Seorang pria dengan tubuh atletis berdiri didepan kaca merapikan pakaian berwarna coklat yang sudah melekat ditubuhnya itu agar terlihat rapi karena ia akan menemui sang dambaan hati,wanita yang membuatnya menahan rasa rindu yang sangat berat padahal ia belum lama mengenalnya.
"Gak ganti kamu suh?"Tanya Okin yang masih didepan cermin mengamati temannya yang bersender ditembok melihatnya.
"Emang mau kemana?"Tanya Fajar kepada Okin didepannya.
"Kerumah Bang Bram lah"Jawab Okin yang masih berada didepan cermin sambil membenakan baret dikepalanya.
"Kapan kapan aja,Takut ngeganggu kamu aku suh"Fajar takut jika mengganggu Okin dan kekasihnya sebenarnya lebih takut jika dijadikan obat nyamuk saja.
"Ya.. enggak lah,malah Aku seneng suh soalnya kamu orang pertama yang aku kenalin ke dia"Kini Okin menatap sahabatnya berharap pria itu mau ikut dengannya.
"Orang special bertemu orang special" Tambah Okin mantap,Okin sudah menganggap Fajar lebih dari sahabat lebih tepatnya saudara tak sedarah mungkin di karenakan mereka berdua kenal sejak masuk akademi apalagi orang pertama yang dikenal Okin adalah Fajar dan sebaliknya.
"Yaudah aku siap siap dulu"Akhirnya Fajar memutuskan ikut ke rumah Bram yang masih berada di daerah Magelang mungkin hanya perlu 10 menit untuk sampai dirumah Bram.
Akhirnya mereka sampai dirumah Bram rumah yang lumayan besar dengan arsitektur Jawa kental dengan halaman rumah yang luas bahkan didepan rumah masih terdapat soko atau tiang yang terbuat dari kayu yang menyangga rumah yang disengaja hanya diplitur menambah kesan asri.
"Silahkan duduk"Bram mempersilahkan mereka duduk di kursi yang berada teras didepan rumah tersebut.
"Assalamualaikum"Bram memberi salam diambang pintu
"Waalaikumsalam"Jawab seseorang perempuan dari dalam sana.Seketika wajah Okin terlihat senang sedangkan Fajar seperti tidak asing dengan suara perempuan didalam sana.
"Mas lagi pesiar?"Tanya gadis didalam sana yang terdengar dari luar.
"Iya,Budhe kamu kemana?"Terdengar Bram bertanya kepada perempuan didalam sana
"Budhe lagi kepasar" orang jawa menyebut bibi adalah Budhe kepanjangan dari Ibu gedhe.
"La Bulek Asni kemana?"Tanya Bram dengan logat jawanya.
"Mama nyusul mungkin besok baru sampai sini"Jawab gadis didalam sana.
Fajar semakin khawatir dengan gadis yang sedang berbicara dengan kakak asuhnya didalam sana,didalam otaknya sana ia menebak satu nama didalam hatinya tetapi cepat cepat ia tepis tidak mungkin gadis itu yang didalam sana.
"Keluar yuk!Ada tamu special buat kamu"Cepat cepat Okin menegakan badannya merapikan pakaiannya ia tidak mau terlihat lusuh didepan gadis yang kini merebut hatinya.
Seorang gadis berambut hitam panjang mengkilat dengan kemeja putih dimasukan kedalam rok biru dongker selututnya keluar dari dalam rumah.Cepat cepat Okin bangkit dari duduknya menyambut gadis itu dengan senyum lebarnya yang diikuti Fajar tetapi tidak seantusias Okin.Pria mematung melihat gadis yang baru saja keluar dari ambang pintu tidak percaya jika tebakannya tadi betul sama halnya gadis berkemeja putih itu mematung tidak percaya dengan pria yang berdiri didepannya.
"kamu Apa kabar?"Tanya Okin kini sudah duduk dikursinya setelah acara berjabat tangan yang diikuti Fajar dengan ragu ragu tadi.
"B..baik"Jawab Senja terbata karena ia masih belum percaya bahwa Fajar berada didepannya.
"oiya kenalin ini sahabat aku,Namanya Fajar"Okin mengenalkan Fajar kepada Senja.Ingin rasanya Fajar menjawab iya gue kenal bahkan kenal banget dia gadis yang sering gue ceritaan ke lo.
"Jar asalmu dari Bandung kan,Dia juga dari Bandung"Setiap kata yang keluar dari Okin hanya lewat saja dikuping Senja dan Fajar kedua orang itu hanya mengangguk walau sebenarnya tidak mengerti apa yang Okin bicarakan karena ia masih belum percaya jika bertemu Senja disuasana seperti ini.
"Loh kok gak dibikinin minum tamunya?"Tiba tiba suara Bram memecahkan suasana kikuk antara Senja dan Fajar itu.
"Oiya lupa"buru buru gadis itu pergi kedalam menuju dapur.Didalam dapur gadis itu terlihat frustasi kakinya tak henti diam ia mondar mandir bagaimana bisa ini terjadi kepadanya.
Setelah minuman yang dibuat Senja disajikan buru buru ia pergi menghindar dari mereka bertiga yang duduk dikursi tapi niatnya terhalang oleh Bram yang menyuruhnya untuk ikut duduk disebelahnya tepat didepan Fajar.Mau tak mau ia harus menuruti Bram karena ia sangat menghormati pria itu entah kenapa Senja sangat menghormati kakak sepupunya itu.
"sebenarnya Ini Jar yang ingin saya kenalin ke kamu dulu.tapi kamu buru buru nolak,ya..saya tawarin ke Okin Siapa tahu jodoh,Ya gak Kin?"teringat memori dulu saat Bram mengenalkan sepupunya yang sudah dianggap adik kandung olehnya yang secara halus ditolak oleh Fajar dengan alasan masih focus dengan karirnya.bagaikan nasi sudah menjadi bubur bagaimana lagi semua itu telah terjadi karena tidak ada penyesalan yang datang diawal selalu datang diakhir .jika tahu keponakan Bram yang akan dikenalkan kepadanya adalah Senja-senjanya mungkin ia dengan lapang hati menerima penawaran itu.
"Katanya Fajar masih belum bisa Move on dari gadis yang ditinggalnya bang" Okin memang sedikit ceplas ceplos berbeda dengan Fajar yang berbicara seperlunya saja.Perkataan Okin tadi membuat Fajar tersedak karena pria itu sedang menyedu minuman yang dibuat oleh Senja sedangkan gadis itu hanya diam kikuk tidak tahu harus bagaimana.
"Wah.. kamu main ninggalin anak orang,Awas kena karma kamu"Perkataan Bram bagaikan tamparan untuk Fajar jika dipikir mungkin ini karma untuk Fajar.
Setelah acara minum minum dirumah Bram tadi yang menguras pikiran dan hati Fajar kini pria itu merebahkan tubuhnya kekasur yang berada dibaraknya,tidak terbayangkan jika gadis yang dikenalkan oleh Bram itu Senja gadis yang selama ini ia tinggal pergi,gadis yang telah ia sakiti gadis yang sangat ia rindukan.
"Senja Menerutmu gimana?"Tanya Okin yang menyandarkan tubuhnya lemari.
"Hmm Baik"Jawab Fajar
"Dia itu special"Imbuh Okin dengan mengingat ngingat tentang Senja
Spesial banget,gak ada cewek sespesial Senja didunia ini Batin Fajar.Sebisa munkin ia menyembunyikan identitas wanita yang sering ia ceritakan kepada Okin ia tidak mau sahabat satu satunya itu harus tersakiti cukup hanya dia saja.
"special Pakai telur?" Fajar berusaha menutupi kegundahannya dengan candaan ia tidak mau jika Okin mengetahui berubahan sikapnya.
"Kamu kira Nasi goreng suh"Okin melempar bantal kearah Fajar untung didalam Militer ia diajarkan untuk siap siaga dalam keadaan apapun seperti saat Okin melempar bantal kearahnya ia bisa menangkap bantal itu.
Saya ucapkan terimakasih sebesar besarnya telah membaca tulisan saya yang garing ini,Jangan lupa Vote dan coment ya..^^
Minalaidzin walfaidzin
mohon maaf lahir dan batin ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Senja Kamu Fajar
RomanceSenja sangat sangat membenci Fajar karena pria itu kembali mengingatkannya pada luka lama dan kembali membawa sebuah harapan disaat Senja telah bersama orang lain.Fajar kembali untuk Senja gadis yang telah ia tinggal pergi tanpa pamit.