Lima jam perjalanan bukanlah waktu yang singkat. Rasa penat mulai menyerang tubuhku. Kupasang earphone pada lubang telingaku. Pilhanku terthenti pada mp3 tilawah surah Al-Mulk.
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
"Maha Suci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,"
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 1)الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,"
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 2)الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا ۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍ ۗ فَارْجِعِ الْبَصَرَ ۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ
"yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?"(QS. Al-Mulk 67: Ayat 3)
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَّهُوَ حَسِيْرٌ
"Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih."
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 4)Aku menikmati setiap ayat yang kudengar. Air mata pun mulai membendung di pelupuk mata.
Jangan nangis, batinku.
Tiba-tiba saja dering ponsel mengejutkanku. Tertera satu pesan singkat dari Bu Endang.
Dek Winda katanya mau ke Jogja? Pesan dari Bu Endang.
Iya, Bu. Winda pamit ya, balasku.
Kenapa nggak bilang sama Ibu? Kan nanti bisa Ibu antar ke Jogja.
Ah, nggak usah repot-repot, Bu. Winda sudah berangkat naik travel sama Mama.
Ya sudah, Ibu doakan semoga berhasil di sana yah.
Aamiin. Terimakasih, Bu.
Saling kirim pesan singkat pun berakhir. Ah ... Orang itu memang sangat perhatian. Hampir sama seperti anaknya.
Apakah kalian tahu siapa Bu Endang? Dia adalah ibu dari Seseorang. Orangnya sangat baik dan perhatian. Dia sudah beberapa kali berkunjung ke rumahku. Dan aku pun sudah dianggap seperti anaknya sendiri.
Dalam hubungan, selain dekat dengan sang anak, kita juga harus dekat dengan keluarganya, dan yang paling penting dekati ibunya. Karena kesuksesan dalam rumah tangga itu bagaimana baktinya kita terhadap bidadarinya suami kita.
Eh, ngomongnya udah ngelantur jadi ke suami.
"Mbak, Jogjanya sebelah mana?" Suara barito Pak Sopir langsung memecahkan lamunanku.
"Ini alamatnya, Pak." Aku memberikan secarik kertas bertuliskan alamat yang akan kutuju.
"Jalan Kaliurang Km. 5, Yogyakarta," eja Pak Supir.
"Rumah yang nomor 14, Pak."
Tak lama setelah masuk sebuah gang perumahan, mobil travel pun berhenti tepat di depan bangunan bertuliskan nomor 14.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEFATU (REVISI)
Non-Fiction(Romance, Humor, Perjuangan) Tim Author : NARinjani Perjuanganku menjadi seorang farmasis... Be strong!!!