Kali ini gue tau, kalau gue gak mungkin bisa sampai di sekolah baru gue dengan tepat waktu. Bukan sebagai murid baru, tetapi sebagai siswa junior yg harus mengikuti segala proses ospek di tingkat pendidikan standar SMA.
Gue tau, meskipun gue gak terlambat sekalipun tapi namanya ospek pasti ada beberapa siswa yg harus di permalukan di depan senior-senior yg lain.
Apalagi saat ini gue terlambat lima menit. Mungkin mereka gak akan percaya dengan alasan yg akan gue kasih tau nanti. Tapi terserah mereka, karena alasan gue sampai telat karena harus membantu persiapan adek gue yg saat ini juga mengikuti ospek di tingkat pendidikan SMP.
Selain alasan mengurus segala persiapan adek gue, alasan yg lain adalah gue harus mengkepang sendiri rambut gue sesuai yg di syarat kan oleh panitia.
Mungkin mengkepang rambut sebanyak dua atau satu itu adalah hal biasa. Tapi kali ini, panitia menyuruh calon siswa untuk mengkepang rambut mereka sesuai dengan tanggal hari ospek. Dan hari ini adalah tanggal lima belas.
Ospek di sekolah gue berlangsung selama tiga hari. Dan itu berarti di hari terakhir ospek gue harus memikirkan bagaimana cara agar rambut gue bisa terkepang sebanyak delapan belas.
Gue berlari sekuat tenaga agar bisa melewati pintu gerbang yg jauh lebih tinggi dari tubuh gue.
Dengan pakaian kaos putih polos di tambah dengan rok setengah lutut ala-ala calon siswa, gue duduk bergabung dengan teman-teman gue yg lain yg saat itu sama sekali gue gak kenal.
Gue bersyukur karena gak ada salah satu anggota osis yg melihat keterlambatan gue. Ternyata gue salah. Ada salah satu anggota osis yg melihat gue dari belakang.
"Heyy lo!!! Siapa yg suruh lo duduk?!" Suara itu terdengar sangat jelas di belakang gue.
Gue hanya menutup mata gue dan berharap orang yg di panggil itu bukan gue.
"Lo budek?! Gue panggil bukannya balik tapi malah di cuekin!!" Suara itu kembali terdengar yg saat ini ku ketahui suara itu milik seorang perempuan.
Gue pun membalikan badan gue untuk memastikan siapa yg sebenarnya di panggil.
Shit. Jantung gue nyaris keluar karena melihat wajah perempuan yg sangat menyeramkan. Mungkin dia perempuan yg manggil gue tadi.
"Lo budek? Lo kira gue tembok?!" Tanya perempuan itu dengan nada yg cukup tinggi.
"Ma...af kak.. saya kira tadi kakak panggil yg lain." Jawab gue yg memanggilnya dengan sebutan 'kak' meskipun gue kurang yakin kalau dia lebih tua dari gue.
"Jelas-jelas lo yg telat, mana mungkin gue panggil orang lain!" Balasnya yg membuat gue gak bisa berkata apa-apa.
"Ma..af kak." Ujar gue sekali lagi yg kemudian gue melihat namanya di name tag di baju nya.
"Nama lo siapa?" Tanya dia yg kemudian melihat papan pengenal yg tergantung di leher gue.
"Ohh, nama lo Vanya... sebagi hukumannya, lo harus lari keliling lapangan sekarang." Lanjutnya yg kini ku ketahui namanya adalah Agatha yg kemudian membuat mata gue nyaris keluar.
"Baik kak. Sampe berapa kali?" Tanya gue yg sebenarnya ingin gue bantah.
"Sampe gue bosan liat lo lari-lari." Jawab Agatha dengan santai.
Apakah ada seseorang yg dapat membantu ku sekarang????
Gue pun memulai hukuman yg ia berikan.
Kenapa di hari pertama ospek gue harus ngalamin kejadian kaya gini? Gue gak bisa bayangin berapa banyak mata dari senior yg melihat gue sambil tertawa.Satu putaran.
GUE PASTI BISA!
Dua putaran.
ANJIR BAJU GUE MULAI BASAH.
Tiga putaran.
GAK BOLEH NYERAH.
Empat putaran.
OKE GUE LELAH.
Lima putaran.
NAPAS GUE KOK MULAI HABIS YA.
Enam putaran.
SAMPE KAPAN GUE KELAR?
Tujuh putaran.
SEMANGAT!
Delapan putaran.
GUBRAAKKK!!
###
Gue mencoba untuk buka mata gue perlahan, dan pandangan gue burem. Gue sama sekali gak ingat apa-apa setelah gue lari keliling lapangan tadi.
Yg gue ingat adalah gue di suruh lari keliling lapangan sama si monster laut tadi.
Ini baru hari pertama, bagaimana jika hari-hari gue harus di hantui oleh monster laut itu?
Entahlah.Gue mencoba mengucek-ngucek mata gue supaya mata gue bisa melihat dengan jelas.
Namun itu sama sekali gak berhasil. Kepala gue masih sangat sakit untuk bergerak.Dengan pandangan yg masih burem, gue cuma melihat se sosok lelaki di samping gue. Entah dia sedang tersenyum atau menangis gue gak tau.
Tempat ini sama sekali gak familiar di mata gue. Ini bukan kamar gue, bukan kamar adek gue, bahkan bukan kamar nyokap gue. Gue gak tau sekarang gue ada di mana.
"Kamu sudah sadar?" Suara itu terdengar di samping ku. Mungkin suara lelaki itu.
"Saya ada di mana?" Tanya gue yg jelas hanya untuk orang itu.
"Kamu sekarang ada di uks," Jawabnya dengan suara yg sangat lembut.
"Apa yg terjadi sama saya?" Tanya gue yg saat ini pandangan gue mulai pulih kembali.
"Tadi kamu di suruh lari keliling lapangan sama Agatha." Jawabnya dengan santai.
"Lalu, kamu siapa?" Tanya gue yg mulai melihat wajah nya yg cukup tampan dan manis.
"Nama saya Yuta." Jawabnya yg terlihat cuek.
"Siapa yg bawa saya ke tempat ini?" Tanya gue yg masih kaku.
"Saya." Jawabnya yg kali ini lebih singkat.
Gue sempat berpikir apakah orang ini tidak tau bicara atau mungkin kekurangan kosakata? Tapi bagaimana pun gue harus berterima kasih pada dia karena dia yg udah nolong gue dari siksaan monster laut yg bernama Agatha.
"Makasih yah kak." Jawab gue yg tak kalah singkat yg kali ini mencoba memanggilnya dengan sebutan 'kak' sebagai tanda hormat.
"Lain kali jangan mau di bodohin sama dia. Dia memang anggota osis, tapi dia sama sekali gak berhak buat ngasih hukuman ke calon siswa kaya kamu!" Jelasnya dengan memperlihatkan kedua lesung pipitnya di bawah bibir.
"Kalo kamu perlu apa-apa, bilang aja sama dia. Dia anggota osis di bagian kesehatan." Lanjutnya sambil menunjuk ke arah cewek cantik yg terlihat sedang mengatur obat-obat di lemari kaca.
"Tapi saya harus melanjutkan kegiatan ospek saya." Bantah gue.
"Soal itu kamu tenang saja, pembina osis udah tau kalo kamu lagi sakit. Jadi untuk hari ini kamu gak usah ikut kegiatan itu." Jelasnya yg langsung membuat ku terpukau dengan senyum manisnya.
"Terima kasih." Balas ku untuk yg kedua kali nya berterima kasih lalu di balas dengan anggukan dengannya.
Saat ini, gue hanya kenal dua orang di sekolah ini. Yuta dan Audrey.
Tapi itu bukan berarti gue bisa temenan sama mereka, mereka itu akan jadi kakak kelas gue sementara gue adik kelas mereka. Jadi gak mungkin ada adik kelas dan kakak kelas yg berteman.
--------------------------------------------------
jangan lupa vote yah..
jangan cuma jadi readers doang..
saya juga butuh comment dari kalian.
❤❤
saya akan usahain buat selalu
update ff ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic of Love ✔
Fanfiction"Kapan sihh lo nerima gue??" "Sorry Hyun, tapi gue cuma nganggep lo sebagai teman." "Sampe kapan sih lo mau nunggu si Yuta cinta sama lo?" "Sampe gue ngerasa lelah buat bertahan." "Terserah apa kata lo. Yg penting gue bakal nungguin lo sampe lo gak...