d u a p u l u h t u j u h

5.3K 1.1K 217
                                    

Nadya menghela napas pelan sambil mengunci layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadya menghela napas pelan sambil mengunci layar ponselnya. Kemudian, cewek itu melangkah pelan, mengendap-endap, mendekati pintu rumahnya yang kini tidak terdengar apa-apa di baliknya. Entah mengapa, sedikit terbersit rasa kecewa sekaligus rasa bersalah dalam hatinya.

Mata Nadya mengintip ke luar dari celah pada pintu. Tangannya menggenggam ponsel dengan erat ketika dia melihat Galih tengah duduk memunggunginya di atas lantai teras yang dingin.

Nadya merasa ragu sesaat, namun dia tahu kalau cepat atau lambat, mereka harus berbicara. Sehingga, dengan perlahan, Nadya membuka pintu. Galih tak menyadarinya, sehingga cowok itu bahkan tidak repot-repot menoleh.

Nadya pun melangkah mendekat.

"Harusnya, dulu lo ngelakuin ini," ucap Nadya.

Galih langsung menoleh dengan ekspresi terkejut. Sedetik kemudian, wajahnya dibanjiri oleh kelegaan. "Nadya?"

"Harusnya, dulu lo ngelakuin ini," ulang Nadya. Kepalanya yang awalnya menunduk untuk menatap Galih, perlahan mendongak begitu cowok itu bangkit berdiri layaknya orang yang tersengat listrik.

"Ngelakuin apa? Duduk di teras kamu?"

Nadya tertawa kecil. "Nggak nengok waktu gue keluar dengan mata bengkak yang super memalukan."

Galih menatap mata Nadya dengan lekat. "Saya bikin mata kamu bengkak?"

"Well, nggak, kan lo nggak nonjok gue," sahut Nadya, mencoba mencairkan suasana. Matanya mengedip pelan, sementara jantungnya berpacu dengan cepat sampai rasanya seluruh tubuhnya panas.

Galih tersenyum kecil. "Saya minta maaf buat semuanya. Dan yang dibilang ayah saya —"

"Gue udah denger semuanya dari Ocha," potong Nadya cepat.

"Oh?" Galih melongo lucu. Lalu, cowok itu berdeham. Tangannya terjulur pelan, dan jari-jarinya pun mulai memainkan jari Nadya. "Jadi? Kamu percaya sama saya?"

"Kalau lo mau maafin gue," jawab Nadya, sambil membiarkan dirinya ditarik semakin dekat pada cowok yang berdiri di depannya.

"Kamu nggak salah apa-apa. Ini salah saya."

Semakin dekat.

"Gue yang bikin kesalahpahaman ini jadi sesuatu yang ... besar. Jadi, ini salah gue."

Semakin dekat.

Jarak keduanya hanya tinggal satu jengkal saja. Galih menunduk, matanya menatap mata Nadya. Dada Nadya terasa hangat.

"Iya, kamu benar. Memang salah kamu," putus Galih akhirnya. Wajahnya menunduk, semakin mendekat pada wajah Nadya.

Nadya mengangkat kedua tangannya pada bahu Galih, sementara tangan Galih bergerak untuk menyentuh pinggang Nadya dengan lembut, dan sebelah tangannya yang lain memegang pipi cewek itu dengan tak kalah lembutnya.

"Salah kamu udah bikin keinginan saya untuk mencium kamu jadi sebesar ini."

Wajah Galih hanya berada beberapa inci dari wajah Nadya sekarang. Jantung keduanya berpacu cepat. Galih menarik tubuh Nadya semakin mendekat.

Lalu setelahnya, Ocha membunyikan klakson mobilnya di depan rumah Nadya.

***

maaf kalo gadapet feelnya. maklumin ya. HAHAHAH

You Got A New Missed Call! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang