Chap 👉🏻 Twelve

86 11 0
                                    

Mou terkejut saat ia baru masuk ke dalam rumah.
"Lo ngapain lagi Lang?" Tanya Mou jengah terhadap Elang yang setiap pulang sekolah selalu ada di dalam rumahnya.
"Nungguin lo" jawab Elang sambil bersedekap.
"Pulang sana lo, dicariin bokap sama nyokap lu aja." Usir Mou kepada Elang.
"Ah lo mah ngusir gue mulu" ucap Elang kesal.
"Lagian gue bosen liat muka lo terus setiap pulang sekolah" ucap Mou.
"Yaudah gausah diliat" jawab Elang.
"Kan gue punya mata" ucap Mou tidak mau kalah.
"Yauda tutup mata"
"Nanti gue nabrak tembok atau apapun itu dong kalo tutup mata"
"Yauda iya oke fine gue pulang, puas lo?" Ucap Elang yang akhirnya mengalah, sedangkan Mou tersenyum penuh kemenangan.
"Puass banget, dah dah sana lo" usir Mou. Elang pun mengacungkan jari tengah nya lalu pulang kerumahnya yang hanya 2 rumah disamping rumah Mou. Sedangkan Mou sudah tertawa saat melihat ekspresi Elang saat Elang keluar dari rumahnya. Mou pun menutup pintu rumahnya lalu menguncinya, karna bundanya membawa kunci cadangan.

Sebelum Mou naik ke atas, Mou ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil minum dan cemilan. Setelah kira kira semuanya sudah lengkap Mou membawa nya ke atas.

Sesampainya dikamar Mou menaruh minuman dan cemilannya di atas meja belajarnya lalu menaruh tas nya di atas sofa kecil yang terdapat dalam kamar Mou. Setelah itu Mou ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan ganti baju.

****

Setelah selesai mandi, Mou membaringkan tubuhnya diatas kasur. Ia pun tertarik melihat ponselnya, untuk melihat beberapa notif yang masuk. Tiba tiba ada sebuah sms yang membuat Mou ingin berkata kasar.

Elang
Gue kerumah lo ya!

Gak

Tiba tiba telfon Mou berdering.

"Gak lang, bahkan lo baru sejam yang lalu pulang dari rumah gue" ucap Mou menolak mentah mentah saat Elang menelefonnya.
"Gabut gue Mou" jawab Elang dari sebrang sana.
"Ngapain gitu kek lo, ngerusuhin gue terus"ucap Mou kesal.
"Yaudah maafin gue kalo suka ngerusuhin lo terus. Sekarang gue boleh main kerumah lo yaa" pinta Elang.
"Gak boleh, mending lo main sama temen lo yang lain" ucap Mou.
"Sama siapa anjir, gue gada temen lagi" jawab Elang.
"Gembel lo, ajak main anak cowo yang sekelas gitu kek" ucap Mou.
"Tapi gaada yang deket sama gue Mou" jawab Elang.
"Sama Nantha kek, Vano, Gilang, atau siapa gitu" ucap Mou.
"Nantha?! Seriously? Gak, ngapain gue main sama orang kea Nantha" jawab Elang menolak saran Mou.
"Yaudah main game aja sono" ucap Mou yang mulai jengkel.
"Udah semua gue mainin sampe tam--" ucapan Elang terputus karna Mou langsung mematikan telfonnya secara sepihak. Mou menaruh ponselnya, lalu Mou mengambil laptop yang berada diatas nakas samping tempat tidur Mou.

Mou menyalakan laptop yang sudah lama tidak Mou pakai itu. Sebenarnya laptop yang saat ini Mou nyalakan adalah laptop lama Mou, karna laptop yang ini sudah tidak bisa di pakai untuk mengerjakan tugas karna sudah lemot. Tapi kalo hanya untuk buka sesuatu dokumen atau browsing masih tetap bisa. Awalnya Mou bersikeras untuk memperbaiki laptopnya, tapi bundanya bilang kalau diperbaiki maka semua data data yang ada di laptop tersebut akan hilang. Akhirnya Mou pun terpaksa menerima laptop baru pemberian bundanya, yang sekarang sering Mou pakai. Mou memasukkan password untuk membuka nya, lalu terbukalah dan muncul sebuah foto sebagai wallpaper laptop tersebut. Mou tersenyum kecil lalu mengelus layar laptop tersebut. 'Kapan ya kita bisa kumpul lagi kaya gini'batin Mou. Mou pun membuka dokumen yang berisi foto foto masa lalu Mou. Ia memperhatikan dengan detail setiap foto foto tersebut, tanpa Mou sadari air mata nya sudah mengalir sedari tadi. Mou menutup laptop tersebut dengan keras, sampai akhirnya Mou nangis tersedu sedu sampai ia tertidur.

****

Keesokan harinya Mou terbangun dengan keadaan matanya yang membengkak. Mou terbangun lalu mengucek matanya, 'untung sekarang hari sabtu' batin Mou. Yap hari ini adalah hari sabtu, dan Mou tidak memiliki jadwal apa apa untuk hari ini. Mou pun kembali merebahkan badannya ke kasur, belum lama setelah itu ponsel Mou berdering.

Him.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang