Hai Radit!

519 37 2
                                    

"Mbak rara...ayo sini". Aku mencoba menenangkan debaran jantungku, mencoba tersenyum kearah mereka. Tanganku masih menggandeng Sam dengan erat.

"Hai". Sapaku kepada mereka.

"Mara". Aku berusaha bersikap setenang mungkin.

"Hai Dit, long time no see".

Radit langsung berdiri memelukku. Saat itu juga badanku langsung membatu, namun jantungku berdebar tidak karuan. Oh God, kenapa aku harus bertemu lagi dengannya?

"Aku merindukanmu Mara". Ucapnya tepat ditelingaku. Aku melepas pelukannya dan mengangguk. Rasanya aku sudah ingin menangis saat dia mengatakan itu. Aku juga merindukanmu Dit. Sangat.

"Lho kalian saling kenal?" Tanya Gayatri. Aku mengangguk.

"Ya. Dia sahabatku saat kuliah". Jawab Radit.

"Waaah dunia ini sempit ya. Kak Radit ini abangku mbak". Aku hanya mengangguk. Jadi ini adik yang pernah Radit ceritakan kepadaku. Kenapa aku tidak menyadarinya...

"Loh ini siapa mbak?" Tanya Gayatri lagi saat melihat Sam berdiri disampingku sambil memeluk kakiku. "Anaknya mbak Rara?"

"Mara, dia anakmu?" Tanya Radit.

Aku memandang Sam sejenak. Lalu mengangguk. "Ya dia anakku".

Wajah Radit berubah dan aku tidak tahu apa artinya itu.

"Kamu sudah menikah?"

Pertanyaan Radit yang membuat hatiku semakin nyeri. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman.

"Ayo kita mulai bahas aja". Ucapku mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Ayoo ayooo mbak" . Aku duduk didepan Radit dan Gayatri. Disampingku ada Sam yang sedari tadi terus menempel kepadaku. Mungkin dia masih belum bisa nyaman dengan orang baru.

"Halooo adek, namanya siapa?" Tanya Gayatri kepada Sam.

"Sam tante". Jawab Sam dengan malu-malu. Matanya sesekali melihat kearah Radit.

"Sam?" Gumam Radit yang masih bisa kudengar.

"Ehm jadi ini sketsa buat butik yang baru, gimana?"

Gayatri mengamati sketsa yang aku buat. Kepalanya mengangguk-angguk tanda dia sudah cocok dengan sketsa yang aku buat.

"Oke nih mbak. Lanjutnya aku tunggu lagi ya mbak. Oh iya, ada proyek baru lagi nih mbak".

"Oh ya, apa itu?"

"Bukan aku sih mbak, tapi si abang. Dia kan baru balik kesini, mau renovasi kantornya. Selebihnya biar abang aja deh ya mbak yang jelasin. Bang jelasin...".

Aku melihat kearah Radit. Namun sepertinya dia tidak mengikuti obrolanku dan Gayatri. Fokusnya hanya kepada Sam. Mereka berdua saling berpandangan. Dan ini membuatku tidak tenang.

"Abang ih, cepetan ngomong". Tegur Gayatri kepada Radit.

"Apa?" Tanya Radit.

"Ya abang jelasin ke mbak Rara mau gimana konsepnya".

"Oh, sepertinya Mara tahu bagaimana seleraku. Aku percaya aja sama kamu ya". Ucapnya kepadaku dengan tatapan yang masih tidak bisa kuartikan.

"Tapi aku butuh detailnya dari kamu Dit".

"Ya yang seperti itu. Kamu masih inget kan bagaimana seleraku?"

Aku menghela nafas dalam dan mengangguk. "Oke. Mau kapan?"

"Nda pipis".

"Sebentar ya sayang". Jawabku.

"Mbak, biar Sam pipis sama aku ya. Sekalian aku mau ke toilet. Sam mau sama tante?"

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang