Mou ngerti. Orang kaya dia ini ga usah di ladenin" ucap Mou dengan nada sinis.
"Apa kamu tidak pernah di ajari sopan santun sama perempuan ini?!?" Ucap Ayahnya sambil menunjuk sang bunda, Mou langsung memukul tangan ayahnya tersebut supaya tidak terus menunjuk ke arah bundanya yang terlihat kaget.
"Oh saya tentu di ajari sopan santun, tapi sopan santun saya tidak berlaku untuk orang seperti anda!" Ucap Mou tegas. Ia langsung mengusap muka nya pelan berusaha meredam emosinya.
"aku berangkat" ucap Mou pada akhirnya, Mou pun langsung melangkah keluar rumah lalu menyalakan mobilnya dan langsung menuju ke sekolah.****
Saat Mou baru turun dari mobil tiba tiba tangan Mou langsung di tarik oleh seseorang.
"Apalagi sih?" Tanya Mou kesal.
"Gue bener bener minta maaf Mou, maaf banget gue janji ga bakal ulangin lagi" ucap orang tersebut.
"Gue ga butuh janji Lang! Gue butuhnya bukti" jawab Mou sambil menatap tajam ke arah Elang.
"Oke oke gue bakal buktiin ke lo, tapi maafin gue ya pliss" ucap Elang memohon kepada Mou. Mou yang tidak mau menambah masalah akhirnya meng iya kan permintaan Elang. Elang langsung bersorak bahagia lalu memeluk Mou sebentar. Sedangkan Mou hanya geleng geleng heran, lalu pergi meninggalkan Elang yang sedang berbahagia.****
Kring... kring...
Mou langsung berjalan keluar kelas untuk istirahat ke kantin. Tiba tiba ada mencekal tangan Mou, ia membalikkan badannya untuk melihat siapa yang mencekal tangannya.
"Bareng dong ke kantin nya, lo pengen ke kantin kan?" Tanya Elang sambil memasang wajah memelas. Mou menghela nafasnya pelan lalu mengangguk, Elang pun langsung menarik tangan Mou menuju ke kantin.Sesampainya di kantin, Mou langsung melepaskan tangan Elang yang masih memegang tangan Mou. Lalu Mou berjalan menuju meja Vano dan Nantha,
"Haii" sapa Mou kepada kedua temannya. Vano tersenyum lebar sedangkann Nantha hanya tersenyum tipis.
"Haii Mou" jawab Vano
"Hai juga" jawab Nantha. Mou pun langsung duduk di hadapan keduanya. Tak lama setelah itu Elang duduk di samping Mou, sedangkan Vano dan Nantha menatap aneh ke arah keduanya.
"Lo berdua udah baikan?"
"Udah baikan?"
Ucap Vano dan Nantha berbarengan, Mou terkekeh kecil lalu mengangguk pelan.
"Gamau nambah nambah masalah yang ada aja, jadi gue maafin aja deh si Elang" jawab Mou sambil tersenyum kecil. Elang pun hanya mengangguk sebagai jawaban, Mou menyenggol pelan lengan Elang, Elang pun menengok ke arah Mou."Minta maaf ke Nantha soal kejadian waktu kalian pertama kali ketemu" bisik Mou kepada Elang. Elang menggeleng pelan, Mou langsung menatap Elang dengan tatapan -minta maaf ga lo, ga minta maaf gue marah lagi sama lo- , Elang pun akhirnya mengangguk pasrah.
"Nan" panggil Elang, Nantha pun langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Gue minta maaf soal yang waktu kita pertama kali ketemu" ucap Elang, Nantha tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Gapapa kali, gue juga salah. Gue waktu itu keterlaluan banget sama Mou" jawab Nantha mengalihkan pandangannya dari Elang lalu ke arah Mou, Mou hanya tersenyum kikuk.
"Good" ucap Vano singkat. Mereka bertiga langsung menatap ke arah Vano dengan tatapan bingung. Sedangkan yang di tatap hanya membalas dengan tatapan apa? , mereka bertiga refleks menggeleng pelan lalu mengobrol hal hal yang seru atau lucu. Tiba tiba Vano berdiri lalu menatap ketiganya."Gue mau beli makan, ada yang mau nitip?" Tawar Vano, Nantha terlihat berfikir, sedangkan Elang bingung mau memesan apa, berbeda dengan Mou yang sudah memasang wajah bahagianya.
"Gue mau..." ucap Mou menggantung, Vano langsung menatap Mou serius. Nantha membuka mulutnya seperti ingin mengucapkan sesuatu, Vano langsung menatap ke arah Nantha. Nantha langsung menutup kembali mulutnya, Vano langsung memandang Mou lagi."Gue..." ucap Elang menggantung, Vano langsung menatap Elang penuh tanya.
"Gatau, bentar kasih waktu gue untuk berfikir." Ucap Elang memasang tampang serius, sedangkan Mou langsung menempeleng kepala Elang.
"Sok serius lo" ucap Mou sambil terkekeh pelan.
"Gue mau banana split deh" ucap Elang ngaco, kali ini bukan Mou yang menempeleng Elang. Tapi Nantha,
"Si goblok, lo kira di cafe anjir" jawab Nantha sambil tertawa pelan. Ssdangkan Vano hanya tersenyum tipis mendengar pesanan Elang.
"Gue mau spaghetti carbonara deh No" ucap Nantha ikut ikutan ngaco, Elang pun menempeleng gantian kepala Nantha.
"Sama aja anjir, kaga ada disini" ucap Elang sambil tertawa, sedangkan Mou terlihat membenamkan wajahnya di kedua lipatan tangannya, dan bahunya terlihat bergetar. Elang langsung menatap aneh ke arah Mou, begitu juga dengan Nantha."Dia nangis?" Tanya Elang sambil menatap ke arah Nantha dan Vano secara bergantian. Vano hanya menggelengkan kepalanya pelan, sedangkan Nantha menatap Elang dengan tatapan hayolo lo apain tadi , Elang menggeleng keras lalu menggoyangkan pelan bahu Mou.
"Mou lo nangis?" Tanya Nantha.
"Mou jangan nangis dong" ucap Elang
"Nangis kenapa Mou?" Tanya Vano bingung, bahu Mou terlihat bergetar lebih hebat dari sebelumnya. Yang membuat ketiganya panik."Mou,Mou"
"Lo kenapa Mou?"
"Eh-eh ko kayanya makin kejer ya?" Ucap Elang polos. Vano dan Nantha langsung menempeleng pala Elang secara bersamaan yang membuat Elang mengaduh lebay. Mereka pun kembali memfokuskan perhatiannya pada Mou,
"Mou? mou?"
"Mou lo kenapa? Cerita dong"
"Eh jangan tambah kejer dong nangisnya" ucap ketiganya yang mulai panik, tiba tiba"AHHAHAHAHAHAHA, yaampun ngakak anjir" tawa Mou kencang saat itu juga, terlihat sekali muka Mou merah seperti kepiting rebus. Mou menyeka air matanya yang keluar di ujung pelupuk matanya.
"Jadi tadi lo ga nangis?" Tanya Vano sambil menatap Mou, Mou menggeleng pelang sambil berusaha meredakan tawa nya. Vano pun langsung duduk kembali seperti tadi,
"Selera makan gue mendadak ilang anjir" ucap Vano lalu mengeluarkan ponselnya lalu memainkannya kembali. Sedangkan Mou masih tertawa pelan, Nantha dan Elang memasang wajah jengkel terhadap Mou. Tiba tiba tangan Elang langsung di tarik paksa oleh seseorang.
"Eh-lho kok. Elang?"
"Eh-eh Elangnya mau di bawa kemana"
Ucap Mou dan Nantha bingung. Elang hanya menggeleng tanda bahwa ia tidak mengetahui kenapa dia di tarik seperti itu.
"Bukan urusan kalian" ucap orang itu langsung pergi sambil menarik tangan Elang.
"Dasar autis" celetuk Vano. Mou langsung menatap tidak percaya ke arah Vano, sedangkan Nantha hanya memutar bola matanya malas.
.
.
.
.👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻
Haii semoga kalian suka sama chap inii, tinggalin jejak kalian sebagai readers dengan Vomments makasihh💕
👆🏻👆🏻👆🏻👆🏻Bonus pict Elang
KAMU SEDANG MEMBACA
Him.
Teen FictionIni tentang bagaimana rasanya cinta bertepuk sebelah tangan. Bagaimana rasanya berjuang sendirian. Bagaimana rasanya perjuangan mu sangat amat tidak dihargai. Bagaimana rasanya merelakan orang yang sangat amat kamu sayangi. Ini tentang seseorang yan...