#8 Ini Nyata?

1.6K 238 25
                                    

LeeHyunra ♥ wonwoobee


Jika kalian berpikir setelah pengakuan Sehun yang mendadak itu, Sehun berubah menjadi lebih luluh dan baik pada Seulgi. Maka maaf, tebakan kalian salah. Jelas-jelas tak ada perubahan yang berarti paska Sehun mengatakan perihal pacar itu. Semua tampak sama.

Sehun masih sering memaksanya belajar dan memberikan soal-soal yang membuat otak Seulgi pusing bukan kepalang. Heol, menyebalkan.

Sampai detik ini, Seulgi masih belum bisa meraih nilai sempurna. Paling-paling mentok di 85 kalo gak 70 yang paling rendah. Dan hal ini pun, tentu saja tak luput dari komentar pedas seorang Oh Sehun.

Tapi, siapa yang peduli? Toh, Seulgi juga tak tertarik untuk menjadi kekasih pria sok pintar itu. Masih banyak pria yang bisa menerima Seulgi apa adanya.

Siang ini, Seulgi harus rela menghabiskan makan siangnya bersama Sehun, meninggalkan Wendy yang kini tengah asik bercengkrama bersama sang kekasih tercintanya, Namjoon.

Jika Wendy terlihat senang dan menikmati acara makan siangnya, beda halnya dengan Seulgi yang sejak tadi tak henti-hentinya menggerutu kesal. Bagaimana tidak kesal, selama makan ini - Sehun sibuk dengan ponselnya dan mengabaikan Seulgi secara sadar.

"Kau kan bisa makan sendiri, kenapa harus mengajakku segala?" Kesal Seulgi yang berhasil membuat mata Sehun beralih padanya.

"Aku tak suka makan sendiri," singkat Sehun sebelum pria ini kembali menatap layar ponselnya.

Hey, bolehkan Seulgi memakan Sehun detik ini juga? Kenapa pria yang telah mencuri ciuman pertamanya ini sungguh sangat menyebalkan?

Astaga..

Gondok akan jawaban Sehun yang benar-benar membuatnya naik darah, Seulgi pun memilih untuk kembali menyantap makan siang yang anehnya tampak biasa di lidah Seulgi. Biasanya Seulgi selalu makan banyak, tapi entah mengapa siang ini semuanya berubah.

Dan bisa dipastikan, ini semua karena Sehun.

"Pulang sekolah nanti kita ke mall," ucap Sehun yang jatuhnya memaksa.

Mendengar ucapan seperti itu, sontak saja membuat Seulgi mengangkat kepalanya dan kini sepasang mata itu saling beradu.

"Untuk apa? Tidak terimakasih, aku akan menonton Taemin sunbae bertanding."

Lagi dan lagi nama Taemin lah yang terucap dari mulut Seulgi, nama yang entah mengapa selalu membuat Sehun kesal tanpa alasan.

Taemin, Taemin, dan Taemin..

Apa tak ada nama lain huh? Apa bagusnya coba pria itu? Jelas-jelas Sehun jauh lebih baik.

Mata Sehun yang awalnya menatap Seulgi biasa, kini mulai menatap gadis itu dengan tatapan tajam dan menusuk.

"Aku tak peduli, pulang sekolah kita akan tetap pergi." Tegas Sehun yang kentara sekali jika pria ini tak mau dibantah.

Apa ucapannya itu semacam hukum yang harus wajib dan kudu selalu dipatuhi Seulgi? Menyebalkan.

"Terserah padamu! Tapi yang pasti, aku tak mau pergi!" Setelah mengatakan hal itu, Seulgi pun dengan agak kasar menggeser kursi yang sebelumnya ia duduki dan tanpa berpamitan gadis ini langsung pergi dari hadapan Sehun.

Namun, baru dua langkah Seulgi melewati Sehun duduk, tiba-tiba saja tangannya ditahan oleh sesuatu dan DUG-

Tangan itu menarik tangan Seulgi dan membuat Seulgi terjatuh tepat diatas pangkuan Sehun.

Semua mata kini tertuju pada Sehun dan Seulgi yang tampak sangat mesra dan jatuhnya intim. Apalagi mereka duduk dalam posisi seperti itu. Posisi yang membuat orang-orang mulai berpikir aneh.

Seulgi sendiri masih tak sadar dengan apa yang terjadi. Hingga sebuah kecupan tepat di bibir menyadarkan lamunan gadis Jeon ini.

Chup-

"Kita akan tetap pergi,"

Seulgi mengedipkan kedua matanya perlahan, merasa aneh dengan semua keadaan yang ada. Belum lagi otaknya masih belum berjalan dengan normal.

"Kenapa?" Alih-alih menolak ajakan Sehun, seperti yang ia lakukan sebelumnya, Seulgi malah bertanya kenapa.

Entah kenapa ia harus pergi ke mall, atau kenapa ia selalu mendapat ciuman, entahlah.

Otak Seulgi tengah tak normal sekarang.

Sehun seketika tersenyum saat mendengar pertanyaan calon kekasihnya yang jatuhnya menggemaskan ini.

"Kenapa?" Ulang Sehun seraya tangannya secara gamblang melingkar di pinggang Seulgi, menahan agar gadis ini berhenti bergoyang tak jelas diatasnya. Bagaimana jika ada yang bangun mendadak? Bahaya bukan?

Seulgi masih saja menatap Sehun dengan tatapan penasarannya.

"Aku hanya ingin ke toko buku, kau harus membeli buku agar otak ini.." satu tangan Sehun dengan sengaja mengelus puncak kepala Seulgi. "Sedikit berjalan," tutup Sehun yang jawabannya ini berhasil membuka otak Seulgi tersadar.

Terlebih setelah kalimat selanjutnya dengan lancar Sehun lontarkan, "Sudah ku bilang bukan, aku ingin memiliki kekasih yang pintar,"

"Dan kau harus berusaha.."

Bukannya tersentuh atau apa, Seulgi malah merasa tersinggung dengan ucapan Sehun itu. Jika dia ingin memiliki kekasih yang pintar? Kenapa ia tak berpacaran dengan Wendy atau gadis pintar lainnya? Kenapa harus Seulgi?

Belum sempat Seulgi mengutarakan protesnya, tiba-tiba saja Sehun menarik tengkuk Seulgi dan membuat bibir mereka kembali beradu.

Cup-

"Aku tak mau yang lain, aku maunya kau. Jeon Seulgi," ucap Sehun, seolah pria ini bisa membaca pikiran Seulgi sebelumnya.

Dan disini Seulgi merasa bingung sendiri akan statusnya dengan Sehun.

Mereka tak berpacaran, tapi kenapa Sehun dengan mudah menciumnya?

Ini bukan kali pertama mereka ciuman, tapi- kenapa Seulgi masih saja merasa gugup?

Sebenarnya hubungan macam apa yang kini tengah mereka jalani?

Apa mereka memang berkencan?

Tapi.. mengapa ini terasa tak nyata?




Aku,

Apa aku akan terus terikat dengannya-

Tanpa status?




TBC

170726

Maaf pendek, nanti dilanjut lagi ya 😔

Makasih untuk vote dan komen kalian sebelumnya 😊


April - Move On! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang