Selamat hari raya lebaran bagi yang merayakan ya!
Mohon maaf lahir dan batin! Maafkan juga cerita ini lama gak diupdate hehe.
Jujur sekarang ini waktu buat mikir dan nulis cerita itu hampir enggak ada. Pulang kerja udah malam dan hayati lelah sodara-sodara hehe.
Jadi tolong maafkan hayati yang lemah ini yaaaa...mumpung masih lebaran juga loh.
Silahkan dinikmati dulu ceritanya, walaupun lagi-lagi updatenya cuma sedikit semoga kalian yang masih mengikuti cerita ini bisa menikmati.Terimakasih!!!
--------------------
Hari Sabtu seperti biasanya, Samara libur dari pekerjaannya. Dan hari ini rumah lebih ramai dari biasanya karena adanya Rega.
Sudah sedari pagi-pagi sekali Sam bangun dan selalu menempel dengan Rega. Mungkin rindu, karena selama ini mereka hanya berkomunikasi melalui face time.
Samara yang sedang menyiapkan sarapan didapur sesekali hanya tersenyum mendengarkan ocehan dari Sam dan Rega diruang tengah. Mereka beradu debat siapakah yang lebih baik dari Tom dan Jerry. Yang menurut Samara jawabannya tidak ada yang baik haha.
"Mara, kamu pilih team Jerry atau Tom?". Tanya Rega dengan nada jengkelnya. Samara menggelengkan kepalanya, apa susahnya sih mengalah dengan anak kecil. Dasar Rega. Coletehan Sam ditanggapai sepenuh hati sampai dia jengkel.
"Aku tidak akan memilih Rega". Teriak Samara dari dalam dapur.
"Tidak bisa, kamu harus memilih Samara".
Sambil membawa susu coklat dan kopi, Samara berjalan keruang tengah menuju tempat pertarungan. Setelah meletakkan minuman tersebut, Samar berkacak pinggang. Menampilkan ekspresi seolah-olah kesal kepada Rega dana Samudera.
"Kenapa bunda harus memilih? Mereka berdua usil, sama seperti kalian".
"Ndaaaa". Rengek si kecil Sam. Sedangkan Rega hanya melotot.
"Agar ada yang menang antara Tom and Jerry Mara. Please, ayolah".
"No. Sekarang ayo minum susu dulu, dan Rega ini kopi terakhir kamu dirumah ini".
"What? But why Mara?".
"Aku baru tahu, kamu di Belanda sudah kebanyakan kopi. No more coffee".
Rega hanya menggumam tidak terima sambil mengambil cangkir kopinya.
Ting tong ting tong...
Rega menatap Mara, seakan-akan bertanya siapa kira-kira yang bertamu di hari Sabtu sepagi ini. Samara hanya mengedikkan bahu lalu berjalan kearah depan untuk membukakan pintu.
Dan setelah dibuka ternyata Radit. Dengan penampilan santainya dan aviator yang masih bertengger diwajahnya membuat Radit saat ini terlihat istimewa. Itu terbukti dengan Samara yang hanya diam menatap Radit dihadapannya sekarang.
"Hai Sam".
Sapa Radit yang membuat Samara tersadar kemudian berdecak kesal. Masih saja Sam.
"Uhm, Hai. Ada apa Dit?".
"Yang pasti bukan karena kerjaan Mara".
"Lalu?"
Radit terkekeh terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Samara.
"Pagi-pagi sekali, Gayatri menyiksaku dengan menyuruhku mengantarnya kesini. Katanya urusan pekerjaan. Setelah itu aku ditinggalkan begitu saja, lalu kuputuskan saja aku kerumahmu. Sekalian ingin bertemu ayah". Jelas Radit diakhiri dengan senyuman. Membuat Samara merasakan sesuatu yang harusnya tidak perlu repot-repot dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
RomanceTentang seorang Samara yang dipermainkan oleh takdir. Let's enjoy my story. Happy reading! Much love, Cacha