d u a p u l u h e m p a t

5.5K 1.1K 79
                                    

Kalau aja Galih berperan sebagai cowok sensitif yang penuh perasaan dan berhati selembut kapas, pasti sekarang air matanya sudah bercucuran dan menetes sampai ke lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau aja Galih berperan sebagai cowok sensitif yang penuh perasaan dan berhati selembut kapas, pasti sekarang air matanya sudah bercucuran dan menetes sampai ke lantai.

Tapi, Galih adalah cowok tegar yang nggak akan menyerah di tengah jalan. Enak saja, mau mengangkat bendera putih begitu saja dan menyia-nyiakan Nadya. Meskipun uang jajannya dirampok Ocha, motor sudah kembali dikuasai Ayah, dan kaki yang masih agak pincang karena nyeri, Galih akan tetap menyeberangi lautan demi Nadya.

Bercanda. Galih nggak bisa berenang. Diam-diam aja, ya. Culun banget, kalau hal itu sampai tersebar ke seluruh pelosok negeri.

Ocha: dia nge-reject telepon lo?

Galih: ya

Ocha: wah, itu mah fix, sih

Ocha: lo udah ditolak

Galih: sangat memotivasi

Galih: inikah yang kudapatkan setelah membelikanmu bejibun makanan?

Ocha: lo serius nggak, sih?

Galih: serius lah, gila

Ocha: samperin dong, ke rumahnya

Galih: kaki gue lagi perlu di gws-in

Galih: lagian, emang dia mau ketemu gue?

Ocha: bener juga

Galih mendelik dongkol. Sia-sia parah meminta bantuan Ocha yang sepertinya juga tidak tahu bagaimana cara untuk membuat Nadya melunak sedikit.

Cowok itu pun beralih untuk membuka pesannya dengan Nadya. Terlihatlah pesan yang telah dikirimkan Galih sejak pagi tadi.

Galih: nad, saya mau ngomong. kamu jangan salah paham, plis.

Seperti beberapa jam yang lalu, tak ada tanda-tanda Nadya akan membalas. Meskipun begitu, secerah harapan muncul dalam diri Galih ketika tiba-tiba, muncul tanda 'dibaca' di sebelah pesannya tersebut.

***

You Got A New Missed Call! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang