WATT-FOOD
Nama restoran: Pizza Hari-Ulang-Tahun
Pesanan: Pizza keju ukuran jumbo (kalau nggak ada, terserah mas-nya aja!)
Alamat pengiriman: Perumahan Rumah Tangga No. 5B Jakarta
Pesan tambahan: Jangan telepon, SMS aja. Saya lagi bete.
Nama driver: Gilang Susyanto
Nadya tersenyum puas dan melempar ponselnya itu ke sebelahnya. Kemudian, dia kembali mencari-cari lagu asyik di YouTube sambil menunggu. Baru saja dia menemukan lagu favorit berikutnya, tiba-tiba ponselnya berdering.
Sambil berdecak, Nadya pun menyedot ingusnya dan mengambil ponselnya dengan cepat. Tanpa melihat siapa yang baru meneleponnya, Nadya pun menekan tombol hijau dan mendekatkan ponselnya tersebut ke telinga.
"Halo? Ochaaaa, tahu nggak sih, gue sedih banget! Sekaligus kesel! Lo sebel nggak sih, sama Fadli? Sok cakep banget itu cowok! Ya, 'kan?!"
Biasanya, Ocha paling mengerti Nadya kalau cewek itu sedang sedih. Tanpa diberitahu, Ocha pasti bakalan menelepon. Tapi, harapan Nadya pupus begitu mendengar suara seorang cowok yang terdengar agak grogi. Padahal Nadya sudah siap untuk mewek lagi demi menangisi nasib malangnya.
"Ini Watt-Food," orang itu berkata. "Pizza kejunya cuma ada ukuran medium, gapapa?"
Nadya berdecak. "Kan udah saya bilang, SMS aja."
"Kalau SMS belum tentu langsung dibalas. Jadinya gimana, Mbak?"
"Gue bukan mbak-mbak!"
"Iya, maaf. Jadinya gimana?"
"Yaudah, medium aja!"
Setelah driver-nya itu mengiyakan, Nadya pun langsung memutuskan sambungan telepon mereka dan kembali melemparkan ponselnya. Dengan suasana hati sudah menjadi lebih buruk, Nadya pun memutuskan untuk mendengarkan lagu penyemangat lagi.
Don't Stop — 5 Seconds of Summer.
Nadya meraih gulingnya yang bentuknya sudah tidak seperti guling itu dan mulai melompat-lompat di atas kasur. Dia ikut menjerit-jerit menyanyikan lirik lagu, mencoba untuk menetralisir rasa sedihnya.
Ocha kemana, siiih? Gue kan mau curhat! Mas-mas Watt-Food jadi tau aib gue kan, sekarang!
Setelah lima lagu berturut-turut meramaikan kamarnya, Nadya pun melempar tubuhnya ke atas kasur sambil mengatur napasnya yang ngos-ngosan. Seragam sekolahnya yang awalnya wangi kini sudah lengket dengan keringat, namun dia tidak peduli.
Tepat saat itu, pintu kamar Nadya diketuk.
"Masuk!"
Mama Nadya menjengukkan kepalanya ke dalam untuk mengintip anak perempuannya itu. "Nggak laper?"
Nadya langsung dilanda perasaan bersalah. Cewek itu bangkit dari tempat tidurnya, lalu menatap mamanya. "Yah, Ma. Nadya pesen pizza. Gapapa ya, Ma? Sekali ini aja."
Mama menatap Nadya lamat-lamat, lalu mengangguk. "Lain kali gausah berantem lagi, matamu bengkak begitu. Kedengeran suaranya sampai sebelah."
Begitulah mama Nadya. Kalau cewek itu sedang sedih dan menyetel lagu keras-keras, mamanya tidak akan mengungkitnya kecuali Nadya ingin. Paling-paling hanya mengingatkan kalau suara musiknya mengganggu.
Pintu kamar Nadya baru saja tertutup ketika ponsel cewek itu kembali berdering. Nadya mengangkatnya lagi, dan kini dia yakin itu bukan Ocha dari nama yang tertera di layar tersebut.
"Kenapa lagi, Mas?" sewot Nadya kesal sekaligus serak karena habis berteriak-teriak.
"Saya udah di depan."
Ih, tinggal SMS aja ribet banget!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
You Got A New Missed Call! ✔
Historia CortaCERPEN Pasca putus dari pacarnya, satu-satunya hal yang ingin dilakukan oleh Nadya hanyalah mengurung diri di kamarnya sambil menyemil sampai luka di hatinya mengering. Tapi, ketika mas-mas Watt-Jek yang menangani pesanannya ternyata adalah seseoran...