Gue duduk bersampingang di sebelah Jaehyun. Sementara di depan kami ada pak Sooman yg sedang menebak kami dengan penglihatannya saja.
Suasana saat ini sangat mengerikan di tambah lagi dengan suhu AC yg gue yakin mencapai 16 derajat celcius dan interior di ruangan ini serba hitam dan abu-abu sehingga membuat kesan yg horor.
"Lo tenang aja, gue bukan laki2 brengsek yg gak bakal ninggalin lo setelah perbuatan gue ke lo." Bisik Jaehyun di telinga gue sehingga gue bisa merasakan hembusan napas hangatnya.
"Lo mau bilang kenapa alasan gue sama lo telat?" Tanya gue setelah melihat pak Sooman yg sedang memainkan ponselnya.
"Lo tenang aja, itu urusan gue. Gak usah takut." Balas Jaehyun yg membuat gue mulai meyakini dia.
Tak ada suara di ruangan itu kecuali suara gue dan Jaehyun yg berbisik sementara suara permainan POU dari hp milik pak Sooman.
KREKKK..
Gue dan Jaehyun melihat ke belakang dan mendapati ma'am Sarah yg sedang berdiri di sana.
"Selamat siang pak." Ujar ma'am Sarah ke pak Sooman yg terlihat masih sibuk memainkan ponselnya.
"Pakk." Ulang ma'am Sarah yg kemudian di susul dengan kesadaran pak Sooman.
"Maaf." Singkat pak Sooman yg langsung meletakkan ponselnya di meja.
"Jadi gini pak, mereka berdua terlambat masuk ke kelas saya. Oh maksudnya Vanya terlambat masuk ke kelas saya. Dan Jaehyun yg bertanggung jawab atas ini semua pak." Jelas ma'am Sarah.
"Kamu kelas berapa?" Tanya pak Sooman ke arah gue.
"Kelas sepuluh pak." Jawab gue yg ketakutan.
"Apa!!!! Kamu kelas sepuluh dan sudah berani terlambat?! Ini hari pertama untuk kelas sepuluh bersekolah dan kamu sudah berani membolos?!" Bentak pak Sooman dengan nada yg cukup tinggi sehingga membuat gue ngerasa tiba2 di tempat gue gerimis seketika.
"Pak, dia bukan bolos. Dia terlambat dan itu semua karna saya." Jawab Jaehyun di samping gue.
"Dan kamu! Kamu anak kelas 11 IPA 2 kan? Apa kamu tidak capek tiap hari masuk ruangan saya?" Tanya pak Sooman namun kali ini untuk Jaehyun.
"Pak, saya minta maaf." Jawab Jaehyun yg kali ini menundukan kepalanya.
"Kalau begitu kamu jelaskan kenapa kamu bisa bertanggung jawab atas keterlambatan Zevanya." Balas pak Sooman.
"Jadi gini pak, tadi itu saya temenin dia buat ke perpus." Jaehyun yg mulai menjelaskan.
Aduhhh gue mohon tolong jangan bilang kejadian yg sebenarnya...
"Lalu dia nyari buku yg dia cari dan setelah kami mau keluar tiba2 pintunya ke kunci sendiri pak dari luar." Jelas Jaehyun yg membuat gue sedikit tengang.
"Terkunci sendiri? Saya tidak percaya! Pintunya baru di renovasi satu minggu yg lalu, jadi mana mungkin rusak?" Balas pak Sooman yg kali ini membuat jantung gue berpacuh lebih cepat.
"Lalu bagaimana kalian bisa keluar jika pintunya terkunci?" tanya pak Sooman yg membuat gue pasrah dengan apa yg akan terjadi selanjutnya.
"Kami keluar lewat jendela pak." Jawab Jaehyun yg semakin berbohong.
"Lewat jendela? Bagaimana bisa sedengkan jendela terkunci sementara kunci nya ada di lemari saya?"
"Hhh, saya mecahin kaca jendela nya pak.."
"Apa kamu bilang!!!! Jendela itu juga baru di renovasi, dan kamu memecahkan kaca nya?"sekarang wajah pak Sooman terlihat seperti naga yg akan memakan mangsa nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic of Love ✔
Fanfic"Kapan sihh lo nerima gue??" "Sorry Hyun, tapi gue cuma nganggep lo sebagai teman." "Sampe kapan sih lo mau nunggu si Yuta cinta sama lo?" "Sampe gue ngerasa lelah buat bertahan." "Terserah apa kata lo. Yg penting gue bakal nungguin lo sampe lo gak...