13

151 30 61
                                    

"Lho, mobil kamu yang merah kemana?" Hyeraa bingung karna Ilhoon menjemputnya bukan dengan mobil biasanya.

"Aku beli baru, soalnya yang merah mau di pake sama Mama." Ilhoon meringis.

Hyeraa memutar bola matanya, "ngapain coba beli baru? Kan yang lama masih bagus mobilnya."

"Aku bosen sayang, lagian Mama yang minta. Ya udah aku mah ngikut aja."

——

"Kak Naeun udah pulang dari rumah sakit, bang? Maaf yaa, Hyeraa belom sempet nengokin ke sana." Hyeraa menempelkan ponsel ke telinganya.

Minhyuk dan Naeun sudah pindah ke rumah orang tuanya Naeun dari dua bulan lalu, dikarenakan untuk persiapan kelahiran anak pertama mereka. Jadi mereka pindah agar ibu Naeun bisa ikut membantu mengurus bayi mereka.

"Udah, kemaren. Nggak apa-apa, kamu gimana di rumah? Aman kan? Minta temenin Sungjae kalo kamu takut sendirian."

Terdengar suara Minhyuk dari seberang sana.

"Apaan sih, bang? Hyeraa udah gede, ngapain takut gituan. Weekend ini rencananya Hyeraa mau ke sana sama Ilhoon."

"Ilhoon lagi?"

"Abang, please!"

Minhyuk terdengar menghela nafasnya, "ya udah terserah kamu aja, Raa.. Abang cuma nasehatin kamu, abang cuma nggak mau sakit hati gegara cowok."

***


"Hoonie?"

Jennie mengetuk pintu kamar Ilhoon. Merasa tidak ada jawaban, ia pun membukanya. Tampak sebuah kamar yang cukup besar dengan ranjang dan lemari baju yang cukup mewah mengisi kamar Ilhoon.

Terdengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, menandakan sang empunya kamar sedang berada di dalamnya.

Jennie memutuskan untuk melihat-lihat suasana kamar pria itu. Matanya tertuju pada sebuah bingkai yang terletak di meja kecil sebelah ranjang. Tampak Ilhoon berpose dengan mencium pipi seorang gadis.

"Who she is? Hoonie's girlfriend? Wait! Kayanya aku pernah liat cewek ini?"

Jennie tersentak kala mendengar ponsel Ilhoon berdering.

My Hyeraa 💙 calling...

Jennie meraih ponsel Ilhoon dan menjawab panggilan itu..

"Hallo?"

Kok cewek?

"Hallo?"

Hyeraa urungkan niatnya untuk berbicara dan memilih diam mendengarkan suara perempuan yang ada di seberang ponselnya.

Siapa perempuan ini? Kenapa dia bawa handphone-nya Ilhoon?

"Jennie?"

Terdengar suara Ilhoon..

Jennie?

"Kamu ngapain di kamar aku?" Ilhoon keluar dari kamar mandi mengenakan handuk kimononya.

"Ah Hoonie.."

Hoonie? Di kamar Ilhoon?

Hyeraa semakin penasaran. Ia mendekatkan kembali ponselnya ke telinganya.

"Emmm, tadi aku manggil kamu tapi kamunya nggak ngejawab, yaudah aku masuk aja." Jawab Jennie enteng.

"Terus, ngapain kamu pegang-pegang hapeku?" Ilhoon dengan cepat mengambil ponselnya dari tangan Jennie.

"Oh, itu ada yang nelpon. Who she is? Your girlfriend? Inget yaa, kamu sama aku..."

"Ah banyak omong kamu! Keluar dari kamarku! Cepet!"

Ilhoon mendorong tubuh Jennie keluar dari kamarnya.

"Hoonie, cepet turun ditunggu mommy kamu!!" Suara Jennie hilang di balik pintu.

"Halo? Sayang?" Ucap Ilhoon begitu ia tau Hyeraa masih berada di ujung teleponnya.

"Ah... anu... siapa cewek tadi?" Hyeraa merasa perlu tau tentang itu.

"Oh.. itu.. emm.. adek.. iyaa.. adek aku. Biasalah, jail." jawab Ilhoon sekenanya.

"Adek? Bukannya kamu anak terakhir?" Hyeraa semakin bingung dengan sikap Ilhoon.

"Hah? Eh maksud aku, sepupu.. Iyaa sepupuku. Oh iya, ada apa, sayang? Kangen yaa?" Ilhoon mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Weekend ini kamu sibuk nggak? Temenin aku ke rumah Kak Naeun ya, aku mau nengokin keponakan aku."

"Weekend yaa," Ilhoon mulai memakai baju, "liat nanti yaa, aku akhir-akhir ini banyak kerjaan, beb. Tapi aku usahain bisa nganterin kamu, kalo nggak, nanti aku minta sopir buat nganterin kamu, gimana?"

"Ih apaan sih? Aku maunya sama kamu, bukan sopir kamu! Ya udah kalo kamu nggak bisa, aku bisa pergi sendiri!"

Pip!

Entah kenapa, Hyeraa merasa kecewa dengan Ilhoon. Ia juga merasa, semenjak kepulangan Ilhoon dari New York, pria itu banyak berubah. Sudah tidak seperti yang dulu lagi.

——

"Sayang, aku janji sama kamu, aku bakal ngelakuin apa aja, asal kita tetep kaya gini." Ilhoon memegang erat kedua tangan Hyeraa.

"Janji?"

Ilhoon mengangguk mantab.

"Kalo gitu aku mau, kamu jangan pernah berubah. Tetep jadi Ilhoon yang sekarang, nggak pernah boong, selalu jujur sama aku."

"Siap Tuan Putri!"

———

Ilhoon keluar dari kamar dan turun untuk makan malam bersama Papa dan Mamanya, juga tentu saja bersama Jennie.

"Weekend ini Papa dan Mamanya Jennie mau dateng dari New York. Mereka mau membahas pertunangan kalian berdua." Ucap Nyonya Jung sembari tersenyum menatap Ilhoon dan Jennie bergantian.

"Ma, Pa, apa nggak ada cara lain? Cuma karna demi perusahaan terus Mama sama Papa ngorbanin perasaan Ilhoon?" Ilhoon merasa keberatan dengan rencana orang tuanya.

"Ilhoon, ini demi kebaikan kamu dan perusahaan keluarga kita." Kini Tuan Jung yang berbicara.

"Papa sama Mama tau apa tentang kebaikan Ilhoon? Yang ada di pikiran Papa sama Mama cuma perusahaan, perusahaan dan perusahaan! Papa sama Mama nggak pernah mikirin perasaan Ilhoon!"

Ilhoon menggebrak meja sebelum meninggalkan ketiga orang yang tengah shock dengan kata-kata Ilhoon.

"Hoonie.."

——
#TBC
Duhlah kenapa jadi makin rumit gini 😢😂
Percakapan Hyeraa sama Ilhoon di telepon nggak ada yg bingung kan yaa 😄 hehehe
Aku bikin pandangannya gantian antara Hyeraa smaa Ilhoon 😚
Makasih yang udah nungguin 😘
Jgn lupa komen & vote nya yaa 😚💕

Eros

IF YOU!! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang