"Aku sangat yakin kalau buku itu sangat berarti bagimu hingga kau semarah itu padanya. Tapi, jangan hanya karena satu kesalahan yang ia lakukan,dalam sekejap kau memperlakukannya sebagai orang asing." Ujar Namjoon-si penelepon tersirat nada emosi disana.
"Aku harap kau memikirkannya baik-baik,"
Tuut
Panggilan tersebut diputus secara sepihak oleh si penelepon.
Jungkook yang berada dibalkon kamarnya, termenung sejenak.'Namjoon benar,walau bagaimanapun juga Taehyunglah orang yang membuatku bangkit dari keterpurukan waktu itu,dan karena akulah dia meninggalkan sahabat-sahabatnya.'
"Aku merasa seperti orang yang paling jahat didunia."
Ucapnya lalu mengusap fotonya bersama Taehyung yang Ia jadikan sebagai walpaper dilayar ponselnya.Jungkook menoleh ke belakang saat dirasa ada seseorang masuk ke kamarnya dan dengan tidak tahu malunya orang itu menjatuhkan diri diatas kasur king size miliknya.
"Nyamannya!" Ujar Seokjin-orang itu sambil berguling-guling kekanan dan kekiri bergantian.
"Aku menginap disini ya?" Tambah Seokjin ketika si pemilik kamar menghampirinya.
"Terserah!" Balas Jungkook seadanya. Kemudian Ia mengambil tas milik Seokjin yang ditaruh oleh si pemuda berbahu lebar itu sembarangan dan meletakannya dibawah meja belajarnya.Lalu Ia teringat percakapannya dengan Namjoon beberapa saat lalu.'Apa aku ikut saja ke Dream Forest besok? Agar aku bisa minta maaf pada Taehyung.'
"Seokjin," Panggil Jungkook ragu-ragu.
"Apa aku masih bisa ikut ke Dream Forest besok?"
"Bisa,kebetulan Busnya masih tersisa satu penumpang lagi. Kenapa,kau berubah pikiran?"Jungkook menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"I-itu..Ah,setelah kupikir-pikir lebih baik aku ikut bersenang-senang disana sebelum menjelang ujian daripada aku menghabiskan waktu dirumah sendirian. K-kalau begitu aku harus berkemas. "
Jungkook langsung berjalan menuju lemari kayunya sebelum Seokjin bertanya macam-macam padanya.'Sikapnya mencurigakan. Ah,sudahlah! yang penting aku tidak perlu susah payah untuk membujuknya ikut.' Batin Seokjin.
Lalu dihampirinyalah Jungkook yang sedang memilih-milih pakaian yang akan dikenakan juga dibawanya esok hari.
"Jungkook,"
Yang dipanggil hanya bergumam tanpa menoleh kearah si pemanggil,Setelah itu Jungkook menarik sebuah pakaian paling bawah dan melemparkannya keatas kasur beserta pakaian dalam yang dia lemparkan sebelumnya.
"Aku hanya mengingatkanmu kalau kau harus tetap menjalani hukuman besok."
Jungkook menghentikan aktivitas memilih pakaiannya sejenak dan menoleh pada Seokjin.
'Sial,kenapa aku bisa lupa?' Batin Jungkook.
"Apa hukumannya tidak bisa dilanjutkan setelah masuk sekolah nanti?" Tawar Jungkook. Dan dijawab gelengan oleh Seokjin.
"Tidak bisa. Semakin cepat kau menyelesaikan hukuman itu akan semakin baik."
Yang sebenarnya dimaksudkan Seokjin adalah,'Semakin cepat kau bersama Yoongi akan semakin baik.'
Namun,nampaknya Jungkook tidak menangkap maksud dari perkataannya tersebut.
'Kalau aku terus bersama dengan si cerewet itu,tujuanku bisa gagal nanti. Ck,apa boleh buat,'
Jungkook mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan,mencari sebuah benda yang mungkin diinginkan Seokjin- Ya,Jungkook bermaksud membuat Seokjin menunda hukumanya. Mengingat cara itu selalu berhasil membungkam mulut sepupunya,tentang kenakalan yang dia perbuat disekolah selama ini pada kedua orangtuanya. Kalau tidak begitu,bisa-bisa dia dikirim orangtuanya ke Jepang ke tempat kakeknya yang otoriter itu. Membayangkannya saja membuat Jungkook bergidik ngeri. Ketika Jungkook masih mencari benda tersebut,matanya tak sengaja tertuju pada kasur,pakaian,dan juga pakaian dalamnya.
Seketika wajah Jungkook memerah dan dia menelan ludahnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Punishment
RomanceJungkook dan Yoongi saling membenci satu sama lain mereka selalu bertengkar dan membuat guru kesiswaan mereka kesal sampai akhirnya Seokjin memberikan sebuah hukuman yang tak terduga.