Nadya melepas sepatunya dan melempar benda itu ke sembarang arah. Kakinya menendang pintu depan agar tertutup, lalu dia pun melangkah cepat menuju tangga. Wajah Nadya merah padam menahan marah. Tangannya mencengkeram tas dengan erat sampai kuku-kukunya memutih.
Mama Nadya, Rina, mengintip dari balik pintu dapur. "Nad? Udah pulang?"
Langkah kaki Nadya yang menggebu-gebu dan hampir mengambrukkan tangga rumah terhenti ketika suara mamanya yang lembut itu terdengar.
Nadya membalikkan tubuhnya untuk menatap wajah mamanya. Dengan terpaksa, cewek itu memberikan seulas senyum tipis. "Iya, Ma. Nadya ke atas dulu."
"Oh, oke. Kalau laper, Mama udah siapin ikan di meja, ya."
"He-eh," angguk Nadya cuek, kemudian melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Suara 'gedebak-gedebuk' yang memekakkan telinga terdengar selama beberapa detik, sebelum akhirnya keadaan rumah kembali sunyi-senyap karena Nadya sudah memasuki kamarnya.
Nadya membanting pintu kamar, menguncinya, dan melempar tas sekolahnya ke sembarang arah. Cewek itu membanting tubuhnya ke tempat tidur, lalu menenggelamkan wajahnya dalam-dalam ke bantal.
Tangis Nadya pecah. Sial, seharusnya dia nggak menangis gara-gara cowok kayak Fadli! Lebih baik begini, daripada dia sakit hati terus. Iya ..., lebih baik begini!
Tangan Nadya yang bergetar bergerak untuk meraih laptop-nya di atas meja. Dengan mata buram karena air mata, cewek itu membuka browser untuk mengunjungi laman YouTube. Gesit, dia mengetikkan judul lagu favoritnya.
What Makes You Beautiful — One Direction.
Nadya menyetel musiknya dengan volume penuh, kemudian mengambil gulingnya dan menyandarkannya ke dinding. Dengan emosi, dia mulai memukul-mukul guling yang tak berdosa itu.
"Gue cantik! Gue cantik!" jeritnya. "Zayn aja bilang gue cantik! Ugh, dasar cowok sok cakep! Fadli brengsek!"
Ketika akhirnya Nadya puas marah-marah sendiri sampai sarung gulingnya melorot, dia pun menghembuskan napas lega dan mengusap pipinya yang dibanjiri air mata. Cewek itu membiarkan lagu One Direction lainnya meramaikan kamarnya, kemudian dia mengangkat kedua tangannya ke udara.
"Bahagia! Bahagia! Nggak boleh sedih!" serunya menyemangati diri sendiri. Lalu, dia melompat turun dari kasur dan berjalan menghampiri tasnya.
Seulas senyum puas tercetak di bibir Nadya ketika tangannya menggenggam benda yang dicarinya. Dengan semangat dan hidung yang dipenuhi ingus, Nadya membuka aplikasi Watt-Jek untuk memesan Watt-Food.
"Pizza enak kali, ya? Ah, bodo amat nggak ada Fadli. Pizza lebih setia!"
***
selamat datang di you got a new missed call! haha makasi yang udah mau baca :)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Got A New Missed Call! ✔
Truyện NgắnCERPEN Pasca putus dari pacarnya, satu-satunya hal yang ingin dilakukan oleh Nadya hanyalah mengurung diri di kamarnya sambil menyemil sampai luka di hatinya mengering. Tapi, ketika mas-mas Watt-Jek yang menangani pesanannya ternyata adalah seseoran...