22

15K 2.1K 201
                                    

Davi mengembangkan senyumnya karena berhasil merasakan coklat dari bibir ranum yang selalu menggodanya. "manis" bisik Davi tepat ditelinga Puri.

"Aku memang manis kok" ucap Puri  tersenyum malu-malu.

"Bukan kamu yang manis, tapi coklat yang aku beli itu ternyata manis. Karena ingin tahu manis atau nggak makanya aku  cicip di bibir kamu. Kalau nggak ada coklatnya mana mau aku cicip bibir bebek kamu itu". Ucap Davi acuh.

Duar...
Setelah dilambungkan dengan pujian yang ia pikir tulus untuknya namun ternyata yang manis itu adalah bekas coklat  yang ada di bibirnya membuat Puri kecewa saudara-saudara.

Dasar Kak Dai kampret....
Kenapa pakek cium bibir segala sih.  Kalau nggak cinta sama aku jangan cium-cium dong. Nanti aku kebawa mimpi dan ketagihan.

Batin Puri...

"Dasar Kak Davi genit, mesum. Kenapa pakek cium bibir aku!" Kesal Puri.

"Harusnya kamu itu bersyukur hanya wanita beruntung yang bisa menyetuh bibir seorang Davi" ucap Davi angkuh.

Davi memang tidak pernah mencium seseorang seperti yang ia lakukan beberapa menit yang lalu. Davi pernah berakting kiss kepada beberapa lawan mainnya dan setelah itu yang terjadi Davi akan mual seketika dan berlari menuju toilet.  Satu kata jijik yang ada dibenaknya saat itu. Tapi saat ini bukannya jijik tapi ia menyukai bibir yang membuatnya ketagihan saat ini.  Ingin rasanya menggoda bibir itu lagi dan lagi.

Davi melirik Puri yang masih kesal padanya. Ia mengambil tisu basah  yang ada di kantung belanjaanya. Ia menarik dagu Puri agar menghadapnya lalu mengelap dengan pelan sudut bibir Puri dan area sekitarnya yang masih meninggalkan noda coklat.

Keheningan terjadi, entah mengapa jantung keduanya berdetak cepat bahkan seirama. Davi mendekatkan hidungnya dan hidung Puri hingga menyatu. "Kalau ada laki-laki yang memperlakukan bibirmu seperti itu kamu harus memukulnya dan memberitahuku ngerti!". Ucap Davi menatap Puri dengan serius.

"Iya, tapi kenapa nggak boleh sih? Kata Kak Angga, Kak ken dan Kak Kenzi, Puri nggak boleh dicium dibibir. Tapi kenapa kakak cium Puri di bibir?" kesal Puri.

"Yang tadi itu bukan ciuman, tapi cara ampuh membersihkan noda coklat yanng ada di bibirmu. Cara seperti tadi yang boleh melakukannya hanya Kak Davi. Ngerti!" Jelas Davi dengan wajah seriusnya.

"Nggak ngerti ih...kok gitu sih. Lagian ya Kak yang boleh cium Puri itu suami Puri" ucap Puri sambil menyebikkan bibirnya.

"Nggak ada yang boleh selain Kakak!" Tegas Davi.

"Dasar egois" ucap Puri mengalihkan pandanganya.

Davi melajukan mobilnya dan ia melirik kearah Puri sambil menyunggingkan senyumanya. Puri lebih memilih untuk diam dan tidak ingin berdebat.

Mereka memasuki sebuah gang kecil dan kemudian beberbelok kekiri menuju sebuah rumah papan yang  sangat sederhana. Davi menghentikan mobilnya dan tersenyum saat seorang gadis manis yang sederhana tersenyum melihat kedatanganya.

Wanita ini nenek yang dimaksud kak Davi. Ini  tukang urutnya? Dasar kak Davi mesum, ini bukan nenek-nenek.

Batin Puri.

Davi membuka pintu mobilnya dan segera melangkahkan kakinya mendekati gadis itu. Gadis itu segera mencium punggung tangan Davi membuat Puri meradang.

Kayak istrinya aja cium-cium punggung tangan Kak Davi. Dasar menyebalkan...

"Kak Davi kok aku ditinggalin di dalam mobil sih!" Teriak Puri.

Davi segera melangkahkan kakinya mendekati Puri dan menggendongnya. Ia melangkahkan kakinya dan mendekati gadis itu yang sedang duduk di bangku yang terbuat dari bambu. Davi meletakan Puri disebelah gadis itu.

Penakluk Cinta (tersedia Di Google Playstore) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang