14. Osnurn

17 5 1
                                    

Sebelum aku memanjat, aku melihat situasi terlebih dahulu dan saat aku sudah yakin kalau tidak ada siapa-siapa, akupun baru naik. Saat aku sudah di atas, aku melihat sekeliling sambil meneriaki Annabeth dan benar saja, Annabeth tidak memjawabnya, tetapi aku melihat sungai yang ternyata jaraknya tidak jauh dari sini.

"Tuh kan benar, aku memang tidak jauh jalannya" kataku dan setelah itu aku mengingat letak sungai tersebut dan perlahan-lahan turun dari pohon itu.

"Siapa kamu berani-beraninya memanjati pohon inti?!" tanya seekor kambing yang membuatku sangat kaget, "emm, namaku Marlin, aku dari Quanus dan maaf kalau aku memanjat pohon inti dengan sembarangan" jawabku.

"Saya tidak bisa menerima permintaan maafmu, kamu harus ikut saya sekarang!" perintah si kambing sambil menarik tanganku, "tapi saya ada urusan, apakah permintaan maaf saja tidak cukup?" tanyaku dengan ekspresi yang memelas sambil berusaha menahan tarikan kambing yang lumayan kencang.

"Saya tidak tahu, kalau kamu dari daerah sini, kamu pasti tahu kalau ada masalah kamu akan bertemu siapa" balas kambing sambil menarik tanganku kembali, aku hanya diam tetapi aku masih menahan tarikannya.

"Kalau kamu ingin masalah ini cepat selesai, kamu jangan ngelawan dan turuti perintah saya, sekarang ikut saya!" perintah kambing dengan suara yang terdengar seperti bentakan yang membuatku sedikit ketakutan dan akhirnya aku pasrah dan membiarkan si kambing menarikku.

"Ohh iya, akukan masih belum menemukan Annabeth, bagaimana kalau dia tersesat?, kalau dia menyarikanku bagaimana?. Annabeth, bersabarlah, setelah masalah ini selesai aku akan mencarimu lagi" batinku sambil mengepalkan tanganku.

*Di Suatu Tempat*

"Ini sudah sampai?, kok gelap banget sih?" tanyaku dalam hati, "permisi Tuan Oscar, saya membawa tupai yang berasal dari Quanus dan tadi saya melihat dia menaiki pohon inti tanpa ijin" kata kambing sambil membawaku mendekat ke Tuan Oscar?

"Tupai dari Quanus?" tanya Tuan Oscar, "iya tuan" jawab kambing, "namanya?" tanya Tuan Oscar, "nama saya Marlin" jawabku sambil menunduk, "kamu asistennya Tuan Besar bukan?" tanya Tuan Oscar, "iya tuan" jawabku yang masih menunduk.

"Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Tuan Oscar, "saya diberi tugas oleh Tuan Besar untuk menemani temanku melakukan misi" jawabku, "temanmu, siapa?" tanya Tuan Oscar, "namanya Annabeth tuan" jawabku.

"Kenapa kamu menaiki pohon inti, kamu tahu kan kalau tidak ada yang boleh menaiki pohon inti, apalagi kamu dari Quanus, kamu pasti tahu, lalu kenapa kamu masih mengulanginya?" tanya Tuan Oscar,

"Saya tahu, tapi ini keadaan mendesak, saya dan Annabeth diberi misi untuk menyembuhkan pohon inti di Quanus dan saya tidak punya banyak waktu. Sekali lagi saya minta maaf" jelasku.

"Seharusnya kamu tahu, walaupun dikeadaan mendesak sekalipun, siapapun tidak boleh sembarang menaiki pohon inti. Tapi... saya terima permintaan maaf kamu, kamu benar-benar menyesal?" tanya Tuan Oscar,

"Iya tuan, saya tidak akan mengulanginya, saya janji" kataku dengan wajah yang terlihat kalau aku benar-benar menyesal.

"Baiklah, karena kamu menyesal dan kamu lagi menjalankan misi, saya maafkan, jangan mengulanginya lagi dan peringatkan kepada temanmu itu jangan sampai dia memanjat pohon inti. Kalau sampai dia memanjat pohon inti, saya tidak akan memafkannya" peringat Tuan Oscar.

"Iya tuan, saya boleh pergi?" tanyaku dengan hati-hati, "boleh" jawab Tuan Oscar dengan singkat, "terima kasih tuan dan permisi" pamitku dengan sopan yang tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari Tuan Oscar.

Akupun pergi dari tempat Tuan Oscar yang gelap itu dan aku tidak tahu mau kemana, tiba-tiba aku mengingat Annabeth, karena aku sudah lupa dimana letak sungai, akupun kembali memanjat pohon yang pasti bukan pohon inti.

 Aku kembali melihat sungai tetapi aku tidak melihat Annabeth, aku mengingat arah ke sungai tersebut dan menuju ke sungai. Setelah aku turun, aku melihat ada buah-buahan tergeletak di rumput di dekat pohon inti yang aku yakini adalah buahku.

Akupun segera mengambilnya dan akupun teringat kalau aku belum makan. Akupun memakan 2 buah dari 6 buah di perjalanan. Karena aku berjalan sambil memakan buah, aku tidak sadar dan sekarang sekarang aku sudah di pinggir sungai dan aku kaget sekali, aku tidak mengira akan tiba di sungai secepat ini.

Hari mulai sore dan aku masih belum melihat Annabeth, akhirnya aku mencari Annabeth dari pinggir sungai, "Annabeth..!, Annabeth...!" teriakku dan "Marlin.?!" teriak seseorang yang aku yakini adalah Annabeth, dan dugaanku benar, aku dan Annabeth bertemu.

Dan dia langsung berlari dengan buah-buahan yang tadinya ada di tangannya, dia lempar begitu saja dan Annabeth langsung memelukku dan Annabeth berhasil membuatku terkejut.

*Annabeth POV* (Flash back)

"Marlin..!!, kamu dimana sih?!" teriakku sambil berjalan menuju sungai, aku sudah lumayan menyerah mencari Marlin, dari tadi aku sudah meneriakkan namanya tetapi tidak mendapat balasan.

Akupun akhirnya memakan 1 buah lagi dengan kekesalanku yang sudah memuncak, "Iihh.. nyebelin banget sih, tadi buah susah banget dicari, sekarang tuh tupai ngilang" gerutuku.

Setelah jalan beberapa menit, aku melihat sesuatu tetapi masih belum jelas sampai aku menyipitkan mataku dan berjalan mendekat untuk melihat lebih jelas lagi "Itu sungai ya?!" tanyaku kepada diri sendiri dengan suara yang melengking dan mata yang membulat, "iya benar itu sungai!, yayy..." teriakku lagi dengan kesenangan yang langsung menghapus rasa kesalku.

"Marlin.!!, aku ada di sungai nih, kamu dimana?" tanyaku kepada Marlin dan lagi-lagi tidak mendapatkan jawaban yang seolah-olah aku bertanya kepada rumput.

"Marlin gak ada disini?" batinku yang langsung merubah ekspresiku dari senang menjadi murung dan kesal, "ahh.., kalau begitu buat apa aku susah-susah datang kemari" gerutuku lagi.

Aku akhirnya duduk di bawah pohon di ujung sungai sambil memakan buah-buhan yang tersisa, tetapi tidak semua, "kalau misi ini tidak berhasil bagaimana ya?" tanyaku kepada diri sendiri, "gak!, aku harus yakin kalau aku bisa menyelesaikan misi ini! harus!" kataku dengan sedikit berteriak di akhir kata.

Hari sudah semakin sore dan aku sekarang hanya duduk diam menunggu kalau Marlin datang, hanya kalau, aku sendiri tidak tahu ia akan datang atau tidak. "Heh..., haus, minum ah" batinku dan berjalan mendekat ke sungai, aku membuat wadah dari telapak tanganku dan mengambil air dan meminumnya dan sekali-kali membilas wajahku dengan air sungai, "sejukk" kataku sambil tersenyum.

Aku kembali duduk dan memperhatikan buah-buahan yang tersisa, "Marlin, cepat kembali...., aku sudah menyisakan buah-buahan nih untuk kamu" kataku dengan volume suara yang sangat kecil seperti bisikan.

  "Annabeth..!, Annabeth...!" teriakkan itu aku dengar dari sebelah kananku yang aku yakini Marlin, "Marlin?!" teriakku membalas teriakkan itu, dan benar saja itu Marlin, aku langsung berdiri dan berlari ke Marlin, aku melepaskan buah-buahan yang tadi aku pegang, saking senangnya aku langsung memeluk Marlin.

"Marlin!, kamu kemana saja? aku sudah mencarimu dari tadi" kataku sambil menitikkan air mata di pelukan Marlin, "maaf ya sudah membuat kamu khawatir, panjang ceritanya, sekarang kamu berhenti menangis dulu ya..." bujuk Marlin sambil melepaskan pelukanku.

"Iya.., coba ceritakan, aku akan berhenti menangis," ucapku sambil menghapus air mataku, "Marlin, tadi aku sudah memetik 5 buah tetapi aku sudah makan 3, jadi sisa dua dan kedua-duanya aku lempar ke rumput" jelasku sambil memberinya kedua buah yang baru saja kuambil dari rumput.

"Iya.., aku juga sudah memetik buah, aku sudah makan beberapa, ini sisanya untuk nanti saja" balas Marlin sambil memberi buahnya kepadaku dan aku hanya mengangguk.

"Marlin, kejadian tadi, cerita dong" pintaku dan mendapatkan anggukan serta senyuman dari Marlin, dan Marlinpun menceritakan semua kejadiannya kepadaku, begitupun juga denganku, aku menceritakan kejadianku kepada Marlin.

~~~

Selamat hari raya Idul Fitri 2017

Mohon maaf lahir dan batin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mystery of The KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang