13. Daerah Lain

25 4 0
                                    

Setelah aku tidur dengan nyenyak, tidak terasa ada cahaya yang membuatku terbangun dari tidurku. Setelah aku terbangun, aku langsung menengok ke kiriku dimana Marlin tertidur.

"Marlin.., bangun.., sudah pagi" panggilku sambil mengucek mataku, dan aku tidak mendapatkan respon dari Marlin.

"Marlin...., bangun.., kita harus berjalan lagi" panggilku yang ke dua kalinya yang mendapatkan repon dari Marlin, "Hoam..., sudah pagi?" tanya Marlin,

"Iya..., kita harus melanjutkan perjalanan lagi" balasku sambil merapihkan diri, "perjalanan kemana?" tanya Marlin, "lupa ya?, perjalanan ke rumah anak Ruby" balasku.

"Oiya.., sebentar" pinta Marlin sambil merapihkan diri dan tidak lama kemudian bangun dari duduknya yang disusul olehku.

"Jadi...., kemana kita akan pergi?" tanyaku, "ke arah yang berlawanan dengan sungai kan?" tanya Marlin balik, "Oiya, ayo.." balasku.

Diperjalanan aku terus berfikir, bagaimana kalau aku tidak bisa bertemu anak Ruby?, aku saja tidak tahu anak Ruby yang mana, bagaimana aku bisa menemukannya di hutan sebesar ini?

Tiba-tiba aku berfikir, kitakan sudah berjalan berkilo-kilo meter, apakah Quanus seluas itu?, kalau iya, bagaimana bisa ada dunia yang seluas ini di bawah kasurku? dan kira-kira kalau di duniaku, sekarang aku di mana ya?

"Annabeth.., kamu lagi mikirin sesuatu ya?" tanya Marlin, "ha? apa?" tanyaku balik, "kamu lagi mikirin apa?" tanya Marlin lagi, "emm.., gak mikirin apa-apa kok" jawabku, "jujur saja, kamu bisa terbuka padaku" balas Marlin.

"Eemmm, sebenarnya.., aku ingin tanya sesuatu" balasku, "ingin tanya apa?" tanya Marlin, "kitakan sudah jalan berkilo-kilo meter, apa Quanus seluas ini?, kalau iya, ujung Quanus dimana?" tanyaku.

"Oo... itu, kita sudah tidak di Quanus, kita sudah di daerah lain, namanya Osnurn. Kalau ujung Quanus, aku tidak tahu pasti, tapi kalau kami perhatikan rumput yang lagi kamu injak, rumput di setiap daerah beda-beda. Kalau kamu lihat ada perubahan warna rumput, berarti itu di ujung Quanus" jelas Marlin,

"Oo... begitu.., daerah di sini ada berapa banyak?" tanyaku lagi, "banyak sekali" jawab Marlin, "oo..., apa kamu pernah ke semua daerah?" tanyaku, "tidak, aku hanya pernah ke beberapa daerah saja" jawab Marlin.

"Apa kamu pernah berfikir untuk mengunjungi semua daerah?" tanyaku penasaran, "tidak" jawab Marlin singkat, "kenapa?" tanyaku lagi, "karena daerah di sini banyak Annabeth...., mau tanya apa lagi?" tanya Marlin dengan ekspresi kesal dan capek.

"Hehe..., sorry ya banyak tanya, kalo gitu aku minta tolong boleh?" tanyaku, "ya sudah, apa?" tanya Marlin, "boleh carikan buah tidak? aku laper" balasku, "ayo.., cari bareng-bareng" ajak Marlin, "tapi pohonnya tinggi-tinggi" kataku, "panjat saja" balas Marlin santai, "ya sudahlah" balasku putus asa.

Akupun berjalan meninggalkan Marlin dan melihat-lihat atas pohon untuk melihat ada buah atau tidak.

Beberapa menit kemudian, "Iihh..., kok gak ada buahnya sih?, padahal gede-gede pohonnya, masa dari tadi gak ketemu-ketemu" sungutku, "Ehh.., untuk aku liat, ada 1.. 2.. 3.. 4.. 5 buah, lumayan lah, tapi gimana manjatnya?" tanyaku pada diri sendiri.

"1.. 2.. 3.. hup, 1.. 2.. 3.. hup, 1.. 2.. 3.. hup, dikit lagi nyampe, 1.. 2.. 3.. hup, nah tinggal ambil deh" kataku dan saat sudah sampai dekat buahnya, aku memetik buahnya dan membuat wadah dari lengan dan perutku, lalu aku menaruh buahnya di atas lenganku yang ditahan oleh perutku supaya tidak jatuh. 

Setelah kelima buah sudah di petik, aku turun dari pohon perlahan-lahan dan berhasil menapak di rumput lagi.

"Marlin!, aku sudah dapat buahnya!" teriakku, tetapi tidak mendapat balasan, "Marlinn!" teriakku lagi, "aku sudah dapat 5 buah!" teriakku dan tidak mendapatkan balasan lagi.

"Marlin kemana sih? masa aku teriakkin dia gak dengar?, apa di dekat sungai ya?, ehh tapi dimana arah ke sungainya?" tanyaku dalam hati dan akupun sedikit panik.

"Masa aku tersesat sih?, Marlin..!" teriakku yang ketiga kalinya dan tidak mendapat jawaban, "aku memangnya sudah pergi sejauh apa sampe Marlin tidak bisa mendengar teriakkanku?" tanyaku pada diri sendiri lagi.

"Apa aku naik pohon aja?, siapa tau aku bisa liat sungai atau gak Marlin, tunggu kalo Marlin kayaknya mustahil deh, sungai mungkin bisa, coba deh" batinku.

Akhirnya aku memakan satu dari kelima buah karena sudah kelaparan dan memetik beberapa daun dan meletakkannnya di rumput, lalu menaruh keempat buah yang ada di tanganku ke daun tersebut.

"Taruh disini dulu aja deh, ga bakal di ambil kan?" tanyaku pada diri sendiri, "gak lah, siapa juga yang mau ambil" jawabku sendiri.

Setelah itu, aku memilih pohon tertinggi untukku panjat yang tidak terlalu jauh dari buah dimanaku taruh dan akupun memanjat pohon tersebut.

Setelahku panjat dengan susah payah, aku melihat sekeliling, "Marlinnn!" teriakku lagi dan tidak mendapatkan jawaban lagi, lalu aku melihat dimana sungai itu terletak dan aku melihat biru-biru yang aku yakini sungai.

Aku pun berusaha mengingat kearah mana sungai itu berada sebelum aku turun dari pohon tinggi itu, setelah aku mengingatnya, aku turun perlahan-lahan, aku mengambil buah-buahan yang kutaruh tadi dan aku bergegas ke sungai.

*Marlin POV*

"Hmm..., kok gak ada ya buahnya?, seharusnya ada banyak, apa sudah dipetik-petikkin ya?, ehh.., itu buah ya?" tanya Marlin pada diri sendiri sambil mendekatkan diri ke poho tersebut.

"Ahh.., benar buah, yah..., pohonnya tinggi lagi, ya sudahlah demi makan, hup.. hup.. hup.., dapet, wah.. lumayan banyak nih. 1.. 2.. 3.. 4.. 5.. 6 buah, cukup kali ya.." kata Marlin kepada dirinya sendiri.

"Annabeth...!, aku sudah dapet nih buahnya" teriak Marlin dan tidak mendapatkan balasan, "Annabeth..!" teriak Marlin lagi dan tidak mendapat balasan juga, "tuh anak kemana sih?" tanya Marlin kepada dirinya sendiri.

"Annabeth!!" teriak Marlin lebih kencang lagi sambil berjalan, tidak mendapat jawaban juga, "heh..., dia dimana sih?, masa gak denger teriakkanku?, apa aku yang perginya kejauhan ya? perasaan aku jalan gak jauh-jauh banget deh, apa Annabeth yang jalannya jauh?" tanya Marlin dengan dirinya sendiri.

"Ke sungai deh, siapa tau dia tungguin disitu. Ehh... sungainya mana?" tanya Marlin sambil berjalan mencari sungai.

"Apa naik pohon aja ya?" tanyaku dalam hati dan saat aku menanyakan itu, aku melihat pohon yang sangat tinggi dan besar, "Hmm..., jangan-jangan ini pohon inti di sini?, aku berarti sudah pergi jauh dari sungai.

"Aku bisa gunain pohon inti buat lihat Annabeth sama sungai sih, tapi kalau ketahuan bisa jadi masalah, tapi dari tadi aku lihat gak ada penjaganya yang seharusnya ada, apa lagi di panggil tuannya ya?, kalau iya, aku bisa gunain waktunya" batinku.

Sebelum aku memanjat, aku melihat situasi terlebih dahulu dan saat aku sudah yakin kalau tidak ada siapa-siapa, akupun baru naik. Saat aku sudah di atas, aku melihat sekeliling sambil meneriaki Annabeth dan benar saja, Annabeth tidak memjawabnya, tetapi aku melihat sungai yang ternyata jaraknya tidak jauh dari sini.

"Tuh kan benar, aku memang tidak jauh jalannya" kataku dan setelah itu aku mengingat letak sungai tersebut dan perlahan-lahan turun dari pohon itu.

"siapa kamu berani-beraninya memanjati pohon inti?!"


~~~

Halo readersss, itu di mulmed ceritanya sungainya ya.., sorry kalo updatenya lama hehehe.

Thor ga sadar udh sampe part 13 wkwk,

Btw thanks ya yang udh baca ceritaku ini dan yang udh vote, makasih bangettttt.....

Udh itu aja yang mau thor sampein and jangan lupa vote and comment (tapi jangan terpaksa)

:)

Mystery of The KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang