6

198 33 40
                                    

Beberapa tahun silam...

Hyeraa berjalan tanpa alas kaki di pinggiran pantai di Pulau Jeju. Menikmati sinar kemerahan matahari senja kala itu. Telapak kakinya merasakan kelembutan pasir pantai. Wajahnya sendu, ia rindu orang tuanya.

"Ma, Pa, lagi ngapain di 'sana'? Hyeraa kangen Mama sama Papa.... Aduh!!"

Tiba-tiba saja ia merasakan sakit di kakinya. Ia melihat cairan berwarna merah keluar dari kulit telapak kakinya.

"Ih apaan sih ini?" Hyeraa menahan perih, "tau gini tadi pake sepatu dah, biar gak kena batu karang."

Hyeraa menatap sekeliling, namun tidak ada siapa-siapa.

"Duh mana nggak ada orang lagi, huh!"

Hyeraa menyesali dirinya yang tidak langsung kembali ke hotel bersama abangnya, malah berkeliaran di pantai malam-malam. Akhirnya ia pun duduk di atas pasir, menatap jauh ke lautan di hadapannya, ia masih malas untuk berjalan ke hotel karna kakinya perih.

"Ngapain di sini sendirian?"

Sebuah suara mengejutkan Hyeraa, membuatnya terpaksa menoleh mencari sang pemilik suara. Walaupun hari mulai gelap, namun cahaya lampu di sekitar pantai sedikit membantunya untuk mengetahui seperti apa orang itu.

Dilihatnya seorang pria tinggi sudah berdiri tepat di belakangnya. Dengan rambut bersemu merah, wajahnya yang tampan masih terlihat walaupun di bawah cahaya temaram. Pria itu hanya memakai celana kolor selutut, kaos oblong tanpa lengan. Tampak tato ada di kanan dan kiri dadanya. Walaupun hanya terlihat sebagian, namun Hyeraa sepertinya bisa menduga bahwa tato pria itu bergambar mawar.

"Hei, Nona! Ngapain di sini sendirian malem-malem gini? Malah ngelamun, kesambet entar. Aku ganteng yaa?" Ledek pria itu.

Hyeraa segera menyadari dan mengalihkan pandangan ke lautan. Menghindari tatapan pria itu dan menyembunyikan wajahnya yang mulai bersemu merah.

Karena merasa diabaikan, akhirnya pria misterius itu duduk di sebelah Hyeraa.

"Nggak baik cewek malem-malem keliaran begini, ntar dikarungin om-om lho." Ucap pria itu dengan tawa yang terkesan meledek gadis di sebelahnya.

"Apaan sih?" Hyeraa mengacuhkan pria itu dan berniat meninggalkannya, "Auhhh..!!!"

Kakinya yang terluka membuatnya terpaksa duduk kembali.

"Lho? Kamu kenapa?" Pria itu menatap ke kaki Hyeraa, "kaki kamu berdarah, biar aku obatin."

Pria misterius itu mencoba membantu Hyeraa berdiri, namun Hyeraa menolaknya.

"Nggak usah, nggak apa-apa kok." Hyeraa bersikeras berdiri namun kakinya semakin sakit.

Pria itu tersenyum, "keras kepala banget sih, Non."

Tanpa seijin sang gadis, pria itu langsung mengangkat tubuh mungil Hyeraa.

"Eh, apa-apaan ini? Jangan kurang ajar kamu, ya?!!" Tentu saja Hyeraa berontak.

Namun cengkraman pria itu membuat Hyeraa tak mampu melawannya.

Pria itu membawa Hyeraa kembali ke hotelnya setelah Hyeraa memberitahunya. Namun ia menurunkan tubuh Hyeraa di kursi lobi hotel. Ia meninggalkan Hyeraa dan entah dari mana ia kembali lagi dengan sebuah kotak P3K di tangannya.

Pria misterius itu mulai mengobati luka yang ada di kaki Hyeraa. Gadis itu mengamati setiap gerak-gerik pria di depannya. Sekilas tersungging senyum di wajahnya.

IF YOU!! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang