#4 Limit

1.7K 235 16
                                    

LeeHyunra ♥ wonwoobee

"Yak! Yak! Yak! Yaaaaaakkkk..." Teriak demi teriakan tak lelah Seulgi berikan pada Sehun yang dengan tega menariknya layaknya kucing.

Ya, sepanjang jalan dari kelas menuju perpustakaan, Sehun dan Seulgi sukses menjadi tontonan penghuni sekolah, yang merasa heran dengan tingkah keduanya.

Yang satu teriak-teriak tak jelas, dan yang satu lagi berjalan dengan amat santai. Belum lagi satu tangan Sehun tampak sibuk menggerek Seulgi paksa. Heol. Pria ini seolah tak ada yang salah dengan sikapnya ini.

Dan itulah yang memang Sehun rasa. Sehun tak peduli ditatap seperti itu oleh orang banyak, yang Sehun perdulikan kini adalah cepat mengajar Seulgi sehingga ia bisa mendapat rekomendasi untuk masuk ke Kampus yang ia impikan.

Jika Sehun bisa-bisanya berlaku santai, beda halnya dengan Seulgi - yang pastinya merasa malu hingga ke ubun-ubun. Siapa juga yang tak malu jika digerek paksa seperti ini, didepan umum pula.

Sial.

Semoga saja adik bodohnya itu, tak melihat kejadian ini. Seulgi tak mau menjadi bulan-bulanan Wonwoo di rumah.

Aaaaa... Tidaaaaak...!

"Duduk!!!"

Karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, Seulgi pun tanpa sadar telah sampai di penjara yang penuh akan buku ini - perpustakaan.

Ditatapnya sekeliling perpustakaan yang tampak sepi dan menyeramkan.

"Ini bener-bener penjara," umpat Seulgi pelan yang sialnya masih didengar oleh pria Oh ini.

"Ku bilang duduk, apa kau tuli?" Ulang Sehun yang lagi-lagi membuat Seulgi dongkol sendiri.

'Apa dia bilang? Tuli? Kurang ajar!'

Dilirinya sang tiang listrik bermarga Oh itu dengan tatapan tajam dan pastinya kesal. Bagaimana tak kesal, harusnya hari ini Seulgi menonton Taemin sunbae bertanding, tapi ini - jangankan melihat pria tampan, Seulgi malah terjebak dengan pria belagu, sombong dan sok pinter macam Oh Sehun.

Sungguh, dunia ini tak adil.

Setelah melancarkan tatapan tak bersahabat yang sialnya hanya dianggap angin lalu oleh Sehun. Seulgi pun dengan sengaja menarik kencang kursi dihadapannya, lalu duduk dengan amat terpaksa.

Aksi barbar Seulgi ini pun tentu saja mengundang perhatian Sehun, yang kini ikut menatapnya tak kalah tajam.

"Apa kau buta? Kita ini di perpustakan, jangan berbuat sesukamu! Sudahlah, cepat buka buku matematika hal. 69," ucap Sehun lengkap dengan nada otoriternya. Nada yang sungguh Seulgi benci.

Tanpa banyak bicara, Seulgi segera mengeluarkan buku yang Sehun maksud dan membukanya cepat.

Limit.

Itulah satu kata yang Seulgi tangkap saat gadis ini membaca sekilas judul bab yang Sehun maksud.

Limit? Apa itu?

'Kenapa mirip dengan lagu NCT 127 yang baru?' batin Seulgi heran.

Belum sempat Seulgi  berpikir lebih tentang judul bab yang amat sangat familiar itu, kembali - suara menyebalkan Sehun masuk dalam indera pendengaran Seulgi.

"Kau kerjakan no 1 sampai 10, sepuluh menit," titah Sehun yang tentu saja membuat Seulgi menatapnya tak percaya.

Hey, bagaimana bisa Seulgi mengerjakan soal ini? Limit aja Seulgi gak tau apa, lalu ini? Sepuluh menit pula? Yakkk! Pria ini benar-benar..

"Kenapa menatapku?" Tanya Sehun setelah pria ini sadar, jika sejak tadi Seulgi kerap kali menatapnya.

"Kau menyebalkan," desis Seulgi singkat.

April - Move On! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang