7

194 33 86
                                    

Hyeraa berjalan menuju dapur dengan mata masih setengah tertutup, membuka pintu kulkas dan meraih sebotol air dingin untuk membasahi tenggorokannya. Ini masih jam 10 pagi tapi cuaca sudah panas sekali. Ia sedikit terkejut dengan note yang ada di pintu kulkas. Walaupun tidak ada namanya, namun Hyeraa sudah tau jika itu tulisan Minhyuk.

Abang sama Naeun ke rumah Mama Son, sarapannya udah ada di lemari makan.


Selesai melepas dahaga, ia beralih ke lemari makan yang ada di sebelah kulkas. Namun, Hyeraa teringat kekasihnya. Sudah dua minggu Ilhoon di New York tapi komunikasi mereka sepertinya tidak semulus yang ia harapkan. Ilhoon hanya sesekali menghubunginnya.

Apa dia sebegitu sibuknya sampe jarang telpon gue?

Ia mengurungkan niatnya untuk sarapan lalu pergi menuju kamarnya untuk mengambil ponselnya. Namun tiba-tiba ia dikejutkan dengan sosok kepala yang tiba-tiba muncul dari balik pintu dapur.

"Eh kampret!! Ngapain lo subuh-subuh udah di rumah orang? Ngagetin gue aja lo, Jae!"

Sungjae hanya meringis melihat ekspresi lucu Hyeraa karena terkejut.

"Gue udah dari jam 8 kali di sini. Lagian siapa bilang ini subuh? Udah jam 10 oey, lo tidur apa pingsan jam segini baru bangun?" Sungjae menyilangkan kedua tangan ke depan dada.

"Hah?! Ngapain lo dari tadi pagi?" Tanya Hyeraa terheran-heran.

"Gue cuma mau ngirim berkas ke emailnya Pak Ong, laptop gue kan masih rusak, jadi gue pinjem komputernya Bang Minhyuk."

"Ooooh..."

"Buruan sarapan, Kak Naeun udah nyiapin buat lo."

Hyeraa membulatkan matanya, "lho, kok, lo tau?"

"Gue kan tadi sarapan di sini, hehehe." Ujar Sungjae nyengir.

Memang, sudah menjadi hal biasa bagi Sungjae untuk berbaur dengan Hyeraa dan keluarganya. Bahkan Sungjae sudah dianggap anak sendiri oleh almarhum kedua orang tua Hyeraa saat masih hidup.

"Kayanya nyokap gue lupa kalo dia punya anak, dia berangkat pagi-pagi dan gak buatin gue apa-apa." Sungjae menghela nafasnya.

Keluhan Sungjae membuat gadis itu terbahak.

"Kasian banget sih, lo, Jae."

"Seneng banget lo kalo gue menderita." Bibir Sungjae mengerucut, "tumben lo bangun siang, biasanya jam segini udah gak di rumah."

Ya, Sungjae tau weekend adalah jadwalnya Hyeraa kencan dengan Ilhoon. Tapi entah kenapa weekend ini gadis itu masih di rumah.

"Ilhoon lagi di New York. Kemungkinan 3 bulan baru balik sih." Ucap Hyeraa dengan raut wajah muram.

3 bulan? Asik nih, gue bisa bebas ngajakin Hyeraa jalan..

Seutas senyum mengembang di wajah Sungjae.

"Kalo gitu, kita jalan yuk? Gue pengen ngasih liat lo sesuatu."

Mata Hyeraa menyipit, "kemana?"

"Ada deh, yaudah lo sarapan dulu gih. Gue mau kelarin tugas gue dulu." Sungjae kembali ke depan komputer yang masih menyala.

Tidak ada pilihan lain bagi Hyeraa selain menerima ajakan Sungjae. Toh dari pada bosen di rumah.

Hyeraa duduk di meja makan dengan sendok di tangan kanan dan ponselnya di tangan kiri. Ia bahkan tidak menikmati suapan demi suapan yang masuk ke mulutnya. Ia masih saja menatap layar persegi panjang di hadapannya. Berkali-kali ia menghubungi kekasihnya, namun tidak ada jawaban. Wajahnya kembali murung.

IF YOU!! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang