"Morning!" sapa Kimberly, "Morning Kim, Steph" balasku.
"Steph, cocokkin pr dong, ada beberapa yang aku gak tahu" mintaku, "Bentar, ini" jawab Stephanie. "thanks, liat ya..." tanyaku, "Ya, cepetan sebentar lagi bel" jawab Stephanie. "Diusahakan" balasku.
Beberapa menit kemudain belpun berbunya, kami semua keluar dari kelas dan berbaris. Setelah barisan sudah rapih, kami masuk ke dalam kelas dan duduk di tempat duduk masing-masing.
Setelah aku masuk ke dalam kelas, segera aku teringat tentang kejadian semalam.
Segera sebelum aku duduk, aku memberitahu Stephanie kalau soal kunci mesterius itu benar dan aku berjanji kepada Stephanie kalau aku akan memberitahu lebih detailnya nanti saat istirahat.
Bel istirahatpun berbunyi, kami semua memberi salam kepada guru dan langsung keluar dari kelas untuk membeli makanan di kantin sebelum kantin sudah ramai.
Aku, Stephani, dan Kimberly pergi ke kantin dan membeli makanan. Setelah membeli makanan, kami kembali ke kelas dan makan di dalam kelas.
"Steph, Kim, masih ingatkan soal kunci misterius yang aku kasih tahu waktu itu" tanyaku, "Masih, kenapa?" jawab Stephani dan Kimberly.
"Eemm, itu beneran dan aku gak bohong, kemarenkan aku ulang tahun yang ke-15, dan kunci itu beneran dapat diambil dan ada dunia lain di bawah ranjangku" ceritaku, "kamu yakin Beth?" tanya Kimberly dibalas dengan anggukan Stephanie.
"Iyalah, ngapain aku bohong?" jawabku, "Yahh tapi itu kayak gak mungkin apalagi ada dunia lain?" balas Stephanie, "Dibawah ranjang kamu lagi" sambung Kimberly.
"Gimana kalau puang sekolah kalian ke rumahku supaya bisa melihat langsung dan supaya kalian percaya sama aku" saranku.
"Beth, aku pengen percaya kamu, tapi kita tuh ada dunia nyata dan bukan di dongeng. Jadi yahh aku gak bisa percaya" jawab Kimberly.
"Ok! Fine! kalau nanti kalian ke rumahku dan ternyata benar dunia lain itu ada gimana?" tanyaku dengan sedikit emosi.
"Tapi aku agak ragu kalau dunia itu ada dan kalau benar dunia itu ada, aku bakal turutin apa yang kamu mau selama 1 minggu dan kalau dunia itu tidak ada, kamu harus melupakan tentang dunia dan kunci misterius itu" jawab Kimberly dengan penuh percaya diri.
"Ok! Setuju!" balasku "Guyss... udahlah jangan ribut hanya karena soal ini, dan cepetan makan makanannya sebentar lagi bel" sela Stephanie.
Belpun berbunyi dan murid-muridpun semua berjalan dari kantin menuju kelas masing-masing.
*Saat pulang sekolah*
"Ma, aku sama Stephanie mau kerumah Annabeth, jadi nanti jemput aku dirumah Annabeth ya..." kata Kimberly kepada mamanya.
"Kok mendadak sekali?" tanya mama Kimberly, "Annabeth ingin menunjukkan sesuatu di rumahnya, Annabeth juga baru bilangnya tadi saat istirahat" jawab Kimberly. "Ya sudah, nanti mama jemput" balas mama Kimberly.
"Kim, Steph, ayo" ajakku, "iya" balas Kimberly.
*Di rumahku*
"Sebentar ya Steph, Kim, aku ganti baju dulu" kataku, dibalas dengan anggukan dari Kimberly dan Stephanie.
*Beberapa menit kemudian*
"Beth, mana kunci misterius itu?" tanya Stephanie, "masih di laci meja belajar, buka saja" jawabku. "Iya" jawab Stephanie.
Stephanie dan Kimberly melangkahkan kakinya menuju meja belajarku. Dengan ragu-ragu Stephanie membuka lacinya.
"Beth kuncinya aku ambil ya?" tanya Kimberly, "iya" balasku singkat.
"Steph, kamu aja ya yang ambil?" Tanya Kimberly, "kenapa? Takut? Itu cuma kunci, gak bakal ngegigit" jawab Stephanie. "Ok...." balas Kimberly dengan gugup.
Pertama, Kimberly memegang kuncinya dahulu untuk memastikan kalau kunci tersebut aman.
Kedua, Kimberly berusaha untuk mengambil kunci tersebut dengan perlahan-lahan dan hati-hati.
"Eemm... Beth, kuncinya tidak bisa diambil" kata Kimberly, "yakin Kim?" Tanyaku, "iya" jawab Kimberly.
"Sini coba aku yang ambil, emm.... iya Kim tidak bisa diambil" balas Stephanie, "masa? Sini aku yang coba" balasku.
Anehnya kunci itu tidak bisa diambil, dan aku sedikit kaget dan kecewa.
Aku menjadi sangat malu karena kunci itu tidak dapat diambil.
"Kim, Steph, aku yakin semalam aku bisa mengambilnya, semalam tuh ada cahaya yang keluar dari kunci tersebut dan kuncinya jadi dapat diambil" kataku sambil meyakinkan.
"Terus, yang dunia lain di bawah ranjangmu itu?" Tanya Kimberly, "Ada pintu di bawah ranjangku, tapi tidak bisa dibuka, pintunya dikunci dan untuk membukanya ya.... menggunakan kunci tersebut" jawabku.
"Tapi pintunya ada?" Tanya stephanie, "iya" balasku. "Coba lihat pintunya ada tidak?" Tanya Kimberly, "ranjangku didorong ke samping dahulu" jawabku.
"Ya sudah, kita bertiga saling mendorong, bersama-sama" balas Stephanie. "1... 2... 3..." hitungku.
"Eemm.... tidak ada apa-apa Beth" kata Kimberly, "memangnya pintunya seperti apa?" Tanya Stephanie.
"Kok tidak ada?! Eemm... pintunya tuh kotak, terbuat dari kayu, dan ukurannya sedeng, muat buat satu orang pas" jawabku.
"Beth, sorry kamu harus melupakan tentang ini mulai dari sekarang, ingat janji kita kan?" Sela Kimberly.
"Tapi.... aku gak bohong, di dunia lain, anginnya sejuk, pemandangannya indah banget, aku sempet mau foto tapi hpku ketinggalan di meja belajar, dan ada tupai yang bisa berbicara, namanya Marlin" jelasku panjang lebar.
"Sorry, tapi kami tidak melihatnya Beth" kata Kimberly, "mungkin kamu hanya bermimpi" kata Stephanie.
"Aku tidak bermimpi, setelah aku dari dunia lain, aku menanyakan pr kepada kalian di group chat, ingat?" Balasku.
"Mungkin kamu tertidur lalu terbangun lagi?" Tanya Stephanie. "Enggak Steph, aku jarang banget tidur sore" jawabku.
"Kan jarang, bukan berarti tidak pernah, dan ada kemungkinan kalau kamu tertidur dan bermimpi lalu bangun lagi" balas Kimberly.
"Terserah kalian mau percaya atau tidak" kataku. "Sorry ya Beth" kata Stephanie, "gakpapa Steph" balasku.
"Eemm..., sudah kan? Kalau sudah aku pulang ya.." sela Kimberly. "Iya, sudah" jawabku. "Ok, Steph ayo" ajak Kimberly.
"Beth, aku pulang ya, bye" kata Stephanie, "Iy, bye" balasku. "Bye Beth, see you tomorrow" kata Kimberly sambil melambaikan tangannya, "iya, bye" balasku sambil tersenyum.
"Hmm.... kok kuncinya gak bisa diambil sih dan pintumya kok gak ada?" Tanyaku dalam hati, "semalam aku gak mimpi kan? Gak, gak mungkin, aku sadar kok" jawabku dalam hati.
Karena kebingunganku sangat besar, seperti aku tidak pernah sebingung ini selama hidupku, aku berjalan menuju laci meja belajar dan membukanya, tidak ada cahaya yang keluar.
Lalu aku mencoba untuk mengambilnya dan kunci tersebut dapat diambil. "Apa?" Tanyaku dalam hati.
Kebingunganku semakin membesar dan saatku kembali melihat tempat dimana seharusnya ada pintu kecil, pintu kecil tersebut ada. "Apa?!" Tanyaku lagi dalam hati, "kok bisa?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of The Key
AventuraSeorang gadis bernama Annabeth (14) mempunyai kunci misteri yang berada di dalam laci meja belajarnya. Sejak kecil ia memiliki kunci misteri tersebut tetapi Annabeth tidak dapat mengambilnya. Sebentar lagi Annabeth merayakan ulang tahunnya yang ke-1...