💛8💛

49 5 0
                                    

"Maksud lo?"

"Gue suka sama lo."

"Sorry,"

"Kenapa? Gue beneran suka sama lo."

"Tapi gue gak bisa. Gue suka cuma-"

"Sama Yuta? Gue tau. Gue tau kalo dari dulu lo emang suka sama Yuta. Bahkan gue yakin kalo perasaan lo ke dia udah berubah jadi cinta."

"Perasaan itu juga yg terjadi sama gue. Gue cinta sama lo. Gue bakal nungguin lo sampe kapan pun."

"Gak perlu. Karna percuma, perasaan gue sama kak Yuta gak bakal pernah berubah." Jelas gue.

"Gue bakal buktiin juga ke lo kalo sampe kapan pun perasaan gue ke lo gak akan pernah berubah." Balas Jaehyun yg juga memberikan gue penjelasan.

"Gue permisi," ucap gue sambil seraya ingin berdiri.

"Tunggu, lima belas menit lagi istirahat. Nanggung kali kalo lo mau masuk kelas. Entar malah di hukum lagi loh sama pak Sooman."

"Kalo misalnya kak Yuta bisa bantuin gue lagi, gue rela ngelakuin ini setiap hari."

"Lo harus biasain diri lo, dalam waktu enam bulan lagi lo bakal kehilangan Yuta."

"Maksud lo?"

"Dalan enam bulan lagi, Yuta bakal lulus dari sekolah ini. Dengan begitu lo bakal kehilangan dia. Dan lo tau kan kalo dia akan kuliah di mana? Dia gak mungkin nolak undangan untuk kuliah di Filipina."

"Gue tau gue bakal kehilangan dia, tapi seenggaknya gue bisa bersama dia sebelum dia pergi nanti."

"Tapi apa saat itu tiba lo bisa nerima semuanya?"

"Gue tau gue gak bakal kuat nerima itu semua, tapi seenggaknya gue udah berusaha. Makasih ya."

"Makasih buat apa?"

"Udah buat gue kuat lagi." Jawab gue sambil tersenyum.

"Sama-sama."

###

Hampir setiap malam, gue selalu ngitungin waktu yg tersisa buat gue ngeliat kak Yuta.

Setelah perkataan Jaehyun waktu itu, gue selalu mikirin itu semua. Gue gak tau haru ngelakuin apa setelah kak Yuta pergi nanti.

Gue gak mungkin bisa nerima dia pergi, tapi gue juga gak bisa nahan mimpi dia selama ini.

Gue sayang sama dia, tapi bukan berarti gue harus matahin mimpi dia..

Gue denger suara hp gue yg berbunyi dari atas meja belajar gue. Dengan gaya malas gue, gue langsung ngambil ponsel itu dan ngeliat siapa yg sebenarnya nelpon gue. Gue langsung menggeser tombol hijau setelah melihat kalau nyokap gue yg nelfon.

"Halo ma, kenapa? Tumben nelfon Vanya jam segini?"

"Vanya, mama cuma mau bilang kalo kakak kamu besok akan nginep di rumah kamu."

"Tumben banget dia mau nginep di sini."

"Mama cuma mau dia biasakan diri sama kamu dan Jisung. Biar bagaimana pun juga kan sekarang kalian udah bersaudara."

"Yaudah, dia tau alamat rumah sini kan?"

"Mama udah bilang ke dia, tapi kalo misalnya dia belum sampe juga kamu telpon aja dia, kamu tau kan nomor telpon nya?"

"Iya, Vanya tau kok. Yaudah, lanjut besok aja ya ma. Udah ngantuk."

"Okey sayang."

Gue langsung mengakhiri telpon itu dan langsung mematikan lampu kamar gue.

Magic of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang