Biarpun gue masih di dalem uks bukan berarti gue bisa terus-terusan tidur di tempat tidur.
Gue mencoba turun dari tempat tidur gue namun kepala gue terus menerus sakit.
Cewek yg bernama Audrey itu sepertinya melihat gue yg kali ini sedang memegang kepala gue.
Dia terlihat panik dan langsung menghampiri gue untuk memastikan keadaan gue saat ini.
"Lo gak kenapa-kenapa?" Tanya Audrey sambil bersandar di tepian tempat tidur gue.
"Gak kok kak, cuma masih sakit dikit aja." Jawab gue dengan memastikan.
"Gak usah panggil gue kak, panggil aja gue Audrey. Gue yakin umur kita cuma beda setahun kan? Ngomongnya santai aja, gak usah pake aku-kamu ato saya." Balasnya yg kemudian gue balas dengan senyum tipis.
"Oh iya, nama gue Audrey. Gue di sini anggota osis di bagian kesehatan. Mungkin kalo ada bagian kecantikan, gue pasti jadi koordinator di bagian itu. Gue di sini kelas 11 IPA 2." Lanjutnya dengan menjelaskan panjang lebar sambil memberikan tangannya agar bisa berjabat tangan dengan gue.
"Gue Zevanya. Panggil aja Vanya ato gak Anya." Balas gue sambil membalas sambutan tangannya.
Seperti nya dia baik. Dia sangat berbeda dengan monster laut tadi.
For your information, kenapa gue sampe panggil si Agatha dengan julukan 'monster laut'? Itu karena wajahnya yg mempunyai pipi super tirus di tambah dengan rambut curley miliknya dan juga memiliki muka banyak sehingga dapat bersandiwara yg membuat ia semakin mirip dengan wajah 'monster laut' di film 'Percy Jackson: The Sea of Monster'.
"Gue boleh tanya sesuatu?" Tanya gue dengan bahasa yg sesuai dengan permintaannya.
"Tanya aja kali, gue bukan dukun yg kalo nanya harus bayar dulu." Jawabnya yg langsung membuat gelak tawa gue.
"Tadi itu siapa?" Tanya gue untuk memperjelas lagi siapa orang itu sebenarnya.
"Oh, tadi itu kak Yuta. Dia itu orang yg super dingin plus kaku. Emang sih dia ganteng plus pintar, tapi sifat nya itu yg buat dia gak ada temen kecuali kak Luhan. Itu pun kak Luhan gak kalah kaku kaya dia. Mereka berdua sekelas di kelas 12 IPA 1." Jelasnya.
Jadi dia itu cowok pendiam di sekolah ini..
Gue makin suka.."Heeyyy!! Kok lo ngelamun sih?" Ujar Audrey yg membuat gue sadar kalo gue baru saja ngelamun.
Memalukan..
"Jangan-jangan lo mulai suka ya sama kak Yuta?" Lanjut Audrey yg membuat mata gue seketika membola.
Astagaa...
Gak lucu kan kalo gue ngaku ke Audrey kalo gue beneran mulai suka sama kak Yuta?! Ohh please..."Gak kok, gue cuma ngerasa aneh aja sama orang yg sifat nya kaya gitu." Balas gue ke Audrey sebelum ia melanjutkan lagi pertanyaan-pertanyaannya.
Obrolan gue sama Audrey tiba-tiba terhenti setelah mendengar suara pintu kaca uks yg terbuka.
Di sana terlihat dua cewek yg sama cantik berjalan menuju ke arah gue dan Audrey.
"Drey, lo kemana aja sih? Di tunggu juga di kantin malah ngilang." Ujar cewek yg terlihat seragamnya sengaja di keluarkan dari rok miliknya sambil terlihat mengunyah permen karet di mulutnya.
"Sorry sorry, soalnya tadi gue tiba-tiba di panggil sama Suho karna ada korban lagi dari si Agatha." Jawab Audrey.
"Oh iya, dia siapa?" Tanya cewek itu pada Audrey sambil memantulkan bola basket miliknya.
"Kenalin, dia Vanya.. Vanya kenalin dia Carla." Jawab Audrey sambil memperkenalkan diri kami, lalu kemudian kami berjabat tangan.
"Panggil Lala aja, gue gak suka di panggil Carla." Ujar cewek itu sambil tersenyum tipis.
"Kok lo curang sih, kok gue gak di kenalin sih Drey?!" Omel cewek yg berada di sebelah cewek yg sekarang gue tau nama nya adalah Lala.
"Haii! Nama gue Denada. Lo bisa panggil gue Dea. Gue sekelas sama Audrey dan juga Lala." Ujarnya yg kemudian memberikan tangan nya sambil tersenyum lebar.
"Hai, gue Vanya." Balas gue yg tak kalah memperlihatka senyum sumringah khas gue.
"Tunggu, lo cewek yg tadi di gendong sama kak Yuta kan?" Tanya Lala yg langsung membuat mata gue kembali membola.
Di gendong?? Sama kak Yuta?? Cowok yg katanya super pendiam plus punya sifat aneh?? Cowok yg sekitika langsung membuat gue jatuh hati?? Gak mungkin!!
"Sorry, tapi gue gak inget kejadian tadi." Jawab gue yg sejujurnya.
"Hh, jadi gini La.. tadi itu kata Suho, si Vanya telat trus di hukum sama Agatha. Trus di suruh lari keliling lapangan. Eh, gataunya dia malah pingsang. Dan pada saat anggota osis cowok mau bantuin Vanya ke uks, Agatha malah ngelarang mereka. Yaudah, kalian tau sendiri kan gak ada orang yg berani ngelawan Agatha? Ya kecuali kak Yuta." Jelasnya.
"Emang kenapa?" Tanya gue yg semakin penasaran.
"Jadi gini, bokap nya Agatha itu yg punya yayasan ini. Jadi gak ada yg bisa ngelawan dia, meskipun dia itu guru. Kecuali kak Yuta. Kak Yuta itu sepupuan sama Agatha. Bokapnya sama bokapnya Agatha itu kakak-ade." Kali ini giliran Dea yg menjelaskan.
"Oh gitu, " balas gue.
Jadi ternyata si monster laut itu sepupuan sama kak Yuta?? Entah ini yg anak tetangga si monster laut apa si kak Yuta. Kok beda banget sifatnya?
"Oh iya, nanti kalo ospek udah kelar, lo temenannya sama kita aja ya Van.. soalnya kalo gue liat-liat lo cocok deh buat jadi anggota kita." Ujar Dea yg membuat gue sebenarnya seneng bisa temenan sama kakak kelas.
"Iya Van, lagian gue udh bosan temenan sama nih anak." Balas Lala sambil melirik ke arah Dea.
"Terserah kalian, gue sih iya-iya aja." Balas gue sambil tersenyum.
Sejak saat itu, gue mulai berteman dengan Audrey, Lala dan juga Dea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic of Love ✔
Fanfiction"Kapan sihh lo nerima gue??" "Sorry Hyun, tapi gue cuma nganggep lo sebagai teman." "Sampe kapan sih lo mau nunggu si Yuta cinta sama lo?" "Sampe gue ngerasa lelah buat bertahan." "Terserah apa kata lo. Yg penting gue bakal nungguin lo sampe lo gak...